Aku membuka pintu kamar dan sangat terkejut ketika aku mendapati seorang wanita disana, dia berdiri mnghadap dinding kaca yang menghadap ke arah utara menunjukkan pamandangan kota yang begitu menakjubkan. Dia tinggi, ramping, dan aku tersadar bahwa aku mengenal postur tubuh ini. Pakaian mahal yang melekat ditubuhnya menunjukkan betapa berkelasnya dia, aku tidak akan kaget jika pakaian yang dia pakai ini bernilai jutaan dolar karena pakaian itu benar-benar terlihat sempurna padanya.

"Selamat datang kembali Ashley" dia bersuara ketika dia menyadari kehadiranku di balakangnya, perlahan lahan dia berbalik untuk melihatku, gayanya begitu berkelas dan anggun.

"Melisa Blackstone" aku menyapanya, dengan cengkeraman di daun pintu yang belum kulepas. Dia berjalan dengan luwes ke arahku, akhirnya aku menemukan kesadaran yang cukup untuk melepaskan daun pintu yang sedari tadi kucengkeram sampai buku-buku jariku memutih.

"Bukankah ini kejutan yang menyenangkan?" dia berkata sambil semakin mendekat ke arahku, aku memasang senyuman padanya.

"Aku tidak merasa menerobos apartemen dianggap sebagai kejutan yang menyenangkan Mrs Blackstone"

"Kau beruntung aku masih punya sedikit kesabaran untuk menghadapimu malam ini, mengingat apa yang telah kau lakukan belakangan ini" aku tahu dia akan menyinggung tentang hal ini padaku.

"Kau mengingat hal itu Ashley, hari disaat kau melarikan diri. Sean begitu kacau, dia meninggalkan semuanya hanya untuk mencarimu, bahkan dia juga meninggalkan jabatannya, aku tahu jika ide Sean untuk melepaskan jabatannya adalah mustahil, jadi aku membereskannya" dia tertawa sejenak lalu wajahnya kembali serius.

"Tidak ada tempat untukmu melarikan diri Ashley, tanam hal itu dalam otakmu baik-baik"

"Aku tau itu" aku menghembuskan nafas dengan berat.

"Kau tau itu tapi kau tetap melarikan diri?, kuberitahu kau sesuatu Ashley..." dia melangkahkan kakinya hingga semakin mendekatiku, aku merasa begitu kecil ketika aku melihatnya, kesempurnaannya begitu mendominasinya, semua yang melihatnya pasti akan berpikir betapa sempurna dirinya, dia tidak akan membiarkan orang lain mengatakan sebaliknya. Tidak akan pernah.

"Kau tidak akan bisa bermain-main dengan keluarga Blackstone!, jika kukatakan kau akan membusuk bersama keluarga ini maka kau akan melakukan itu, tidak ada jalan bagimu untuk kembali"

"Bahkan setelah Sean tidak menginginkanku?" aku memberanikan diriku meyela perkataannya, alisnya terangkat ketika dia mendengar apa yang baru saja kukatakan padanya.

"Aku yakin alasanmu mempertahankanku disini hanya karena Sean, apakah jika suatu saat nanti jika Sean tidak mengingankanku kau akan melepaskanku?" aku kembali bertanya padanya, aku melihat sedikit kebimbangan dimatanya tapi itu tidak berlangsung lama karena tatapannya kembali mengarah padaku.

"Sean tidak akan mungkin meninggalkanmu kecuali kau sendiri yang membuatnya meninggalkanmu, apa rencana yang ada dalam kepalamu itu Ashley?" katanya sambil menerawang menatapku, aku tidak bisa mencegah keringat dingin yang mengalir menuruni leherku ketika mata itu menghujamku dengan tatapan tajam yang memuakkan. Aku tidak menjawab kata-katanya, aku hanya diam mematung dihadapannya hingga aku melihat seulas senyuman berbahaya itu darinya, dia meraih daguku dan mencengkeramnya dengan jemarinya yang indah itu.

"Aku bisa menjanjikan hal kecil lainnya untukmu Ashley, jika kau mencoba untuk melakukan sesuatu yang membuatku tidak senang, maka aku akan menghabisimu, dengan tanganku sendiri. kau tau aku tidak pernah main-main dengan kata-kataku" Melisa memaksakan seulas senyuman untukku lalu bergerak mundur.

