selamat tinggal = the end

543 30 5
                                    

Ji-Sung datang kembali kerumah sakit kali ini ia membawa bunga tulip yang disukai oleh Chenle, dia berjalan sambil tersenyum, ntah hatinya senang tapi sisi lain ada rasa gelisah

Ji-Sung berjalan ke lorong lorong sepi, kamar inap chenle sangat jauh dan butuh waktu sekitar 5/10 menit untuk sampai keruangan Chenle

Sepanjang jalan menuju kamar inap chenle, yang tadinya ada rasa senang tiba-tiba menjadi rasa gelisah yang tak ia bayangkan, hatinya seperti menyuruh untuk cepat cepat datang ke kamar inap chenle

Dia bukan hanya membawa bunga tulip, dia juga membawa bunga mawar hitam kesukaan chenle juga, dan dia membawa bunga mawar matahari, padahal chenle bilang kepada nya membeli bunga tulip saja tetapi jisung membeli bunga begitu banyak

Sesampainya didepan kamar inap, dia melihat jaemin, haechan renjun dan juga mamahnya Chenle menangis dan itu membuat nya kebingungan

"mah? Ada apa?? Kenapa kalian menangis??" mereka hanya diam tak berkutik, dia langsung melihat kearah dalam dia melihat 2 suster menutupi seseorang pakai selimut

Ji-Sung langsung berjalan kearah suster tersebut lalu ia bertanya "ini siapa sus? Ko ditutup?" sang suster hanya diam saja, Ji-Sung langsung membuka selimut itu pelan pelan

Jantung berasa terhenti karena melihat seseorang yang ditutupi selimut oleh suster adalah chenle, Ji-Sung terkejut bukan main, air mata langsung membasahi pipinya itu

"chenle..."

Ji-Sung menggeleng kepala dengan pelan, dia tak percaya dengan semua ini, ia tidak percaya sahabatnya dan sekaligus orang yang ia cintai akan pergi meninggalkan nya selamanya

"cleo?? Bangun Cleo!! Bangun!!!" jisung terus memanggil nama panggilan chenle berkali kali namun chenle tidak kunjung membukakan matanya

"engga!! Engga!! Cleo aku mohon bangun!! jangan tinggalkan aku Cleo" Ji-Sung terus mengguncang tubuh Chenle dengan pelan dan menepuk pipi chenle dengan pelan harap chenle nya itu bangun

"aku mohon Cleo bangun jangan tinggalkan aku..." jisung memeluk tubuh Chenle yang sudah tidak bernyawa itu, Ji-Sung menangis sejadi-jadinya karena dia terlambat mengasih bunga tulip yang chenle mau dan terlambat menghabiskan waktu bersama Chenle

"jisung yang sabar" ucap sang mamah Chenle dengan lirih, dia juga ikut sedih atas meninggalnya anaknya itu, tetapi Ji-Sung lebih terluka dibandingkan dirinya

"hiks hikss mahh ga mungkin kan chenle meninggal dunia??? Chenle pasti lagi tidur mah, chenle aku mohon bangun" sang mamah memeluk tubuh Ji-Sung dengan erat, Ji-Sung menumpahkan air mata dipeluk lan sang mamah nya Chenle

"chenle sudah tenang jisung, dia udah ga sakit lagi ji, biarkan dia tenang jisung" Ji-Sung hanya menangis, jaemin menenangkan renjun yang sudah menangis dari tadi

"kamu jangan ikut ketempat abu nya chenle ya, mamah takut kamu menangis" Ji-Sung hanya terdiam saja ditempat, pandangannya kosong, sama seperti renjun dia juga tatapannya juga kosong, jaemin dan haechan tahu renjun sangat terluka peninggalannya chenle

Karena chenle selalu ada disampingnya, Chenle selalu membuat renjun bahagia, karena chenle renjun tak sendirian di rumahnya, dan sekarang tidak ada yang membuat renjun marah, tidak ada suara ketawanya Chenle senyuman manis Chenle

Mereka bertiga mengingat perkataan Chenle yang membuat mereka tak percaya dengan semua ini, perkataan Chenle sekarang kenyataan

"jangan lupa datang kerumah baru gw ya!!"

"gw mau Lo bawa bunga tulip aja, sebagai hadiahnya gitu hehhe"

" pokoknya kalian harus datang"

ENEMY | JICHEN Where stories live. Discover now