Ini Chapter 45

42 1 0
                                    

Saat itu pukul sepuluh pagi ketika Ajeng tengah bersantai di ruang keluarga setelah menyelesaikan pekerjaan rumah tangga yang sangat menguras tenaganya.

Dulu, biasanya di saat seperti ini, Ajeng akan tenggelam bermain sosial media. Namun akhir-akhir ini Ajeng sudah jarang melakukannya semenjak dia sadar bahwa dari hari ke hari apa yang muncul di beranda sosial medianya hanya membuat dirinya insecure. Entah itu karena melihat teman sebayanya yang membagikan kegiatannya di kampus, atau mungkin melihat orang-orang dengan barang-barang mahal yang bagi Ajeng mustahil untuk ia miliki. Sosial media membuat Ajeng lelah dan menyesali hidupnya, itulah mengapa Ajeng memilih untuk menguranginya.

Kini, apa yang paling sering Ajeng lakukan adalah membaca novel fiksi romansa yang menyampaikan kisah cinta penuh intrik berakhir bahagia. Walaupun hanya fiksi, Ajeng jujur saja merasa sangat senang setiap kali membaca novel fiksi karena dengan membaca dia merasa dapat melarikan diri dari kenyataan dunia dan masuk ke  dalam dunia fiksi yang mengasyikkan.

Ajeng sedang tenggelam dalam bacaannya ketika bel rumah berbunyi. Ajeng menutup novel di tangannya dan meletakkannya di atas meja lalu segera menuju pintu utama untuk melihat siapakah sekiranya orang yang datang bertamu di pagi menjelang siang hari itu.

Ternyata orang itu adalah tukang paket yang mengantarkan pesanan Alan. Ajeng menerima bingkisan paket tersebut sambil tersenyum ramah. "Oh iya … paket ini sudah dibayar kan?"

"Sudah."

Ajeng mengangguk dan sudah siap menutup pintu karena berpikir tukang paket itu akan segera pergi dari hadapannya. Akan tetapi senyuman Ajeng luntur karena menyadari pengantar paket yang kurus dan memiliki mata cekung itu berdiri diam cukup lama sambil memandanginya seolah ada sesuatu hal yang salah di wajah Ajeng. Ajeng keheranan dan berakhir dengan bertanya pada si pengantar paket, "Ada apa ya mas? Ada hal lain yang mas mau katakan?"

Siapa tahu, siapapun yang mengirimkan paket untuk Alan ini ingin menyampaikan pesan, tapi mas pengantar paket ini malu untuk mengatakannya, Ajeng berusaha berpikiran positif walaupun raut wajah si mas pengantar paket dengan jelas membantah pikiran positif Ajeng tersebut.

"Gak ada apa-apa. Gue cuma gak nyangka aja Alan ternyata beneran udah punya bini. Udah hamil lagi." Setelah mengatakan hal itu, mas pengantar paket beranjak pergi dari hadapan Ajeng, meninggalkan perempuan itu bersama dengan keterkejutannya.

Jadi, si pengantar paket itu kenal dengan Alan? Dan Alan pernah menceritakan kepada si pengantar paket itu tentang dirinya? Namun mengapa Ajeng merasa sangat asing dengannya?

Ajeng yakin Alan tidak pernah bercerita tentang seorang teman dengan ciri-ciri fisik sesuai dengan si pengantar paket tadi. Dan karena hal ini,Ajeng jadi sadar bahwa dia memang hanya tahu sedikit tahu jika itu berkaitan dengan teman-teman Alan.

Karena yang mengantar paket adalah teman Alan, Ajeng jadi penasaran isi paket tersebut dan tanpa pikir panjang, langsung membuka paket itu di ruang keluarga. Bentuk paket yang segiempat dan tidak terlalu besar dan tanpa keterangan tentang isinya tersebut membuat Ajeng menebak-nebak. Mungkin kotak itu berisi jam tangan, atau sabun batangan, atau mungkin shampo.

Nyatanya, tidak satupun tebakan Ajeng yang benar. Yang ada malah Ajeng bingung dengan isi paket tersebut yang sebenarnya karena sebelum ini belum pernah Ajeng melihat benda seperti itu.

"Ini apa sih?"

Ajeng mengangkat kantong plastik bening kecil yang di dalamnya terdapat berbutir-butir benda bulat kecil yang mirip dengan garam itu, tapi dari baunya Ajeng yakin benda satu itu bukan garam. Ajeng berpikir keras, akan tetapi dia tidak menemukan jawaban dari pertanyaan tentang nama dari benda bulat kecil itu kecuali satu hal yang mana sangat Ajeng sangkal kebenarannya namun memiliki persentase kebenaran paling besar dan tentu saja membuat Ajeng takut.

>>>
To be continued....
Next chapter lebih panjang ya, chapter ini pemanasan dulu.

Kamu bilang, kamu cinta sama akuحيث تعيش القصص. اكتشف الآن