Chapter 10

84 12 0
                                    

Flashback

Orang-orang panik setelah satu bom meledak, semua tidak terkecuali menyelamatkan diri, keluar dari gedung sana dibantu oleh para petugas, dan berharap bantuan secepatnya datang menolong yang terjebak. Meski sibuk menyelamatkan diri, para pengunjung berterima kasih atas penyelamatan oleh para anggota Avengers. Beruntung mereka datang cepat sebelum reruntuhan gedung memakan banyak korban, degan resiko kekuatan super masing-masing tidak akan menjamin menyelamatkan seluruh orang; mobil ambulan yang datang tidak berhenti sampai petugas bisa memastikan tidak ada lagi yang terjebak di sana.

Kejadian ini berlangsung dengan adanya Ultron, serangannya sampai ke sini, dan membuat Iron Man menetap untuk membereskan kekacauan di sana. Meski sang jenius bisa saja kembali bersama para anggota lainnya namun ia tetap membantu, kekacauan ini tidak bisa dibiarkan saja. Semua petugas kembali, membantu yang membutuhkan pertolongan bersama petugas medis, tidak semua korban selamat tanpa luka sedikit pun. Mobil ambulan harus pergi dan kembali untuk membawa para korban untuk mendapatkan pertolongan pertama.

Meninggalkan Tony Stark di dalam armor suitnya membereskan sebisanya sebelum harus dilanjut esok pagi; pertarungan dengan Ultron tidak hanya menghabiskan tenaganya saja, gerak-geraknya mulai melambat, memastikan bahwa ia tidak meninggalkan seseorang atau dua di dalam reruntuhan—

"Hey, kid, you alright? Talk to me if you can hear me."

Sang jenius terkejut begitu mendapatkan dirinya melakukan kesalahan untuk membiarkan seorang anak kecil terjebak direruntuhan gedung, beruntung kepalanya tidak terlihat dan sudah dipastikan tidak terluka oleh armor suitnya. Namun tidak terlihat tanda-tanda anak itu akan bangun, dan Tony tidak perlu menunggu jawaban keluar dari mulut anak itu untuk membantunya keluar dan langsung membawanya mendapatkan pertolongan pertama.

Tony membawa anak itu ke rumah sakit; membiarkan beberapa arrmor suit miliknya yang menggantikannya di sana, sayang rumah sakit terdekat sudah penuh, bahkan rasanya sulit untuk berbicara dengan satu orang suster yang benar-benar sibuk. Semua yang bekerja di sana sibuk, berlarian dari ujung ke ujung, membawa obat, berlarian bersama sang dokter untuk pasien mereka. Dan Tony tidak bisa membiarkan anak dipelukannya begitu saja, pilihan lain yang dibuat olehnya ialah membawanya ke Compound. Tidak terlihat hidup namun memang baru saja digunakan. Sudah banyak pekerja di sana, Tony membayar untuk mendapatkan lab dan tempat kerja sendiri; tempat privasinya yang hanya beberapa orang yang memiliki akses ke dalam sana. Meski harus diakui juga semua sisi di gedung memang dibangun dengan uang dari sang jenius. Mulai dari tempat latihan, dapur yang sudah lengkap, ruangan untuk masing-masing siapapun yang akan berakhir di sini dan yang tidak kalah penting, ruang untuk mereka yang perlu perawatan.

Tony memanggil petugas medis, apapun yang diperlukan untuk anak itu kembali sadar dan sehat buat bidangnya, ia membiarkan anak itu dibawa untuk ditolong sebelum dirinya harus sendiri memanggil ahli bedah saraf yang ia tahu; terkenal dengan dibidangnya, setelah petugas medis mengatakan anak itu perlu mendapatkan operasi terhadap cedera yang dialaminya.

Tony memutuskan mendatangkan sang dokter, bagaimanapun si dokter pasti sibuk untuk mengangkat telepon darinya; meskipun itu akan memakan waktu sendiri untuk menemukan nomor telepon sang dokter. Tanpa basa-basi Tony meminta bantuan dari si dokter untuk segera datang ke Compound demi anak itu. Dengan beberapa percakapan yang tidak perlu dibahas lebih lanjut, dokter tersebut setuju untuk ke sana.

Memang hanya sebuah acara biasa waktu mekanik itu bertemu dengan si dokter, hanya sebuah nama, pekerjaan dan tidak ada yang lebih dari sebuah percakapan layaknya orang berbisnis. Tony tidak tahu jika ia akan bertemu lagi dengannya, beruntung mengenal dokter yang ahli dan terkenal dalam bidang ini, karena dirinya akan mengakui dengan mudah jika memang berbincang dengan si dokter seakan dirinya berbincang dengan dirinya sendiri, menatap dirinya yang berada di depan cermin.

Three ParkersWhere stories live. Discover now