Chapter 11

337 46 3
                                    

Setelah bell masuk berbunyi Jeremy dan Nazran langsung masuk ke kelas kemudian hanya berdiam di bangku mereka, saat ini kelas mereka sedang jamkos, namun mereka tak berminat untuk melakukan apapun. Mereka masih memikirkan alasan kenapa Sean menjauhi mereka. Mereka sudah terlanjur nyaman berada di sekitar Sean, seakan Sean itu adalah pelengkap bagi mereka.

Terlebih Nazran, sejak malam dimana dia tidur sambil memeluk Sean. Malam-malam selanjutnya menjadi terasa hampa. Merasakan hangatnya tubuh Sean mengingatkan Nazran pada mendiang Ibunya yang telah berpulang ke pangkuan Tuhan. Malam itu adalah malam pertama Nazran dapat tertidur nyenyak dengan nyaman setelah kepergian Ibunya.

Di saat mereka sedang asik melamun. Tiba-tiba suara teriakan cempreng Azora terdengar mengagetkan seluruh kelas termasuk mereka berdua.

Satu kelas yang tau bahwa itu Azora hanya geleng-geleng kepala maklum. Ingin memarahi gadis itu tapi dia yang termuda dan tingkahnya memang seperti itu. Jika tidak ada Azora kelas juga terasa sangat sepi.

"HALLO GUYS... ADA YANG MAU MANGGA GAK?"Teriak Azora setelah masuk selangkah ke dalam kelas.

Terlihat gadis itu memeluk 3 buah mangga berukuran besar yang sudah matang. Dengan senyum lebarnya Azora menghampiri Jeremy dan Nazran lalu meletakkan buah itu di hadapan mereka.

Jeremy dan Nazran yang tadinya sedang galau langsung sumringah. Senyum lebar langsung terpatri di bibir mereka.

"Wah, Lo dapat dari mana nih mangga? Gede banget."Tanya Nazran sembari mengukur mangga itu.

"Dari pak satpam. Tadi gue liat pak satpam makan mangga sama pak Dito guru olahraga kelas sebelah. Karna gue ke pengen juga, jadi gue minta sama mereka. Di kasih dong guenya, di kasih 3 lagi yang besar-besar."Jawab Azora dengan riang.

"Dasar bocah."Batin keduanya.

"Terus kenapa gak pake wadah bawanya? Baju Lo jadi kotor itu."Omel Jeremy.

"Pak satpam gak punya, jadi gue peluk aja biar gak jatoh."Ucap Azora.

Jeremy dan Nazran hanya menggelengkan kepala. Ada-ada saja tingkah ajaib Azora. Tapi itu juga yang membuat suasana kelas jadi lebih berwarna.

Jeremy dan Nazran yang kebetulan memiliki cutter langsung saja mengupas buah mangga itu lalu memotongnya jadi bagian-bagian kecil kemudian meletakkannya di sebuah wadah plastik tempat bekal salah satu murid di kelas mereka yang telah di cuci.

Jeremy, Nazran, Azora dan teman kelas mereka akhirnya duduk di lantai sembari menikmati buah mangga yang Azora bawa.

"Manis banget, gak sia-sia Lo gak tau malu minta sama pak satpam."Celetuk Nessa salah satu teman sekelas Azora.

"Iya dong, Azora gitu loh."Ucap Azora dengan bangga.

"Lain kali minta lagi, tapi jangan 3 biji doang. Sekalian minta 10 biji biar banyak."Saran Jeremy yang dengan polosnya di angguki Azora.

"Oke."Ucap Azora dengan tangannya membentuk oke.

"Ajak kita juga buat bantu bawain biar bisa bawa banyak."Ucap Nazran tidak tau malu.

"Emang pak satpam masih punya mangga?"Tanya Reza ketua kelas mereka.

"Gak tau. Tapi kalo udah gak ada, kan ada mangga belakang sekolah. Mangga di sana juga manis kok. Bahkan ada jambu air juga."Jawab Azora santai.

"Kok Lo tau? Bukannya kita di larang ke sana ya?"Tanya Reza memicing curiga.

"Tau lah, kan kalo gue bolos, gue ke sana."Jawab Azora santai tanpa beban. Azora tuh definisi orang yang kayak gak punya beban fikiran, cuman emosinya aja yang setipis tisu dibelah tujuh di rendam di air.

FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang