Chapter 9

377 49 1
                                    

   Malam harinya di rumah Sean. Dika dan Rafi kembali menginap. Untuk para keponakan Hendri, mereka tak jadi datang. Mereka bersama Livia dan Hendri menyusul Haris dan Cilla ke rumah nenek atas permintaan nenek. Hendri dan Livia tadi telah menawarkan untuk ikut, namun Sean menolak dengan alasan bahwa Dika dan Rafi akan menginap.

   Saat ini Sean, Dika dan Rafi sedang bermain TOD. Sedari tadi yang kena selalu Dika. Karena tak mau menjawab pertanyaan, Dika memilih melakukan semua tantangan yang membuatnya kelelahan sendiri.

"Kalo kali ini masih gue, udah kita berhenti aja mainnya."Ucap Dika kesal.

   Dika kemudian memutar botol di tengah-tengah mereka. Lama berputar akhirnya pelan-pelan ujung botol itu berhenti mengarah ke Rafi.

"YES, akhirnya bukan gue lagi. Truth or dare?"Sorak Dika senang.

"Truth."Ucap Rafi memilih pertanyaan. Ingin melakukan tantangan tapi mager.

"Lo suka sama Olivia kan? Harus jujur gak boleh bohong."Tanya Dika langsung dengan semangat.

"Iya."Jawab Rafi malu-malu. Bahkan wajah Rafi saat ini sudah memerah sampai ke leher.

"Hm, bener kan dugaan gue... Pantes kalo si Oliv yang nyuruh selalu di lakuin tanpa protes. Di seret ma Oliv pun gak protes kau."Ucap Dika.

"Emang kenapa kalo gue suka sama Oliv. Suka juga Lo?"Tanya Rafi jengkel.

"Ih mana ada gue suka, nyeremin gitu. Apalagi tatapannya. Yang perlu di pertanyakan tuh, bisa-bisanya Lo suka ma dia."Sangkal Dika sembari bergidik ngeri.

"Mulut Lo nyeremin. Lo pikir Oliv hantu apa. Terserah gue dong suka ma siapa. Dah dah lanjut."Ucap Rafi dengan menatap Julid Dika.

   Sean yang melihat itu terkekeh kecil. Sean juga tak menyangka Rafi suka menyukai Olivia karna interaksi mereka yang terbilang sedikit.

   Rafi kemudian memutar botol di tengah mereka. Perlahan-lahan botol itu berhenti menghadap Sean. Rafi dan Dika langsung saja ber tos ria.

"Ehem... Truth or dare?"Tanya Rafi.

"Truth."Sesuai dugaan Rafi dan Dika, Sean pasti memilih truth.

"Lo masih suka sama cewek payung?"Tanya Rafi penasaran.

"Masih."Jawab Sean tanpa ragu.

"Namanya sape sih? Gue lupa... Padahal udah gue tanyain sama temen sekelasnya. Tuh cewek gak ada sosmed anjay jadi nyari identitasnya susah."Ucap Dika.

"Emang dia kelas berapa?"Tanya Rafi.

"Kelas 12 Bahasa kalo gak salah.

   Cewek payung adalah sebutan untuk perempuan yang di sukai oleh Sean karna Sean tak tau namanya.

Flashback....

   Sean yang masih berumur 10 tahun dan  baru naik kelas 5 SD. Melihat semua teman sekelasnya di temani oleh orang tua mereka masing-masing untuk menerima Raport.

   Sean yang tau jika kedua orang tuanya takkan datang memutuskan untuk keluar kelas. Sean memeluk Raportnya yang telah ia terima duluan dengan erat. Lalu berjalan keluar gerbang menuju sebuah taman di dekat toko es krim.

   Cukup lama Sean terduduk di sana, memandangi orang-orang yang berlalu lalang bersama anak mereka sepulang dari menerima Raport.

   Lalu tak lama hujan turun membuat semua orang yang ada di taman berlari mencari tempat bernaung kecuali Sean. Sean hanya memasukkan Raport nya ke dalam tas kemudian diam tak beranjak dari sana.

   Sean memandangi langit yang telah menurunkan hujan semakin deras. Seiring air mata Sean yang mengalir. Dahulu jika Sean kehujanan seperti ini, kedua orang tuanya akan sangat khawatir. Mamahnya akan mengomel sepanjang hari serta papahnya yang sibuk menanyakan keadaannya dan akan membawanya ke dokter.

FATEWhere stories live. Discover now