maaf...

324 29 5
                                    

Mereka berkumpul bersama diruang tengah, mereka berbicara satu sama lain, para uke sedang berbicara dengan tenang karena anak mereka ada ditangan suaminya sendiri

Kita ke para seme dulu ya, Jeno, Mark dan guanlin sedang berbicara pasal rencana mereka selanjutnya yaitu tentang Chenle dan Ji-Sung

"jisung ke nya frustasi banget deh" ucap guanlin sambil memegang tubuh bayinya agar tidak terjatuh, Mark menatap kearah Jeno

"tetapi chenle Belum siap Ji-Sung tau tentang ini" ucap Mark dengan lirih , mereka hanya menghela nafas panjang, mereka bertiga hanya pasrah

Ini semua juga ide istrinya itu, jadi terserah mereka, mereka yang ngatur dan juga chenle belum siap Ji-Sung tahu hal ini

Sedang 3 para uke tu, mereka berbicara dengan muka serius, mereka menatap satu sama lain dengan serius. "njun, Ji-Sung udah mulai meminum obat penenang sekarang, setelah 5 tahun yang lalu berhenti" ujar jaemin membuat renjun dan haechan menghela nafas berat

"lo udah buang?" ujar renjun, jaemin mengangguk kepala dengan pelan, dengan suara lirih jaemin menjawab

"gw udah buang dan bakar obat itu" jawab jaemin, renjun menghela nafas lega, tetapi ia juga bingung kenapa ini semua agak ribet ya padahal ia sudah merencanakan dengan baik baik

CEKLEK

Mata mereka menatap kearah pintu ternyata Ji-Sung yang membuat pintu, Ji-Sung pun berjalan kearah jaemin membuat mereka bertanya-tanya

"hyung ada tukang antar makanan diluar" jaemin mengangguk kepala pelan, Ji-Sung pun berjalan kearah kamar yang ada dilantai 1, jaemin pun mengambil makanan diluar, setelah itu kembali kearah ruang tengah

"ni makanan gw pesen makanan buat Lo pada, gw mau anterin ni makan buat Ji-Sung ya" sebelum jaemin kekamar Ji-Sung dia ke dapur terlebih dahulu, dia akan menaruh makanan di piring lalu berjalan kearah kamar Ji-Sung

Sesampainya didepan kamar Ji-Sung, dia mengetok 3 kali dan memanggil nama jisung namun tidak dijawab oleh Ji-Sung

"ji?? Kau didalam??" ucap jaemin yang sedikit khawatir, apa adiknya itu tidur??. Jaemin pun membuka pintu kamar Ji-Sung namun tidak bisa karena di kunci dari dalam oleh Ji-Sung

"ji??? Buka ji!!"

TOK!

TOK!

TOK!!

"JENO!!! JENO!! TOLONGIN JI-SUNG!!!" teriak jaemin membuat mereka yang berada dibawah langsung terkejut mendengar teriakkan jaemin, mereka pun berlari kearah kamar Ji-Sung

"ada apa sayang??" ucap Jeno yang sedikit khawatir, jaemin menangis lalu berkata

"tolongin jisung plis, dobrak pintu nya Jen" Jeno pun menghampiri jaemin, jaemin sedikit mundur, Jeno pun mendobrak pintu kamar Ji-Sung sampai 3 kali, dan akhirnya bisa dibuka oleh Jeno

"JISUNG!!?"

•••••••••

PRANG!

"astaga?!" pemuda itu terkejut karena tidak ada angin atau hujan tiba-tiba ada benda jatuh disamping nya

Pemuda itu ada Zhong chenle, dia sedang diatas kamar sedang membaca komik namun ia dikagetkan oleh suara benda jatuh, dan ternyata bingkai foto yang jatuh

Chenle pun mengambil bingkai foto itu, kaca bingkai nya pecah dan itu hanya dibagian foto masa kecil jisung, ia mengerutkan keningnya kenapa hanya foto jisung yang pecah harusnya bagian dirinya juga dong, kenapa ini tidak???

"ada apa sebenarnya ini, ko perasaan ku ga enak" gumam nya, perasaannya mengarah ke jisung

"aku harus menelpon haechan!" chenle pun mengambil handphonenya itu dan menelpon kontak haechan, setelah menunggu akhirnya diangkat juga oleh haechan

"halo dimana kau?"

"chenle mending Lo kesini cepetan!!, jisung tadi mencoba bunuh diri!!"

"apa?!! Ko bisa si?!!!"

"dia meminum obat dan obatnya dosisnya tinggi, mending Lo kesini, gw di rumah sakit *** "

"okeyy gw segera kesana"

••••••••

"nana?? Gimana keadaan jisung??" jaemin memeluk tubuh Chenle, chenle kesini sambil air mata membasahi pipinya ítu

"ga tahu, dia sedang diperiksa" jaemin melepaskan pelukannya itu lalu menyuruh chenle untuk bertenang dn duduk sambil menunggu sang dokter keluar

Mereka berdoa agar jisung diselamatkan, pokoknya pikiran mereka tercampur aduk pokoknya, dan setelah ditunggu akhirnya sang dokter keluar dari ruangan

"keluarga pasien??"

"kami dok, gimana keadaan adik saya??" ucap Mark, sang dokter menghela nafas berat membuat mereka was was

"untung saja Kalian menyelamatkan nyawa pasien, pasien sempat Kritis namun sekarang... pasien koma" ucapan sang dokter membuat mereka terdiam membisu, chenle? Dia seperti tidak ada harapan dimatanya

"kalau gitu saya permisi, kalian boleh lihat pasien tetapi jangan berisik" sang dokter berjalan meninggalkan mereka, chenle berjalan masuk kedalam

Ia melihat jisung terbaring lemas dibankar ditambah alat oksigen di mulut jisung, chenle berjalan menghampiri jisung dengan tatapan kosong

Chenle memegang tangan jisung. "maaf maafin aku" air mata mulai membasahi pipinya Chenle

"ini semua salah ku maaf..."

••••••••


























• ENEMY•

ENEMY | JICHEN Where stories live. Discover now