Ima

343 4 0
                                    

Sore itu, menjelang latihan rebana, Ima bersiap di kamarku. Ia berganti pakaian dengan seragam baru grup itu di depan meja riasku.

Kulihat dadanya memang bagus dengan bra berwarna putih yang ia kenakan. Lebih besar dan bulat dari punyaku.

Menggemaskan! Pasti Kak Setya senang sekali jika bisa mendapatkannya!

"Makin besar dadamu, Ma!" godaku meliriknya.

"Punyamu juga!" jawabnya buru-buru memakai seragam.

"Besar punyamu mbok!" balasku mendekat dan meremas dadanya dari belakang, "Hi hi!"

"Aahh!" pekiknya kaget dan berbalik untuk meremas dadaku.

"Ima, ih!" tegurku kesal dan menjauh.

"Kamu yang mulai!" jawabnya kembali bercermin dan menata rambutnya di meja rias.

Kulihat sahabatku itu makin cantik saja saat bercermin. Pantas Kak Setya mendambakannya!

Tak kusangka teman masa kecilku ini tengah mekar dengan indah. Mengundang hasrat lelaki untuk memetiknya.

"Di sekolahmu ada yang ganteng nggak, Ma?" tanyaku terus memperhatikannya.

"Nggak!"

"Masa?!"

"Ada sih. He he!"

"Ada yang kamu suka?"

"Hmm, ada sih sebenarnya. Dari kelas dua. He he!"

"Siapa namanya?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Siapa namanya?"

"Mas Hasan!"

"Oh, sama Rizki ganteng mana? Ha ha!"

Rizki adalah lelaki yang pernah kami sukai di SD dulu. Ketua regu pramuka lelaki.

"Ah, ganteng ini, Put!"

"Ya udah, tembak aja mbok!"

"Ih, Putri! Masih kecil! Belum mau pacaran!"

"Masa mbok?!"

"Iya, emang kamu udah punya pacar?!"

"Hmm, belum!"

"Sana mbok, pacaran! Jangan suruh aku!"

"Hmmhh!" balasku kesal meremas kembali dadanya dari belakang.

"Putri, awwh!"

"Mahasiswa tuh, ganteng-ganteng, Put!" ujarnya kemudian.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Bukit Bunga CintaWhere stories live. Discover now