6 - He's Kind, but They're Not

311 39 6
                                    

Author POV

Darren sudah bersiap untuk berangkat ke kampus, namun saat melewati ruang tengah dia melihat Gavin yang sedang mengutak-atik laptopnya dengan wajah yang panik, terlihat jelas dengan dia yang menekan tombol laptopnya sembarangan dengan acak.

"Kenapa vin?" tanya Darren, tadinya dia ingin langsung pergi darisana tanpa memperdulikan Gavin, dia harus menjaga jarak. Tapi Darren sedikit tidak tega melihat Gavin seperti itu, bagaimanapun selama ini walaupun Darren selalu ketus tapi Gavin tetap memperhatikannya.

"Oh ren, ini laptop gue mati, padahal mau gue pake buat nanti presentasi."

"Emang filenya di laptop?"

"Enggak, untungnya masih ada di flashdisk. Tapi kan gue perlu laptop nanti."

"Pake punya gue aja." kata Darren, detik selanjutnya dia mengutuk dirinya karena mengeluarkan tawaran itu. Kenapa dia harus menawarkan laptopnya? ini juga bukan urusannya.

Gavin melihat Darren, merasa sedikit terkejut dengan tawaran yang Darren berikan. Biasanya Darren tak akan repot-repot untuk ikut campur, tapi kali ini dia malah menawarkan.

"Boleh Ren?"

"Ya. Ada di mobil, kalau mau lo ambil sekarang sama gue."

"Iya mau." kata Gavin dengan semangat. Jarang-jarang Darren seperti ini padanya.

Gavin lalu mengikuti langkah Darren dengan senyum tipis di wajahnya, semoga setelah ini Darren mulai membuka diri padanya.

"Nih." kata Darren sambil memberikan tas laptop pada Gavin.

"Pake seperlunya aja. Jangan buka macem-macem." kata Darren.

"Iya. Thanks ya ren."

"Hmm." kata Darren lalu berangkat ke kampus meninggalkan Gavin yang masih diam disana.

Gavin tersenyum melihat laptop Darren yang ada di tangannya, ini adalah lampu hijau pertama yang dia dapatkan dari Darren, biasanya Darren tak akan repot-repot untuk peduli. Ini semakin meyakinkan Gavin kalau Darren itu baik. Darren orang baik.

-

Gavin mulai menggunakan laptop Darren, dia bukannya ingin melihat macam-macam lagian dia sudah berjanji untuk tidak membuka atau mengotak-atik file milik Darren. Tapi ini adalah kesempatan untuk bisa tahu hal tentang Darren yang selama ini ingin dia tahu, yang mungkin bisa membantunya.

Gavin mulai membuka file Darren, foldernya tertata dengan rapi. Ada file untuk tugas, materi, dan catatan lainnya yang disusun dengan baik oleh Darren, ini bertentangan dengan apa yang Gavin fikirkan, dia kira Darren bukan orang yang akan repot-repot untuk mengatur filenya sebab Darren punya jadwal yang begitu padat hingga Gavin fikir Darren lebih baik menggunakan waktunya untuk istirahat daripada menyusun file seperti ini. Tapi Gavin salah, bahkan untuk hal seperti ini Darren itu sempurna.

Gavin lalu melihat ada file dengan nama Darren Gian, lalu dia membuka filenya. Ada banyak file dan folder disana tapi yang paling menarik perhatian adalah ada folder lain dengan judul IT, Gavin lalu membukanya dan melihat kalau disana ada materi-materi tentang pelajaran komputer dan coding yang tidak dia mengerti. Gavin baru tahu kalau Darren juga belajar tentang komputer, tapi seingatnya ayahnya juga tidak pernah mengatakan apa-apa tentang hal ini, apa ayahnya tidak tahu? tapi mana mungkin? Atau memang dia yang kebetulan tidak pernah mendengar ayahnya membahas ini?

Gavin menutup file Darren, merasa bersalah karena malah membuka-buka file Darren, tapi setidaknya ada satu hal baru yang dia tahu tentang Darren.

-

Sepulang dari kampus Gavin datang ke studio Darren, karena yang dia tahu hari ini Darren akan pulang ke studio bukan ke rumah. Gavin tahu dimana alamat studio Darren karena sebelumnya dia pernah datang untuk membawakan titipan yang diberikan oleh ayahnya.

Lost Stars | Watanabe HarutoWhere stories live. Discover now