38. dongeng

70 5 0
                                    

"haruskah aku memanggil sunoo kemari?" Tanya Eunji

"Loh? Dia kemana? Bukankah ia bersama kalian?" Tanya heeseung

"Ia izin kepadaku untuk pulang kedunianya, baru tadi pagi"

"Baiklah.. sayang.."

"Iya?"

"Aku bangga dengan anak kita" ujar heeseung

"Ia benar-benar mirip denganmu.." ujar Eunji tersenyum

"Andai saja aku masih bersamamu" ujar heeseung menatap mata Eunji dengan sendu

"Sepertinya.. eunhee mewarisi dirimu heeseung.."

"Hei.. ia juga mewarisimu.. ia sangat pintar sepertimu.."

"Apakah tidak ada cara lain untuk membuatmu kembali?" Ujar Eunji menyenderkan kepalanya dibahu heeseung

Heeseung hanya menghembuskan nafasnya. Ia benar-benar ingin hidup senyaman mungkin

"Sayang.. apakah kau ingat dengan village?" Eunji mengangguk

"Ehhh! Iya! Dia tidak pernah kelihatan.. dia kemana saja?!" Tanya Eunji yang baru ingat

"Hmmm.. mungkin generasi pertama akan punah dengan sendirinya.. lalu pemimpin baru akan datang.."

"Bagaimana kehidupan diduniamu sekarang sayang? Indah?" Tanya Eunji yang menahan isaknya

"Ya.. sangat indah.. ada yang lebih indah dari telaga disana.." ujar heeseung

"Apa itu?"

"Aku bertemu dengan keluargaku.."

"Apakah kau bertemu dengan ibu dan ayahku?" Tanya Eunji dan heeseung mengangguk

"Kau sangat persis dengan ibumu, sangat cantik.." ujar heeseung, heeseung tidak merasa jika Eunji menangis, tetapi ia mengerti jika Eunji meneteskan air matanya

"Jangan bersedih cantik.. teruslah berharap, aku yakin harapan itu akan menjadi yang terbaik untukmu.."

"Kau satu satunya orang yang aku percayakan.. tetapi siapa lagi yang akan menggantikanmu heeseung.. hikss"

"Sudah.. aku ada kapanpun kau dan eunhee membutuhkanku.."

"Heeseung aku ingin kau kembali.." ujar Eunji memeluk erat heeseung sambil menangis

"Sayang.." panggil heeseung dan Eunji tetap menangis dipelukannya

Kini waktu meminjam tubuh sudah habis, heeseung tidak ingin anaknya kehilangan nyawa hanya gara-gara dia, jadi ia memutuskan untuk memisahkan diri dan eunhee melihat ibunya yang menangis dipelukannya

"Amma.." menatap mata Eunji yang sembab

"Eunhee bersama eomma.. appa jugaa" Eunji tersenyum

"Iya sayang.."





























Malam harinya eunhee masih belum tidur, ia melihat gelang peninggalan appanya. Benar-benar indah menurutnya

"Ini sangat cantik.." ujar eunhee meraba-raba gelang itu

"Kau akan memakainya?" Tanya heeseung kepada anaknya itu dan sontak eunhee terkejut karna appanya yg tiba-tiba menagetkannya

"K-kenapa appa? T-tidak boleh kah?" Takut eunhee

"Hahaha tidak sayang, kau boleh memakainya.. tetapi kau harus mengerti gelang itu bukanlah gelang aksesoris" ujar heeseung dan eunhee binggung

"Apa?"

"Hmm.. sebentar aku lupa mantranya" ujar heeseung mengingat-ingat. Bahkan eunhee setia menunggu appanya.

"Appa.. mungkin kau mengganti mantranya?" Tanya eunhee

"Aishhh ck, tidak.." ujar heeseung yang masih mengingat ingat

"Mungkin..." Eunhee mencoba mantranya, dan tidak berhasil

"Appa.. benar kah yang aku ucapkan?" Tanya eunhee dan heeseung mengangguk

"Bagaimana kau bisa tau?" Tanya heeseung

"Tidak tau.. aku mengerti sendiri.. tapi ini tidak bekerja.." ujar eunhee

"Ada apa dengan gelang itu.." heeseung berfikir dan ia ingat, gelang itu adalah pemberian dari devil

"Hmm.. sayang, jika kau tidak menyukainya taruh saja.." ujar heeseung dan tiba-tiba eunhee merasa bingung

"Apa? Mengapa? Appa tidak menyukainya?" Tanya eunhee

"Bukan begitu sayang.. ini adalah pemberian dari.."

"Siapa appa?"

"Devil.."

"Lalu.."

"Mungkin kekuatan itu sudah hilang.."

"Hmm, baiklah tidak masalah.. aku akan tetap memakainya appa.." ujar eunhee dan heeseung tersenyum

"Appa.." heeseung menoleh

"Mengapa teman-teman sekelas ku membenciku.." ujar eunhee

"Karna mereka munafik kepadamu.. dan mungkin iri denganmu, karna kau pintar" ujar heeseung

"Bahkan katika kau diajak minum bir dengan teman-teman mu. kau menolaknya.. itulah yang membuat mereka benci kepadamu"

"Sudah cukup diam saja.. tidak perlu membuat masalah terlebih dahulu, tetapi jika kau diganggu, hancurkan dia" ujar heeseung dan eunhee mengangguk paham

"Baiklah appa.. aku ingin appa bercerita" ujar eunhee

"Tentang?"

"Masalalu appa" ujar eunhee

"Baiklah, setelah itu kau tidur" ujar heeseung merebahkan anaknya sambil menyelimutinya, lalu ia duduk disebelah eunhee

"Hmm.. dulu sejak pertama kali bertemu dengan amma kamu.."

"Aishh appa.. apa tidak ada cerita lain selain bertemu dengan amma? Aku sudah mengetahui ituu.." ujar eunhee

"Dari mana kau bisa tau?" Tanya heeseung

"Aku tidak tau.. tiba-tiba tau sendiri..." Ujar Eunhee

"Baiklah, apakah kau tau tentang dunia vampire?" Tanya heeseung

"Emmm tidak terlalu.. baiklah" heeseung menceritakan pengalamannya ketika ia didunia vampir

Beberapa menit sudah berlalu heeseung masih menceritakan semuanya pengalamannya hingga ia tersadar jika eunhee sudah tidur dengan nyenyak

"Mimpi indah sayang.." ujar heeseung lalu melihat gelangnya

"Apakah sudah terwujud? Tapi mengapa harapanku tidak terwujud?" Binggung heeseung

"Aku perlu menanyakannya" heeseung pergi kedunianya sekarang, ia menanya-nanyakan mungkin kepada orang tuanya atau pemimpin setelah generasi pertama























Eunji membuka pintu kamar eunhee, ternyata ia sudah tidur, ia menghampiri eunhee yang tertidur sambil mengelus-elus Surai lembut eunhee

"Tidurmu nyenyak sekali sayang.. mimpi indah.." ujar Eunji tersenyum lalu mematikan lampunya dan menutup pintu kamar eunhee










































































my vampire ; Lee HeeseungWhere stories live. Discover now