🍁FIVE🍁

321 20 0
                                    

°°°

"Kapan aku ngerasain bahagia seperti aku waktu kecil ayah?"

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

"Kapan aku ngerasain bahagia seperti aku waktu kecil ayah?"

~Alena Vioni Frasiska~

🍂

Hari ini, dua hari setelah Alena menjalankan hukuman nya, yaitu ia tidak boleh keluar kamar selama dua hari.

Dan tepat nya, sekarang hari minggu. Alena pergi keluar untuk ke rumah sakit, ia ada keperluan untuk bertemu dengan psikiater yang ia kenal.

Ia selalu menanyakan tentang penyakit selfarm nya itu kepada dokter Rani. Ia sangat nyaman saat menceritakan tentang keadaan nya.

Alena pergi di temani oleh Bianca dan Laura. Mereka selalu menemani Alena saat pergi ke psikiater.

Kini Alena berada di ruangan bersama dokter Rani, sedangkan Bianca dan Laura, mereka menunggu di luar.

"Gimana? Udah bisa ngendaliin?" Tanya doker Rani

Alena menggeleng sebagai jawaban. Raut wajah nya seperti tidak ada harapan untuk hidup. Ada kecapean dari mata nya.

"Coba liat tangan nya" Ucap dokter rani sembari menyodorkan tangan nya.

Lalu alena menunjukan lengan nya yang dipenuhi oleh luka sayatan kecil, akan tetapi banyak.

"Oke, kamu udah sering minum obat yang saya berikan gak?" Tanya dokter Rani.

"Obat nya di buang sama mama dok" Ujar Alena dengan sedih

"Kamu kalo selfarm nya kambuh, segera minum obat, dan lempar benda tajam yang ada ditangan kamu atau di dekat kamu okey? Dokter liat, selfarm kamu semakin parah, jadi jangan nyerah ya? Ada Bianca sama Laura di sisi kamu. Kamu bilang kamu kangen kan sama langit? Kamu pasti ketemu sama dia kok" Ucap dokter Rani dengan nada yang lembut dan menenangkan bagi Alena.

Alena sudah menganggap dokter Rani itu seperti kakak nya sendiri, karena selisih usia nya hanya satu tahun dengan Alena.

Dokter Rani masih sma, tapi ia sudah menjabat sebagai psikiater dan ia juga masih sekolah.

Alena mengangguk lalu mengambil resep obat yang dokter Rani berikan.

Ia berdiri dari duduk nya lalu memeluk dokter Rani.

"Kamu kuat len. Jangan bilang kalo kamu itu lemah, bukti nya kamu udan mau bertahan sampai sekarang. Kamu wanita kuat len. Kalo kamu sedih, cari kebahagiaan kamu di dunia luar ya, jangan sendiri di kamar karena itu akan membuat selfarm kamu kambuh" Tenang dokter Rani

ALENA [END]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant