🍁THIRTY SEVEN🍁

Mulai dari awal
                                    

Hari ini, pulang sekolah Alena tengah berada di markas. Ia tengah menidurkan kepala nya di paha azka dan menyimpan kaki nya di atas paha Adit sambil dipijat.

Disana hanya ada anggota inti, Alena dan cia yang membagong kan. Katanya dia lagi ngidam ingin pergi ke markas, padahal tidak ada bedanya dirinya di markas maupun di rumah.

"Udah kek ratu lo disini, Len" Ucap Adit yang memijat kaki Alena dengan wajah tertekan.

"Yaelah, gapapa kali dit. Tega kali lo ama gue" Ucap Alena sambil memainkan game ML di handphone azka.

"Len, udah dong. Rank gue turun bejirr" Ucap azka saat melihat game yang Alena mainkan turun

"Nih, pelit lo!" Ucap Alena

Azka mengambil handphone nya dari tangan Alena. Ia pun langsung memainkan game ML untuk menaikkan rank nya.

Alena pun duduk dari tidur nya. Saat duduk, tanpa ia sadari hidung nya mengeluarkan darah kembali dan rasa pusing yang ada di kepala nya.

"Eh, Len. Hidung lo berdarah" Ucap Vino yang langsung mengambil tisu, lalu mengusap tisu itu di hidung Alena.

"Lo sebenernya sakit apa sih vi? Kok sering banget mimisan?" Tanya Edgar

"Udah sering gue mimisan. Jadi jangan heran aja" Ucap Alena dengan santai sehingga Edgar tidak curiga kepada nya.

"Gak mau diperiksa aja?" Ucap Vino sambil membuang tisu yang berdarah.

Alena menggeleng "bosen gue di rumah sakit mulu" Ucap nya.

"Eh balapan yok. Bosen gue" Ucap Alena yang membuat anggota inti melotot kepada dirinya.

"Gak!" Ketus semua

"Dih, santai aja kali"

"Helo semua!! Gue datang nih, sambil bawa pizza!!" Teriak Bianca dan Laura sambil membawa dua kotak pizza besar.

"Makasih babu gue" Ucap Alena sampai membuat Bianca dan Laura menatap Alena dengan sinis.

"Wihhh, keren juga lo berdua bawa makanan kesini. Lain kali bakso ya" Ucap Adit sambil membuka bungkus pizza itu

"Dih, kepala lo isinya makanan mulu" Ucap Vino

"Bwiarwin lwah" Ucap Adit yang mengunyah pizza

"Telen dulu bejirr" Ucap azka

Cia yang menatap pizza itu dengan tatapan ingin, namun ia malu untuk meminta. Alena yang sadar pun menawarkan pizza itu kepada cia.

"Lo mau? Makan aja, ini banyak kok. Kan kalo lagi 'hamil' harus banyak makan biar anak lo sehat" Ucap Alena sambil menekan kata hamil.

"Pfttttttt, uhuk..... Uhuk..... Uhuk...... " Azka tersedak pizza dan langsung minum air putih yang ada di depannya.

Edgar yang merasa, hanya menatap Alena dengan tatapan sulit diartikan. Hubungan ia dan Alena sekarang renggang, namun ia tidak mungkin melupakan Alena.

"Boleh?" Tanya cia. Alena hanya mengangguk sebagai jawaban.

Lalu, cia mengambil pizza dan melahap ya dengan wajah uang dibuat imut. Laura dan Bianca yang melihat itu sontak membuat wajah mual.

"Sayang, jangan kayak gitu" Ucap angkasa

"Lagian jijik gue. Len, dikamar yok. Sambil nonton drakor" Ajak Laura

Alena mengangguk lalu membawa sebungkus pizza bersama Bianca. Mereka bertiga berjalan menuju kamar perempuan yang tidak jauh dari ruang utama.

"Edgar, aku mau pulang" Ucap cia

"Ck. Kalo gini, mending lo diem deh di rumah!" Kesal Edgar sambil menatap cia

Cia menunduk "kan, ini juga kemauan anak kamu. Lagian aku gak mau nanti Alena ganjen ke kamu" Ucap cia

"Heh! Alena bukan cewek ganjen ya!!" Ucap Vino

"Lo kali yang ganjen" Ucap Adit

"Emang itu anak Edgar?" Tanya angkasa yang sedari tadi diam.

Perempuan itu menatap angkasa "i-iya kok, i-ini anak nya Edgar" Ucap cia dengan gugup

"Dari cara bicara lo aja udah buat gue curiga" Cia terdiam seribu bahasa saat angkasa mengucapkan itu.

"Emang lo ngerasa pernah ngelakuin itu sama dia gar?" Tanya Azka

Edgar menatap azka acuh "gak tau" Ucap nya

"Kita pernah kok ngelakuin. Waktu itu kamu mabuk Edgar" Ucap cia

Flashback

Waktu itu, cia tengah duduk di ruang TV dengan serial nya yang ia tonton.

Tak lama, pintu terbuka dan menunjukan Edgar yang tengah mabuk. Cia menatap Edgar dengan tersenyum smirk.

"Vio... Maafin langit, langit pengen balik lagi sama kamu" Cia menggeram saat Edgar menyebutkan nama alena.

"Sial! Lagi mabuk bisa-bisanya lo inget sama anak sialan itu"

"Ini waktu yang tepat agar Edgar percaya kalo anak yang dikandung gue itu anaknya" Cia pun memakai Edgar menuju kamar.

Setelah sampai, cia dengan segera membuka semua baju yang ia kenakan dan Edgar. Ia pun menidurkan Edgar dan menarik selimut sampai sebatas dada.

Cia tersenyum smirk lalu tertidur dengan memunggungi Edgar.

Flashback of

Bersambung.......













ALENA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang