05. Uji Coba Senjata Api

360 36 0
                                    

Sore harinya, dengan awan yang cukup cerah dan matahari yang masih menyinari, suasana di istana Mamuju terasa berbeda. Di balik halaman istana yang biasanya sepi dan tenang, kini ramai dengan kerumunan orang. Para pasukan, penempa besi, pejabat, dan tokoh masyarakat berkumpul dengan penuh rasa ingin tahu. Mereka semua menanti untuk menyaksikan senjata baru yang diklaim raja sebagai senjata ajaib, senjata yang akan digunakan untuk melawan pasukan pemberontak.
Tak lama kemudian, Andika bersama Rukka dan Cali keluar dari istana. Mereka menuju ke tengah halaman di mana sebuah meja telah disiapkan. Di atas meja tersebut terhampar kain tenun yang menutupi sebuah benda yang masih menjadi misteri.
Melihat kedatangan sang raja, semua yang hadir menundukkan kepala dan memberi hormat. Andika pun melangkah maju dan memulai pidatonya yang singkat namun penuh makna.
"Terima kasih kepada kalian semua yang telah datang untuk menanti dan menyaksikan senjata baru yang akan di ujicoba hari ini. Kepada para pejabat dan tokoh masyarakat yang hadir di sini, saya ucapkan terima kasih atas kesetiaan kalian. Meskipun banyak suara dari luar yang meragukan nasib kerajaan ini, kehadiran kalian di sini sudah cukup bagi saya untuk melihat kesetiaan kalian dalam mendukung kerajaan ini."
Semua yang hadir, terutama para pejabat dan tokoh masyarakat, saling bertukar pandang. Dengan penuh tekad, mereka serempak mengatakan, "Kami akan tetap setia pada kerajaan ini, apapun yang terjadi dan apapun kondisinya."
Mendengar jawaban tersebut, Andika merasa lega dan senang. Terlepas dari ketulusan mereka, dia yakin bahwa sebentar lagi mereka semua akan merasakan kebahagiaan dan rasa syukur atas kehadiran mereka di sini. Bagi mereka yang menolak hadir, penyesalan akan menggerogoti hati mereka karena mereka telah melewatkan momen bersejarah yaitu presentasi senjata api yang akan mengubah jalannya peperangan.
Tanpa membuang waktu, Andika melangkah maju ke arah meja dan dengan gerakan dramatis, dia menyingkap kain tenun yang menutupi benda di atasnya. Seketika itu, keterkejutan dan decak kagum meledak di seluruh halaman istana. Di hadapan mereka terhampar "Senapan Impian 1", senjata api pertama yang akan diperkenalkan di hadapan publik. Kemegahan dan keindahannya membuat semua orang terpana dan ternganga.
"Senjata ini," Andika mengangkat senapan itu tinggi-tinggi, "akan menjadi senjata pamungkas kerajaan Mamuju untuk melawan pasukan pemberontak! Namanya adalah Senapan Impian 1, dan hari ini saya akan mendemonstrasikannya kepada kalian semua."
Andika mengarahkan pandangannya kepada para pasukan yang berdiri tegap di hadapannya. "Khusus untuk para pasukan," dia berkata dengan tegas, "kalian harus serius menyimak demonstrasi ini. Pelajari dengan seksama bagaimana cara menggunakan senjata ini, karena senjata ini akan menjadi kunci kemenangan kita."
Para pasukan pun dengan penuh semangat memberikan perhatian penuh kepada Andika. Mereka tahu bahwa perang melawan pemberontak bergantung pada senjata ini.
Andika memulai demonstrasinya dengan memasukkan peluru mini ke dalam laras senapan. Dengan gerakan terampil, dia mendorong peluru ke dalam laras menggunakan ramrod, lalu menutup laras dengan penutup bretel. Dia kemudian mengokok senapan dengan gerakan yang mulus dan penuh percaya diri.
Andika mengarahkan senapan ke target yang telah disiapkan, sebuah kayu setinggi manusia yang ditempatkan pada jarak 200 meter. Dia menarik napas dalam-dalam, menyesuaikan sudut senapan, dan fokus menargetkan sasaran.
Dor!
Suara klik logam yang tajam menggema di seluruh halaman istana, diikuti oleh ledakan keras yang menggelegar. Asap mengepul dari laras senapan, dan semua orang terpaku pada target.
Beberapa detik kemudian, peluru senapan impian 1 telah mengenai sasaran dan melubangi kayu setebal satu inci. menembusnya dengan kekuatan yang luar biasa. Meninggalkan sebuah lubang yang menjadi bukti kekuatan dahsyat senapan impian 1.
Para penempa besi yang menyaksikan demonstrasi itu ternganga tak percaya. Senjata yang selama ini mereka tempa dengan susah payah ternyata mampu menghasilkan kekuatan yang luar biasa. Mereka saling bertukar pandang, kagum dan bangga dengan hasil kerja mereka.
Para pejabat dan tokoh masyarakat yang hadir pun tak kalah kagumnya. Senjata ini telah membalikkan pandangan dunia mereka tentang senjata. Senjata ini bukan hanya alat untuk membunuh, tetapi juga akan menjadi simbol kekuatan dan kejayaan kerajaan Mamuju.
Mereka saling memandang dengan penuh rasa syukur dan kebahagiaan. Bersyukur karena telah hadir di sini dan menyaksikan momen bersejarah ini. Bersyukur karena kerajaan Mamuju memiliki senjata yang ampuh untuk melawan pasukan pemberontak.
Dan mereka yang menolak dan berpihak kepada pemberontak pasti akan merasakan penyesalan yang mendalam. Penyesalan karena telah memilih jalan yang salah.
Para pasukan pun takjub dan terpana dengan apa yang mereka lihat. Apakah ini senjata yang akan mereka gunakan untuk melawan pemberontak? Rasa takjub bercampur dengan rasa bangga dan antusiasme membakar semangat mereka.
Mereka yakin bahwa dengan senjata ini, mereka tidak perlu takut pada lawan apapun. Di hadapan kekuatan dahsyat senapan impian 1, musuh pasti akan ketakutan dan tidak berdaya.
Andika tersenyum lebar melihat reaksi semua orang. Dia sangat senang dengan efek dari presentasi senapan impian 1. Ini adalah pencapaian luar biasa baginya, dan dia yakin bahwa senjata ini akan menjadi kunci kemenangan kerajaan Mamuju dalam peperangan.
"Itu saja untuk presentasi hari ini," Andika berkata dengan suara lantang dan penuh semangat. "Kalian harus yakin bahwa kerajaan ini tidak akan mati. Kerajaan ini akan terus ada dan akan menjadi besar di masa depan!"
Kata-katanya disambut dengan sorak-sorai dan tepuk tangan meriah dari semua orang yang hadir. Mereka semua menatap masa depan kerajaan dengan penuh optimisme.

