Alih-alih melanjutkan kalimat, La Lula mengganti topik bahasan.

“Kenapa, A'Ian?”

“Saya amaze, Bu,” papar Radhyan, retina hijaunya mengedar, menyapu ruangan La Lula. Tak satupun luput dari pemantuan dirinya. “Kondisi ruang BK begini, ya, Bubu?”

Katanya, Radhyan terpukau—tetapi poker face yang ia gurat di wajah sekarang; tidaklah menampilkan tanda-tanda ia tengah tertarik.

La Lula terkikik. “A'Ian, enggak pernah masuk BK?”

Nope, saya ketemu guru BK pas guru masuk kelas, aja,” terang Radhyan, menjelaskan; selama remaja, ia hanya bertemu guru BK di kelas, entah karena ada razia dadakan, atau pembagian kertas yang mesti siswa isi. “Enggak ke ruang BK.”

“Ih! Sayang banget—” La Lula mengerjap. “Aku ..., pas SMA sering keluar-masuk BK. Gegara bolos, lah, ketahuan tidur di kelas, terus banyak bikin ulah.”

Kening Radhyan bertaut. “Bubu?” tanyanya.

Artikulasi si bapak titan terdengar tidak yakin, baik gesture-nya pun turut meragukan. Tak terbersit di benak Radhyan, tampang seperti La Lula, menjadi siswi buronan guru BK.

“Ih, beneran tau, A'! Malahan, aku hampir enggak lulus, hampir di drop-out. Tapi, daddyku bermohon, karena kasian liat daddy, aku tobat,” ungkap La Lula.

“Kamu berhenti nakal, Bu?”

“Aku tobat, enggak tidur di kelas, enggak bolos dan enggak macem-macem, A'Ian.”

Glad to hear that,” kata Radhyan.

“Em—dan ..., enggak dateng ke sekolah. Aku tidur di kamar, macam-macamnya di kamar.”

Astagfirullah.”

Radhyan refleks ber-istighfar, ia shock berat. Mana si lawan bicara tertawa lebar. Ekstrim sekali, calon ibu dari anak-anaknya kelak.

“Kalau A'Ian gimana di sekolah? Aku tebak, deh— siswa teladan yang selalu tepat waktu, berprestasi, suka ikut cerdas-cermat, pendiem. Siswa idaman guru, siswa kesayangan—”

Sudut bibir Radhyan terangkat, meskipun senyum pria itu teramat tipis—bagi La Lula, pemandangan yang ia saksikan agak langka.

“Bener?”

Radhyan meraih sticky note bermotif beruang di meja La Lula. Ia menulis angka 100 yang dilingkari, lantas menempelkan secarik kertas barusan di dahi sang calon istri.

Adegannya mirip scene artis menempel kertas jimat di jidat vampire.

Lho?” La Lula mencabut sticky note. “Seratus? Ah! Aku bener—yeeeyy!” Ia menjeda. “First time aku dikasih nilai seratus, makasih, Bapak Radhyan.”

Radhyan menukik alis. Ia mengambil sticky notes di tangan La Lula. Menambahkan tanda mines pada angka—merevisi ulang nilai tadi. Lalu, menempel kembali sticky notes tersebut, kedua kalinya di pipi sang lawan bicara.

“A'Ian, A'Ian,” tuturnya, menekan kosa-kata. Seolah, menerangkan kesalahan yang diperbuat La Lula, hingga ia memutuskan mengubah nilai yang ia beri. “A'Ian.”

“Enggak seru, masa mines, sih, A'Ian~?” Intonasi La Lula mendayu, “Ngambekan.”

La Lula menulis huruf di lembar sticky notes. Si mungil juga mau memberi 'nilai' kepada Radhyan.

Radhyan yang berdiri, mencoba melihat sesuatu yang ditulis La Lula. Tertera huruf B mines.

Berniat menaruh sticky notes di pipi, sayangnya— tinggi badan La Lula tidak sampai. Ia lumayan kesulitan—alhasil ia menempel sticky notes ke dagu si bapak titan.

“B mines, intelektualnya oke—tapi attitude-nya ..., masih perlu bimbingan khusus,” pungkas La Lula.

“Seenggaknya, bukan C, Bu,” balas Radhyan.

“Iya, aku baik—enggak tega sama kamu, A'.”

La Lula mengulurkan tangan, hendak mencomot kertas sticky notes di wajah Radhyan. Karena, ia ingin mengajak pria itu berkeliling di lingkungan sekolah.

Namun ..., respons yang ia saksikan membuat La Lula mematung.

Radhyan bergerak mundur secepat kilat, menjauh dari La Lula, bahkan punggungnya menuburuk dinding. Kelopak mata si pria terpejam erat, serta ia berpaling ke samping—jangan lupakan lengan kanan yang menyilang melindungi dirinya.

Radhyan nampak defensif untuk hal sederhana yang dilakukan La Lula.

“A'Ian?”

Radhyan menurunkan tangan, deru napasnya tak beraturan—retinanya mengedar acak; ia tidak fokus memandang satu objek; ketika manik mereka bertaut satu sama lain, sesuatu tak kasat mata bak tengah mencekik leher sang pria.

Ratusan komen + ratusan vote buat next!

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Ratusan komen + ratusan vote buat next!

Buna usahakan rajin up kalau komennya ramee, tapi kalau nggak, Buna bakal up seminggu 3 kali, yaps!

Spam emot subakkk di sini🍉🍉🍉

Marriage On RulesOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz