Birthday present?

3 1 0
                                    

Malam. Akhirnya acara 'mendadak' itu selesai, semua peserta telah pulang ke rumah masing².

Aku menaiki tangga dengan kedua tangan penuh dengan kado² dari teman ibu dan ayah.
Azriel dan Azriena, si tuyul kembar super rusuh pembawa malapetaka itu mungkin menjadi sedikit berguna untuk sekarang, mereka dengan sukarela membantu kakaknya membawakan sisa kado yang belum ku pindahkan ke kamar.

"ayo kak buka" celoteh Azriena.
Azriel hanya tersenyum dan duduk manis diatas karpet kamarku yang kini 3/4 nya dipenuhi oleh kado.
Aku mengangguk pelan, malas menanggapi Azriena yang sekarang menatap ku dengan mata yang berbinar², mungkin ia berharap ada sesuatu yang aku tak sukai, agar ia bisa ambil.

Kado demi kado, buku, alat journal, kosmetik, benda² imut yang sebenarnya tidak berguna, bahkan baju, dan...

Boneka?!
Oh ayolah, ini bukan daya tarikku sekarang, dab lihatlah, kini Azriena menatap benda itu dengan pupil mata membesar dan senyum lebar.

Buk!
"ambillah, buatmu saja"
Ada rasa tak bersalah ketika melemparkan boneka itu yang tepat mendarat di wajah Azriena, kini ekspresinya membelalak.

"yay!" Azriena kegirangan, Azriel hanya menatap kembarannya yang kini berjingkrak² diatas karpet.
"buatku gak ada, kak?" tanya Azriel dengan tatapan penuh harapan.

Aku terkekeh.
"gak. Gak ada yang memberikan benda² yang kamu suka. Sekarang kalian berdua pergilah" aku mendorong punggung mereka, berharap 2 tuyul itu segera enyah dari ruangan ini.

"oke oke kak, jangan dorong ihh" geram Azriena, celotehannya masih terdengan begitu pintu ditutup, sepertinya ia kesal sekali diusir dari ruangan yang jarang ia kunjungi itu.

Aku menghela nafas, menatap sekitar.
Waktunya bersih².

Bungkus kado yang berserakkan, pita hiasan dan plastik dibuang ke tempat sampah.
Dan benda² pemberian ini akan segera di tata sesuai tempat seharusnya berada.

Tersisa satu benda. Benda ini berbeda.
Tidak seperti buku yang diberikan 5 orang, alat kosmetik yang diberikan 3 orang atau lainnya, benda ini adalah satu²nya yang berbeda.

Tas selempang indah.
Berbentuk persegi panjang dengan warna putih tulang dan hiasan manik² bagai batu permata yang dipoles, ditata hingga membentuk suatu formasi lingkaran yang mengelilingi satu objek.
Sebuah manik² besar berbentuk bintang bersisi enam. Indah sekali.

Jika besok ayah mengajakku jalan², maka aku akan menggunakannya.

Tok! tok! tok!
"KAKAAAK!"

Aku berdecak kesal, aku tahu itu Azriena, apa lagi yang ia inginkan dari ruangan ini.

Aku meraih pintu, sensor pintu membuka pintu otomatis.
Terlihat sosok Azriena yang menggenggam handphone lama milikku, hadiah dari ayah 2 tahun lalu ketika aku memenangkan suatu perlombaan puisi berantai.

"pinjam ya kak" Azriena memelas.
"pakai saja" aku berbalik badan, pintu tertutup otomatis.
Terdengar teriakan 'terima kasih kakak!' dari balik pintu.

Aku tersenyum.
Kutatap jam hologran diatas meja belajar, sudah pukul setengah 9 malam.

Waktunya naik keatas kasur dan scrolling media sosial :)

The Truth of AnsylliansWhere stories live. Discover now