----------------


Di tengah sorak-sorai yang menggema di ibukota Mamuju, di wilayah selatan kerajaan. Di balai kota Majene, Andi, sang pemimpin pasukan pemberontak yang dulunya adalah seorang jenderal, telah berhasil menduduki dan menstabilkan wilayah selatan kerajaan. Rasa bahagia menyelimuti dirinya karena sebentar lagi dia akan menjadi raja baru setelah menaklukkan ibukota. Dia ingin menghindari pertempuran di ibukota dan meminta raja baru untuk turun tahta dengan damai. Namun, raja baru ini ternyata sangat gigih dan pantang menyerah.
Andi terkejut dan kaget mendengar hal itu dari bawahannya. Dia mengenal Andika sebagai pemuda yang penakut dan mudah diintimidasi, terbukti ketika dia pernah gemetar ketakutan saat menatapnya. Ada kemungkinan, setelah kematian ayahnya dalam perang membuat dirinya berubah.
"Baiklah, jika itu yang kau inginkan, aku akan membantumu menyusul ayahmu ke alam baka," jawab Andi dengan nada sombong dan arogan.
Andi melangkah keluar dari balai kota dan memanggil Regi, wakil pemimpin pasukan pemberontak.
"Regi, sampaikan pesanku kepada seluruh pejabat dan tokoh masyarakat untuk merekrut paksa semua pemuda yang memiliki fisik kuat dan sehat untuk menjadi pasukan semi profesional. Aku ingin menaklukkan ibukota dengan kekuatan pasukan yang besar dalam waktu kurang dari sebulan." Perintah Andi dengan penuh keseriusan.
"Baik Yang mulia, saya akan segera melaksanakannya," jawab Regi dengan sigap.
Regi berbalik dan segera menjalankan perintah pemimpinnya. Andi berjalan ke halaman depan balai kota, menatap langit yang mendung. Langit itu bagaikan gambaran bahwa perang yang akan datang tidak terelakkan.

Kebangkitan Kerajaan Besar Nusantara (Hiatus Sementara)Where stories live. Discover now