bab 18

376 40 54
                                    

happy reading


Bau obat-obatan memasuki indra penciuman seorang perempuan yang sedang terbujur di brankar rumah sakit. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya menyapu seluruh ruangan, tatapannya berhenti di seorang pria yang sedang terduduk di sofa menyilangkan tangannya dengan mata yang terpejam.

CKLEK.

Pintu ruangan terbuka menampilkan sesosok suster yang berjalan ke arah Naya. Suara itu mampu membuat pria yang sedang tertidur itu terbangun.

"Selamat pagi ibu, syukurlah ibu sudah siuman." Ucap suster.

Sekelebat ingatan tadi malam muncul, itulah yang membawanya harus terbujur di brankar rumah sakit ini. "Bagaimana keadaanya, sus?" Khawatir Naya.

"Kandungan ibu baik-baik saja, untungnya suami ibu langsung membawa ibu ke sini untuk dilakukan tindakan."

Suami?

Suster itu menaruh makanan di atas nakas. "Saya permisi dulu."

Pria itu mendekat ke arah Naya. "Sudah berapa bulan?"

Naya membalas tatapan Gafril. Perempuan itu tidak bisa menjabarkan raut muka yang diperlihatkan Gafril sekarang, raut yang ramah kini tergantikan dengan raut dingin. Ia tidak tahu maksud ekspresi itu.

Melihat keterdiaman Naya membuat Gafril menghembuskan napas kasar.

"Kamu menyembunyikan ini semua sama pria itu?" Tebak Gafril.

Naya mengangguk.

"Aku mohon, kamu jangan mengatakan semua ini sama dia. Aku takut dia akan menggugurkannya, kamu tahu sendiri kan bagaimana keras kepala nya dia."

Begini rasanya mencintai istri orang. Gafril sedikit kecewa saat mengetahui kehamilan Naya. Tapi pria itu cukup senang juga saat mengetahui kerenggangan hubungan keduanya, itu akan menjadi celah bagi Gafril untuk memasuki kehidupan Naya lebih dalam.

"Kalau itu mau kamu, aku akan turuti."

Naya tersenyum tulus ke arah Gafril, pria itu benar-benar baik. Gafril yang melihat senyuman Naya langsung menatap ke arah lain, ia bisa gugup jika Naya terus tersenyum menatapnya.

Tatapan Gafril jatuh ke arah makanan yang tergeletak di atas nakas, pria itu berjalan ke arah hidangan itu. "Kamu mau makan?"

Naya menggeleng. "Aku mau pulang aja, mama pasti khawatir sekarang."

"Sedikit aja, aku suapin."

Naya terkesiap melihat ketulusan Gafril, tapi sayangnya ia hanya kagum ke pria itu, entah mengapa ia tidak memiliki perasaan apapun terhadap ketulusan Gafril. Naya tidak tahu itu.

"Buka mulutnya."

Naya masih teguh dengan pendiriannya, ia menggelengkan kepalanya sambil mengulum bibirnya ke dalam.

"Kamu perlu tenaga, Nay. Apalagi dengan keadaan kamu yang sedang hamil." Ujar Gafril.

"Dikit aja, habis ini kita pulang." Lanjutannya.

Berdebat dengan Gafril mungkin akan membuang waktunya, Naya memilih menuruti perkataan Gafril demi pulang.

Naya membuka mulutnya.

"Pesawatnya datang, wiuwww." Bukannya langsung menyuapkan makanan ke mulut Naya, Gafril malah mempermainkan Naya seperti anak kecil.

Naya tertawa melihat tingkah Gafril, ini kali pertama perempuan itu melihat tingkah lucu Gafril.

Changed feelingsWhere stories live. Discover now