12 - His Other Side

313 49 5
                                    

Author POV

Darren mengelus rambut Eva dengan penuh sayang sambil menyuapi Eva bubur yang diberikan oleh suster, nyatanya dia tak akan bisa membenci Eva ataupun Gavin meskipun papanya begitu membedakan mereka. Nyatanya jika dibandingkan, Gavin, Eva, dan Fara memperlakukannya lebih baik dari Papa dan Mamanya.

"Kakak tidur disini kan? aku mau tidur sama kakak." kata Eva pada Darren.

"Iya, nanti kakak tidur disini. Kamu minum obat dulu." sahut Darren selembut mungkin.

"Gak mau, pahit. Aku gak mau minum obat."

"Kalo nggak minum obat nanti susternya marahin kakak, nanti gak dibolehin nginep disini." sahut Darren.

"Susternya gak boleh marahin kakak."

"Makanya kamu mau minum obatnya ya? pahitnya sebentar aja, kan Eva pinter. Nanti kalo udah sembuh kakak kasi hadiah buat Eva."

"Beneran? hadiah apa?"

"Eva maunya apa?"

"Mau main sama kakak, sama kak Gavin juga." sahut Eva.

Darren melirik ke arah Gavin, merasa sedikit canggung.

"Yaudah, nanti kita main. Tapi sekarang minum obatnya dulu." kata Darren dan akhirnya Eva mau minum obatnya.

Daniel yang melihat itu sedikit heran bagaimana bisa Eva begitu menyayangi Darren dan hanya mau makan dan minum obat bersama Darren?

Setelah Eva minum obat Darren langsung memintanya untuk tidur sambil tetap mengelus rambut Eva karena Eva suka jika Darren sudah melakukannya, tapi Eva terlihat tidak nyaman dalam tidurnya. Belum ada 10 menit Eva tertidur dia sudah terbangun dan menangis hingga Darren harus menenangkannya.

Itu terjadi berkali-kali hingga Eva meminta agar Darren menggendongnya seolah mencari kenyamanan padahal disana ada Daniel dan juga Gavin.

"Eva mau sama kak Gavin aja gak digendongnya?" tawar Gavin karena dia tahu kalau Darren sedang sakit dan pasti akan semakin sakit jika harus menggendong Eva.

Tapi Eva tetap mau bersama Darren, mungkin karena dia begitu merindukan Darren atau mungkin karena Eva bisa merasakan kalau Darren menyayanginya. Bahkan Eva menolak untuk bersama dengan Daniel.

"Darren, kamu gendong Eva sebentar. Sampai dia tidur." kata Daniel. Nada suaranya bahkan begitu berbeda, sangat berbeda. Seolah dia adalah seorang bawahan yang harus selalu berkata 'iya' pada setiap perintah atasan.

"It hurts." sahut Darren.

"Gendong sebentar gak akan bikin kamu mati. Adik kamu lagi sakit, dia gak bisa tidur nyenyak, trus gimana caranya dia bisa sembuh. Liat! emang kamu gak kasihan?" kata Daniel sedikit berbisik namun penuh penekanan.

"Pa, itu keterlaluan. Papa gak seharusnya bicara begitu." kata Gavin.

"Ini urusan papa sama Darren, Gavin." sahut Daniel, lembut.

"Yaudah Eva, sini sama kakak dulu. Tapi harus tidur ya?" kata Darren sambil menggendong Eva yang sudah cukup berat. Darren sedikit meringis karena demi apapun perutnya terasa sangat sakit.

"Jangan dipaksain Ren." kata Gavin.

"It's ok."

Darren akhirnya menggendong Eva dan membiarkan Eva tertidur di bahunya sementara Gavin memastikan infusnya tidak terlilit dan berjalan dengan baik.

"Papa gak bisa lama-lama disini ya Vin, soalnya papa harus ketemu client. Nanti kalau sempet papa kesini lagi." kata Daniel pada Gavin.

"Iya pa." sahut Gavin, sedikit merasa tidak enak pada Darren yang seolah tak dianggap disana.

Lost Stars | Watanabe HarutoWhere stories live. Discover now