bab 13

318 35 12
                                    

happy reading


D

ua Minggu kemudian

Keadaan Langit semakin hari semakin membaik. Kini, ia sedang berada di teras rumahnya, menikmati udara sejuk di pagi hari.

Sejak ia pulang dari rumah sakit, pria itu tidak pernah kembali ke kediamannya, ia lebih memilih tinggal di kediaman Sanjaya. Alasannya karena dirinya mau dirawat oleh bundanya.

Pria itu menikmati secangkir coffee. Menyesapnya sesekali melihat pemandangan yang berasal dari balik pintu gerbangnya. Di Sana terdapat beberapa anak kecil yang sedang bersepeda melewati kediaman Sanjaya.

Saat melihat itu, Langit malah mengingat Naya. Bagaimana keadaan perempuan itu sekarang? Sudah lebih dari satu bulan perempuan itu tidak pernah memperlihatkan batang hidungnya.

Tiba-tiba Langit mengingat malam itu, malam dimana semuanya bermula. Apa Naya sedang mengandung anaknya? Ia sadar betul kalau dirinya tidak memakai pengaman. Tetapi jika perempuan itu hamil kenapa tidak meminta pertanggung jawabannya? Apa perempuan itu benar-benar tidak pernah menginginkannya?

Bara yang baru saja menginjakkan kakinya di depan sudah diperlihatkan pemandangan seorang Langit yang sedang bersantai sambil menyesap coffee nya. Apa dia tidak memiliki perasaan bersalah sama sekali terhadap Naya?

"Bar." Panggil Langit saat Bara sedang berjalan melewati nya.

Bara berhenti dan menatap Langit. "Kenapa?"

"Mau kemana kamu."

"Mau ke restauran bentar, mau nitip sesuatu?"

"Tidak, saya cuman mau nanya, kamu tahu dimana keberadaan Naya sekarang?"

Bara menautkan alisnya bingung, mengapa dia menanyakan perihal tentang Naya? Apa ada sesuatu? "Buat apa bertanya tentang Naya?"

"hanya ingin meminta maaf saja."

Ucapan Langit sulit dipercaya. "Mungkin bunda tau." Setelah mengucapkan kata itu, Bara kemudian pergi meninggalkan Langit. Jujur saja Bara tidak mengetahui keberadaan Naya sekarang, terakhir bertemu mungkin lebih dari satu bulan lalu.

Langit menghela napas lelah, jika bertanya kepada bundanya pasti dirinya tidak mendapatkan jawaban yang ia harapkan. Langit tahu betul jika bundanya sedang membuat Naya dan dirinya tidak bertemu kembali.

Pria itu mengambil handphonenya dan menghubungi seseorang.

[Cari tahu tentang perempuan di foto itu]

Orang diseberang sana melihat gambar yang baru saja di kirimkan tuannya. [Baik tuan, saya akan melaksanakan perintah tuan]

[Kerjakan secepatnya] Setelah mengatakan hal tersebut, Langit langsung menutup panggilannya.

Naya Naya, kenapa saya malah penasaran dengan perempuan itu? Sebenarnya perempuan itu merencanakan hal apa? Kenapa keberadaannya bagaikan di telan ombak. Menghilang begitu saja.

Pria itu berdiri, mengambil kunci mobilnya yang berada di meja kemudian berjalan ke arah garasi.

•••

Huek

Perempuan itu merasakan mual. Padahal dirinya sangat menjaga pola makannya. Naya sudah dua kali bolak-balik ke kamar mandi yang berada diruang kerjanya.

Perempuan itu melihat pantulan nya di cermin, kedua tangannya di tumpuhkan di atas wastafel. Ia mencoba mengingat-ingat makanan apa yang sudah dirinya konsumsi.

Changed feelingsWhere stories live. Discover now