keberangkatan

455 31 3
                                    

Malam pun tiba, suara ramai di bandara membuat pemuda itu Tampaklah tidak senang atau bahagia karena pergi ke negaranya itu

Jisung ya pemuda itu adalah jisung, jisung menatap kebawah, keberangkatan nya itu membuat Ji-Sung tidak bersemangat, Mark yang melihat adiknya yang tampak murung mengelus punggungnya dengan lembut dan berkata

“chenle akan baik baik saja, kamu bisa berinteraksi dengan nya lewat telpon” jisung semakin termenung pasalnya dirinya tidak mempunyai line Chenle, bagaimana disana ia berkomunikasi tanpa mengetahui line satu sama lain??

“aku tidak mempunyai line nya Hyung, aku benci dengan ini” ucap jisung Dengan lirih, Mark tersenyum tipis, kasian dengan adiknya itu yang terpaksa dewasa oleh keadaan keluarganya yang dibilang tidak harmonis

Dulu ia dipaksa oleh papahnya untuk mendapatkan nilai sempurna yaitu 100 kalau dibawah itu dia akan dikurung oleh papahnya, dan terus dipaksa belajar agar mendapatkan nilai sempurna

Sekarang adiknya itu mengalami apa yang dirinya alami dulu,   tetapi lebih parah jisung, jisung tak sengaja mendapatkan nilai 80 nilai MTK sang papah marah kepada jisung dan Ji-Sung dicabuk papah nya itu dan tidak diberi makanan 2 hari

“tenang aja chenle akan datang kesini” mendengar hal itu jisung mengangkat kepalanya dn menghadap kearah sang kakak nya itu dengan tatapan penuh senang dn bahagia

“benar kah??” Mark lee mengangguk kepala dengan pelan dan tersenyum, dia melihat kearah belakang Ji-Sung

“andy…” jisung termenung sesaat lalu ia menoleh kearah belakang nya itu, ternyata dibelakangnya adalah chenle, jisung terdiam ditempat seperti tak percaya apa dihadapannya

“cleo?…” chenle tersenyum kearah jisung, chenle menghampiri jisung dan langsung memeluk tubuh jisung lalu chenle berkata

“hati hati dijalan, aku akan menantikan kedatangan mu dirumah baru ku” ucap chenle dengan lirih dan diakhiri dibatin nya itu

Jisung memeluk chenle kembali dan menangis dipelukan Chenle, dia sangat rindu dengan teman kecil nya itu, dia rindu pelukan itu terakhir dia memeluk chenle saat dirinya akan berangkat ke Canada, dan sekarang dia memeluk chenle hal yang sama

Chenle melepaskan pelukannya itu, dan mengusap air mata yang sudah membasahi pipinya jisung, ia tersenyum kecil kearah jisung

“jangan menangis, aku selalu mendukungmu dari sini, raihlah cita cita mu yang ingin menjadi pengusaha sukses” jisung tersenyum lalu mengangguk kepala dengan antusias

“aku akan jadi pengusaha sukses, dan aku akan membawa mu ke Canada, dulu kamu ingin ke Canada kan?? Aku akan datang kesini dan akan membawa dirimu ke Canada” Chenle tersenyum simpul dan hanya mengangguk kepala dengan pelan, dia tahu waktu nya tidak lama lagi, dia harus menyembunyikan ini dari jisung

“ya kamu harus datang kesini dan membawa ku ke Canada”ucap chenle dengan lirih

“jisung??” jisung menatap kearah sang Mamah, chenle pun juga ikut menatap kearah sang mamahnya Ji-Sung

“kita harus naik ke pesawat, kalau terlambat kau akan ketinggalan” Ji-Sung mengangguk kepala dengan pelan, Mark Lee menatap sang ke Kasih nya itu.haechan.

“aku berangkat dulu sayang, aku akan kesini lagi dengan Ji-Sung” haechan mengangguk kepala dengan pelan, Mark Lee berjalan kearah jisung dan mereka berjalan mengikuti sang mamah, Chenle dan haechan menatap punggung jisung dan Mark dengan tatapan sedih

“gausah sedih, ayo gw traktir ramen” ucap sungchan, membuat haechan bersemangat kembali, berbeda dengan Chenle, wajahnya sangat tidak bersemangat namun dia harus mendukung jisung

•••••••••

Sekarang mereka berada di kedai ramen yang dekat di bandara, mereka memakan ramen Dengan khidmat

Sedangkan Chenle seperti tidak mempunyai selera apapun terhadap ramen didepannya itu, renjun yang melihat Chenle bertanya tanya dengan lirih

“chenle? Kenapa ga dimakan ramen nya??” Chenle melihat kearah renjun dan menggeleng kepala dengan pelan, sungchan yang melihat hal itu langsung notice mereka berdua

“kenapa dengan kalian??”  chenle dan renjun menggeleng kepala dengan bersamaan

khukk

Khukk!

Chenle menutup mulut nya dengan tangannya itu, dia melihat kearah tangannya itu, ada darah yang keluar dari mulutnya itu, dia langsung menutup tangan itu lalu tangannya kearah bawah agar ia tak ketahuan oleh mereka

“ouh ya gw ke kamar mandi bentar ya!” mereka semua mengangguk kepala bersamaan, chenle pun pergi kearah kamar mandi

Ia mencuci tangan nya yang ada darahnya itu, ia menatap kearah cermin, wajahnya sangat pucat sekali namun tak ada yang menyadari nya

Khukk!

Khukk!!

Darah keluar lebih banyak dari mulut chenle, ia langsung menyalakan air keran, ia membasuh mulutnya itu yang masih ada darahnya

ya tuhan tolong berikan aku satu kesempatan lagi, aku mohon sekali ” batin Chenle

aku belum menulis surat untuk Ji-Sung terakhir kalinya, dan surat untuk para sahabat ku” batin Chenle sekali lagi

Ia ingin menghabiskan waktu bersama dengan teman temannya itu, dia mau menghabiskan waktu nya untuk terakhir nya itu.

••••••••




•ENEMY•

ENEMY | JICHEN Where stories live. Discover now