bunga tulip?

430 26 0
                                    

Jisung menatap kearah seseorang Yang ada didepannya itu, Chenle, chenle udah 4 hari tidak siuman dan itu membuat jisung khawatir dengan keadaannya

Ia memegangi tangan Chenle dan berkata lirih “aku disini, aku mohon bangun” itu saja yang ia ucapkan dari mulutnya, dia takut chenle meninggalkan nya

“aku sayang sama kamu le, aku mohon bangun apa kamu tidak lelah memejamkan mata selama 4 hari?? Aku mohon Cleo…”  kau tahu? Dia nekat terbang sendirian tanpa ditemani oleh Hyung nya itu. Mark Lee. Bahkan dia tidak bilang kepada mamahnya kalau dirinya akan terbang sendirian ke Korea

Sang mamah Chenle menatap jisung dari depan pintu, dia menatap kasian dan sendu kearah jisung, anaknya belum siuman selama 4 hari, jisung bahkan tidak mau makan sebelum Chenle siuman

Dia bisa lihat ketulusan dari jisung, dia bahkan dengan tulus merawat Chenle, mengajak ngobrol walaupun jisung tahu chenle tidak akan mendengarkan cerita nya

“maaf…aku tidak akan pergi lagi ke Canada, aku ingin merawat dirimu” ia melihat jisung menangis hingga dadanya ingin ikut menangis

Dulu ayahnya Chenle sangat benci kepada Ji-Sung, sedangkan mamahnya Ji-Sung membenci Chenle, karena Mamah Ji-Sung mantan pacarnya ayahnya Chenle sebelum ia jodohkan dengan nya.

Dan chenle dibawa ke China dimana itu tempat tinggal nya, sedang Ji-Sung ke Canada dimana mamahnya Ji-Sung orang Canada

Sedangkan jisung tanpa ia sadari jari chenle bergerak pelan, merasakan tangan yang ia genggam bergerak ia menatap kearah Chenle, dia terkejut melihat matanya Chenle pelan pelan membukaan matanya

“ji?” ucap chenle dengan lirih, Ji-Sung tersenyum, kali ini ia tersenyum hangat, lalu ia memencet tombol memanggil sang dokter

Lalu sang dokter datang, jisung hanya diam saat chenle diperiksa oleh sang dokter, ia ingin mengetahui keadaannya Chenle saja

“keadaan chenle sedikit membaik, ini berkat ketulusan mu jisung, kau berdoa chenle sadar dan tuhan mengabulkan doa mu, kalau begitu saya permisi dulu” sang dokter pun pergi dari ruangan Chenle, Ji-Sung duduk dikursi itu

“ji? Kapan datangnya??” ucap chenle dengan lirih

“aku datang 3 hari yang lalu, gimana ada yang sakit??” ucap Ji-Sung dengan khawatir, chenle menggeleng kepala dengan pelan lalu ia tersenyum tipis kearah Ji-Sung

“jaga mamah ku, dan aku ingin melihat kamu jadi ceo, jaga kesehatan mu juga ya” ucap chenle dengan lirih, jisung tak kuat menahan air matanya itu dn berakhir meneteskan airmata

“aku akan menjaga mamah kamu Chenle dengan sekuat ku, aku akan jaga kesehatan juga, dan aku mohon kamu harus sembuh” chenle terdiam mendengar ucapan terakhir jisung

“kalau tuhan mengasihi ku kesempatan untuk hidup ji” Ji-Sung menggeleng kepala dengan pelan

“jangan bilang seperti itu Cleo, aku pastikan kamu bisa sembuh” chenle dengan lembut kearah Ji-Sung lalu dia memegang pipi Ji-Sung

“jangan nangis, kalau ke tempat abu ku kamu jangan meneteskan air mata okay?? aku mohon Ji-Sung” jisung semakin sesak dadanya kalau ia menangis tangisannya itu

“le ku mohon sembuh aku pengen jalan-jalan dengan mu, katanya kamu ingin ke Canada kan?? Ayo sembuh dulu aku akan membawamu ke Canada”

“ya aku akan sembuh” Chenle berbohong dengan itu, dia tidak mau jisung semakin bersedih kalau dia berucap seperti tadi

“bisakah kamu bawakan aku bunga tulip? Aku mohon Ji-Sung”  Ji-Sung mengusap airmata nya itu, lalu mengangguk kepala dengan cepat

“aku akan pergi ke toko bunga, kamu harus itu ya tunggu aku datang lagi kesini” chenle mengangguk kepala dengan pelan, jisung berjalan keluar dan berpapasan dengan haechan, jaemin, renjun dan juga mamahnya Chenle

“jisung mau kemana?? Chenle udah sadar??” Ji-Sung mengangguk kepala pelan dan melihat kearah Chenle

“aku akan pergi ke toko bunga, dia meminta aku membelikan bunga tulip, aku mohon jaga dia dahulu ya” mereka bertiga mengangguk kepala dengan pelan

“kamu hati hati dijalan” ucap sang mamahnya Chenle, Ji-Sung mengangguk kepala dengan pelan dan tersenyum tipis, mereka berempat masuk dan Ji-Sung berjalan kearah toko bunga

Haechan, jaemin dan renjun menghampiri bankar chenle, chenle menatap terkejut saat melihat wajah sang mamah pertama kalinya

“mamah…” ucap chenle dengan lirih sang mamah langsung memeluk Chenle dan menangis

“maafkan mamah Chenle…mamah tidak ada disamping kamu disaat kamu disiksa oleh ayah mu, maafkan mamah…”  Chenle tersenyum lembut kearah sang mamah lalu mengusap air mata yang sudah membasahi pipinya sang mamah

“mah aku tidak apa apa, mamah sehat?”

“ya mamah sehat, kamu harus sehat juga chenle”  chenle terdiam mendengar ucapan sang mamah, dia tidak mungkin akan sembuh, waktunya saja tidak lama lagi, dia sudah lelah dengan penyakit nya itu

“kalau tuhan mengasihi ku kesempatan lagi untuk hidup mah, jaga diri mamah baik baik ya”

••••••••













•ENEMY•

ENEMY | JICHEN Where stories live. Discover now