"wahh keren banget bunda tamannya"

"bunda, liat dehh langitnya banyak bintangnya" 

"bunda kok itu cahayanya makin besar" 

"bunda.."

"bunda" teriakku yang tersadar langsung mendudukkan diriku terlihat wajah intan yang sudah sangat khawatir. 

"kangen yaa zaa" ucap intan yang menghapus air mataku 

"gak tau tan, bahkan gw gak inget wajah bunda" ucapku menunduk dan berusaha menahan tangis, tidak biasanya aku memimpikan bunda. intan pun menepuk pundakku untuk sekedar menenangkan, sekitika aku teringat. 

"tan" ucapku bingung sambil menatap kearahnya 

"ini dimana?" tanyaku masih berusaha mengingat apa yang terjadi 

"ini di ruang UKS gedung baru, tadi tuh setelah lu mimisan terus gak sadar deh pingsan, dan parah si lu zaa" ucap intan yang membuat aku semakin khawatir 

"kenapa, gw kenapa ?" tanyaku dengan sedikit merasa bersalah

"hmmm, tuh baju seragam lu kena darah, terus seragam orang lain juga kena darah, ini pertama kali lu mimisan atau pertama kali lu liat darah?" tanya intan yang terlihat heran karena mimik wajahnya yang sangat menampilkan banyak pertanyaan 

"kayanya pertama kali, gak inget juga" ucapku berusaha untuk turun dari tempat tidur UKS yang sangat membuat tubuhku remuk karena terlalu keras. 

"Mau kemana?" tanya intan yang meraih lenganku 

"mau ke kelas " ucapku sambil merapihkan seragam dan helaian rambut

"zaaa, udah pulang sekolah" ucap intan sambil menunjuk kearah jam dinding yang ada di UKS jam tersebut menunjukan pukul 10 

"terus kelas kita, tas gw gimana?" tanyaku yang terlihat masih bingung. 

"itu tas lo za, dan soal kelas kita satu kelas dong zaaa" ucap intan yang senang langsung memeluk ku erat, namun di sela sela pelukan itu kepalaku terasa sedikit sakit namun aku berusaha menahannya. 

"yaudah yukk pulang, mau kemana za hari ini?" tanya intan yang sudah siap mengambil tas kami

"hmmm, mau mampir sebentar buat beli bibit bunga, abis itu mau langsung ke toko" ucapku sambil menggendong tas milikku 

"sebentar tapi ini seragam lu darahnya udah keburu kering kira - kita di kenain air sedikit bisa hilang gak za?" ucap intan yang memperhatikan seragamku yang terkena noda darah 

"gak papah ini bisa ditutupin pake rambut kok, yuk" ucapku yang langsung membuka pintu UKS namun sedikit terhentak karena melihat seorang siswa dengan menggunakan kaos berwarna hitam disertai dengan jaket denim yang ada di lengan kananya dan juga tas yang ada di pundaknya. 

"oh, Nizar yang tadi nolongin kan, temen lu yang satu lagi mana ?" tanya intan yang ada di belakangku membuatku sedikit kebingungan dengan maksud pertanyaan intan 

"lu kenal" bisikku pada intan yang sudah berjalan disampingku sambil sibuk melirik kearah kolidor

"gak kenal banget si pernah tau aja" balas intan dengan berbisik pula

"Braga maksudnya, nunggu di parkiran" ucap siswa yang masih berdiri di hadapan kami. 

"nih" ucap siswa yang bernama nizar tersebut sambil menyerahkan jaket denim kearahku 

"buat?" tanyaku heran

"seragam lu kena noda" ucapnya sambil menunjuk kearah seragamku lalu segera memalingkan pandangannya

AnguishWhere stories live. Discover now