"Bahkan jika pernikahan adalah yang dia inginkan?" mulutku kembali terbuka, aku bahkan tidak bisa mencegahnya barang sedetikpun. Seulas senyuman kembali diperlihatkannya untukku. Dia meraih tasnya yang dia letakkan di sofa lalu menatapku lagi.

"Ya Ashley, bahkan jika pernikahan yang dia inginkan" aku tersenyum sinis mendengar jawabannya, itu mustahil.

"Apa yang bisa kau ambil dariku Mrs Blackstone yang terhormat?, kau tidak bisa mengambil alih apapun dariku, aku hanyalah gelandangan" aku berkata meski hatiku terluka saat aku mengatakannya. Sungguh, sebenarnya ini bukan apa yang aku inginkan.

"Kau melupakan bahwa kau memiliki darah Maxwell dalam dirimu?, jangan lupakan itu Ashley... karena bisa saja suatu saat nanti itu akan menyelamatkanmu, well... kita tahu jika pewaris Maxwell Company ternyata sama sekali tidak memiliki darah Maxwell" kata-kata Melisa seakan membuatku tersambar petir, aku terbelalak menatapnya sedangkan dia hanya menatapku dengan tenang dan penuh pengendalian diri, persetan dengan pengendalian dirinya yang begitu sempurna itu. Bagaimana dia tahu akan hal itu.

"Kau kira kau bisa membodohiku begitu saja?, kau pikir masalah tentang keluargamu akan lenyap begitu kau melarikan diri?, kau adalah orang yang cerdas Ashley, tidak kusangka kau akan melakukan tindakan konyol ini hanya untuk melindungi seseorang yang merebut tempatmu di keluarga Maxwell" aku tersentak dan merasa sangat bodoh ketika Melisa mengatakan hal itu padaku, aku merasa begitu tidak pantas.

"Aku hanya melakukan apa yang menurutku benar, sejak awal itu bukanlah tempatku dan mungkin tidak akan pernah menjadi tempatku, aku sudah menerimanya"

"Kuberitahu kau sesuatu Ashley, kau akan menerima apa yang pantas kau terima dan yang seharusnya kau terima, kau adalah seorang Maxwell, dan akan kupastikan kau menjadi pewaris mereka!"

"Tidak!"

"Kau terlalu baik, kau tau itu Ashley, jadi akan kuberikan kau ambisi lagi untuk bertahan"

"Kau akan menghancurkan semua orang jika kau melakukannya Melisa, jangan lakukan hal itu" aku berusaha meyakinkannya untuk tidak melakukannya.

"Hanya satu yang akan hancur karena hal ini Ashley, dan dia adalah Liam Maxwell"

"Tidak Melisa!, dia tidak boleh hancur, jika ini terjadi maka aku tidak akan bisa memaafkan diriku sendiri" aku berujar lagi.

"Kita harus mengambil sebelum kita kalah dan kita harus mengambil alih sebelum kita diambil alih, begitulah peraturannya Ashley, selamat datang di dunia keserakahan"Kata-katanya masih menggema dalam pikiranku bahkan setelah dia pergi dari sini. Melisa mengajarkanku segalanya dia mengajarkanku untuk lebih menggunakan otakku dibandingkan dengan perasaanku. Dia mengajarkan bahwa seorang wanita harus mengambil alih kendali atas apapun dalam hidupnya. Aku tahu dia bukan orang yang baik tapi selama ini dia sudah menjadi ibuku dalam segala hal, dia adalah orang terdekatku sejak Sean dikirim ke Inggris. Meskipun aku selalu gemetar ketika dia mengatakan ancamannya padaku, aku tahu jika jauh dalam hatinya dia menyayangiku seperti aku menyayanginya. Butuh enam tahun buatku untuk mengakui hal ini, tapi aku tidak pernah menyesal mengenalnya, dia adalah wanita yang hebat, tegar dan tangguh. Dia dilahirkan dalam keluarga multi billionaire tapi dia bukan gadis manja yang hanya bisa menghabiskan uang keluarganya. Dia adalah seorang yang luar biasa, dan aku tahu bahwa apapun yang dia lakukan padaku, dia tidak akan membiarkanku terjatuh, tidak akan pernah.

Kalau mau up-date malem ini, komentar yang banyak yaa

Forever MineWhere stories live. Discover now