Chapter 20

36 5 0
                                    

Setelah kejadian kemarin, Toby, Andrew, dan Tom tidak membicarakan tentang bagaimana mereka bertemu satu sama lain dalam figur yang berbeda. Hari demi hari hingga terhitung minggu, satu minggu, dua minggu, sampai satu bulan. Satu bulan telah berlalu, satu bulan juga tiga Spider Men muncul di dunia, meski banyak orang yang sadar, tidak ada perubahan signifikan dengan bagaimana reaksi penduduk dunia dengan hal ini. Selama satu bulan, ketiganya jarang sekali bertemu lagi bersamaan disebabkan kesibukan pribadi dibalik kostum itu.

Selain menjalani hari-hari sebagai diri mereka sendiri, baik Toby, Andrew juga Tom, mereka mulai terbiasa memiliki kehidupan lain selain sebagai orang normal; kehidupan sebagai superhero. Perhatian publik memang tertarik dengan adanya tiga orang dengan kekuatan super, tapi tidak cukup untuk media meliput dan itu adalah hal yang terbaik untuk mereka tidak berada di bawah sorot lampu. Identitas mereka sebagai superhero hanya mereka simpan sendiri, memang bukan rahasia umum untuk mengetahui ada tiga Spider Men karena mereka sendiri sudah melihat ketiga Spider Men tersebut.

Toby yang pernah sekali menyelamatkan salah satu rekan kerjanya -yang beruntung tidak mengenalinya dari kedua matanya- di akhir pekan, ia pun tidak berekspektasi untuk bertemu dengan wanita itu sebagai figur yang berbeda, berharap suaranya tidak dikenali sekalipun petugas kantoran ini memalsukan suaranya. Dan tidak ada pertanyaan dari wanita itu pertanda ia masih selamat, terlihat dari wajahnya yang syok, Toby tidak membiarkan rekan kerjanya kesempatan bertanya. Esok harinya, sebagai pegawai, ia diceritakan oleh wanita yang sama yang ia selamatkan bagaimana dirinya diselamatkan oleh orang baik dengan pakaian yang tidak biasa; Toby hanya mendengarkan karena bingung harus bagaimana ia menanggapi.

Setelah itu, Spider Man yang paling tua ini, tidak henti-hentinya mendengar tidak satu ataupun dua, bahkan lebih, cerita di divisinya tentang si Spider Man ini, ya walaupun Spider Man yang disebutnya tidak hanya dirinya. Mendengar hal itu, Toby senang dengan reaksi positif yang dilontarkan, ia hanya perlu berlatih untuk tidak membongkar kartu meski terlihat dan terdengar sulit jika orang-orang yang berada diposisinya ingin dan bisa saja untuk mengatakan bahwa merekalah sang Spider Man.

Kalau Andrew, anak kedua itu tidak banyak reaksi demi menutupi siapa dirinya, sejak menjadi Spider Man, ia lebih sering... berekspresi. Beberapa teman kelasnya menyadari jika Andrew mulai berinteraksi lebih sering dengan mereka, bukan hal yang buruk hanya tiba-tiba saja. Apalagi ketika mereka membahas Spider Man yang salah satu dari mereka bertemu, Andrew mendengar cerita bagaimana salah satu dari teman kelasnya bertemu Spider Man yang membantunya mengembalikan dompetnya yang baru saja dicopet, bagaimana dengan respons orang dibalik kostum itu yang ramah.

Andrew juga menanggapi tentang topik tersebut, entah berapa lama ia mengobrol ketimbang membahas tentang proyek untuk tugas bulan depan. Dan ini tidak sekali terjadi, meski Andrew bukan sebagai lawan bicara, tidak sedikit di kampusnya yang membicarakan Spider Man. Bukan bermaksud untuk menguping, tapi dengan suara sebesar itu Andrew memang bisa mendengar dengan jelas jika sekumpulan pelajar sedang membahas Spider Man. Salah satunya yang membicarakan tentang bagaimana kerennya superhero baru ini yang menolongnya saat dihadang preman, cerita itu terdengar seperti sesuatu yang dipamerkan. Andrew bereaksi dengan tersenyum senang.

Dari ketiga Spider Men yang sudah muncul di publik, Tom yang paling... berbeda. Not in a bad way, hanya saja baginya menjadi (salah satu) sosok dibalik kostum Spider Man benar-benar menyenangkan baginya makanya sering baginya yang hampir selalu menggunakan suara aslinya yang memekik. Ia tidak pernah merasakan betapa memuaskannya semua keuntungan yang dimiliki sebagai (salah satu) Spider Man di kota tempat ia tinggal. Ia tak perlu lelah menaiki tangga, tak perlu menunggu lift yang penuh dengan orang; Tom sering melakukannya di Compound tanpa terlihat oleh satu orang pun atau tanpa terekam oleh kamera pengawas, tak perlu menyewa helikopter mahal untuk keliling kota, begitu pun Tom yang tidak perlu panik jika ia telat berangkat karena hanya berayun sebentar ia sudah bisa sampai di sekolah.

Three ParkersWhere stories live. Discover now