Isi Pikiran Giri

2 0 0
                                    

1 Mei 2024

Hari ini adalah salah satu dari hari-hari yang sulit. Rasanya seperti ada badai yang menghantui pikiran dan perasaanku sepanjang hari ini. Sudah sejak pagi, kegugupan merayap perlahan ke dalam diriku, seperti ada sesuatu yang ingin kukatakan, tapi aku tidak tahu bagaimana caranya.

Ketika aku bertemu Sena di kafe, suasana terasa canggung. Mungkin itu hanya perasaanku, tapi sepertinya Sena juga merasakannya. Tatapannya begitu hancur, seolah-olah 10 tahun itu kembali ke titik awal. Aku mencoba tersenyum, berusaha menyembunyikan kegugupan yang merayap di dalam diriku.

Kata-kata yang keluar dari mulut Sena membuat hatiku terasa berat. Dia begitu terbuka, begitu jujur tentang perasaannya. Aku merasa tertekan, menyesal, dan juga bingung. Apa yang harus kulakukan? Apakah aku harus terus berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja?

Ada kalimat-kalimat dari Sena yang membuatku terdiam, berpikir keras tentang apa yang harus kulakukan selanjutnya. Kadang-kadang, aku merasa bahwa aku harus memutuskan hubungan ini. Meskipun tak pernah kukatakan secara langsung, tapi kata-kataku mungkin sudah memberi petunjuk bahwa itu adalah pilihan yang ingin kupertimbangkan.

Tapi kemudian, aku juga merasa takut. Takut dengan apa yang akan terjadi setelahnya. Takut akan kehilangan semua kenangan indah yang telah kita bagi bersama. Dan yang lebih membuatku takut adalah ketakutan akan menyakiti Sena.

Sena memohon agar kita bertemu lebih sering, mencoba memperbaiki semua masalah yang ada di antara kita. Aku merasa terjepit di antara keinginan untuk memberinya kesempatan, namun juga kebingungan akan apa yang sebenarnya kuinginkan.

Saat aku pamit untuk pulang, aku bisa merasakan perasaan campur aduk di dalam diriku. Ada kerinduan untuk pulang, tapi juga ada keraguan akan keputusan yang harus kukemukakan.

Apakah aku benar-benar siap untuk mengakhiri semuanya.....?

Benang Merah : We Used to Love Each OtherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang