Chap 35 - Zayyan Bertemu Sing Kembali?

Mulai dari awal
                                    

"Ck! Kau ini bagaimana sih, Leo. Kan sudah dikasih tau oleh polisi bahwa Sing malam itu sedang mabuk berat," Dohyun menegur Leo.

"Iya, Dohyun Hyung benar. Malam itu aku mabuk berat, sehingga tak sanggup untuk melawan mereka. Aku memang payah," Sing malah menyalahkan dirinya sendiri.

"Nak, kenapa kau harus minum-minum sampai mabuk segala, sih? Kau dicampakkan ya sama si Bona itu?" Tanya Ny. Zo.

"Eh??" Sing malah melongo mendengar pertanyaan sang Ibu.

Sementara Leo menelan ludah, karena ia tahu siapa yang sebenarnya telah membuat Sing patah hati.

"Bu-Bukan, Bu. Bukan Bona," bantah Sing.

"Kalau bukan Bona, lalu siapa dong?" Tanya Ny. Zo.

"Bukan siapa-siapa kok, Bu. Maaf Bu, aku tak ingin membahasnya," ucap Sing yang tak mungkin menyebut nama Zayyan, karena tak ingin Zayyan kena masalah oleh keluarganya.

"Baiklah, kalau kau tak ingin membahas masalah percintaanmu, tidak apa-apa. Tapi setidaknya lain kali jangan mabuk-mabukan seperti itu lagi ya, Nak. Sekarang kau lihat kan akibatnya, gara-gara kau mabuk, kau jadi tidak bisa melawan orang-orang yang hendak menjahatimu."

"Iya, Bu. Maafkan aku, sudah membuatmu khawatir," jawab Sing.

"Sing, apakah mereka merampokmu juga? Apakah dompet dan ponselmu diambil oleh mereka?" Tanya Tn. Zo.

"Tidak, Yah. Saat aku tersadar di kediaman dr. Hyunjin, ponsel, dompet, dan bahkan kunci mobilku pun sudah di simpan oleh dr. Hyunjin di atas meja nakas."

"Jadi mereka tidak merampokmu?" Tanya Dohyun.

"Enggak, Hyung."

Lantas Tn. Zo dan Dohyun pun saling bertatapan penuh arti, seolah memikirkan hal yang sama saat ini.

"Ini aneh, bukan?" Ucap Dohyun.

"Ya, ini sangat aneh. Kalau bukan untuk merampok, lalu untuk apa mereka menghajarmu?" Ucap Tn. Zo.

"Kurasa ini semua sudah direncanakan, Yah. Pasti ada yang menyuruh para preman itu untuk menghajar Sing malam itu," ucap Dohyun.

"Ya, aku setuju dengan pendapatmu, Dohyun! Kurasa juga begitu!" Timpal Tn. Zo.

Mendengar pendapat Ayahnya dan juga Dohyun, kini Sing jadi ikut memikirkannya.

"Sing, apa kau punya musuh?" Tanya Dohyun.

Sing mencoba mengingat-ngingat. "Sepertinya sih tidak, Hyung," jawabnya kemudian.

"Kau yakin tidak punya musuh?" Tanya Dohyun lagi.

Sing menggeleng.

"Mungkin ada yang tidak suka denganmu, Nak. Dan orang itulah yang mungkin sudah merencanakan semua ini padamu," ucap Tn. Zo.

Sementara Ny. Zo, Leo, dan juga dr. Hyunjin hanya diam menyimak pembicaraan tersebut, sambil ikut berpikir juga.

"Tapi...siapa yang tidak suka padaku ya, Yah?" Sing malah bertanya, karena dirinya sendiri pun bingung.

"Ya sudah, Nak. Tak usah kau pikirkan. Sekarang kau fokuslah pada kesembuhanmu dulu. Masalah siapa dalang di balik semua ini, biar nanti Ayah dan polisi yang akan cari tahu," ucap Tn. Zo menenangkan putranya sambil mengusap puncak kepalanya dengan lembut.

"Iya, Yah. Terimakasih," walau merasakan sakit di sekujur tubuhnya, namun Sing selalu berusaha menunjukkan senyumnya di hadapan keluarganya, dengan maksud agar keluarganya tak terlalu mengkhawatirkannya.

Sing bahkan menyeka sisa-sisa air mata di pipi sang Ibu menggunakan ibu jarinya.

"Ibu, jangan menangis lagi ya, kan aku sudah ada di sini sekarang. Aku baik-baik saja kok, Bu. Jadi Ibu jangan sedih lagi ya, Bu," Sing menghibur Ibunya.

Sweet Friend (Xodiac SingZay)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang