Gua udah mengira tu orang pasti ngomong kayak gitu.
Gua maju sesuai rencana. Jangan salah paham. Gua bukan untuk menyerahkan diri, tapi menjalankan rencana.
“ Kami punya dua pilihan untuk anda. Yang pertama, menyerah atau tetap lanjut, ” ucap gua.
“ Hahaha... Kamu bercanda? Kita di sini telah siap di suruh mundur? Kami tetap tak akan mundur, ”
“ Baik. Jangan menyesal atas pilihanmu, ” gua mengangkat tangan kanan gua untuk intruksi.
“ Selamat menikmati pilihanmu, ” gua pergi menuju tempat awal.
Brengsek itu bingung dengan ucapan gua. Tapi, gua tak peduli.
“ TEMBAK!! ” Teriak Ryan.
Seketika panah muncul dari balik 2 gunung dan jatuh tepat ke prajurit brengsek itu.
“ Akhhhh!! ”
“ Akhhhhhh!! ”
Sungguh suara yang gua rindukan sekaligus musik bagi gua. Tanpa ba-bi-bu lagi gua dan kakak gua merengsek maju menyerang mereka dan mencari si brengsek itu. Untung mereka lengah jadi leluasa gua nebas mereka sesuka gua. Kakak gua? Di samping gua sama-sama cari tu brengsek. Akhirnya gua nemuin brengsek.
“ Apa kamu menyesal dengan pilihanmu? ” sinis gua.
Brengsek itu tertawa.
“ Hahaha... Maju kalian, ” tawa brengsek.
Gua lihat kakak gua. Tatapan tersebut mengatakan.
“ Silahkan adekku. Kamu boleh bersenang-senang, ” maksud dari tatapan kakak gua.
Gua yang ngerasa dapet lampung hijau langsung aja gua nyerang brengsek dengan buas. Kakak gua? Kakak gua bantu prajurit yang sudah dipastikan pihak gua menang.
5 menit berlalu. Gua belum nuntasin brengsek ini. Sudah terlihat bahwa prajurit brengsek ini kalah.
Gua emosi dan tanpa sengaja gua keluarin kekuatan gelap.
“ A-aura i-ini! ”
“ Gua udah muak, ” ucap gua.
Brengsek tersebut terdiam.
Gua udah bener-bener muak dan langsung menus*k pedang ke perut brengsek itu.
“ Akhhhh!! ”
“ Sungguh? Cuma ini? Kalo gitu dari tadi gua ngeluarin kekuatan gelap ini, ” ucap gua.
[Raka POV end]
***
Pertempuran itu terjadi selama 3 jam. Juga sempat terjadi penyerangan di istana. Musuh mengira bahwa Felix bersembunyi di istana. Untung Revan dan dibantu Roshan sigap bersiap dan melumpuhkan mereka.
“ Awww!! Pelan-pelan, kak! Sakit! ” Ucap Raka.
“ Salahkan dirimu. Kakak memperbolehkanmu untuk bersenang-senang. Tapi, jangan kelewatan, ” ucap Ryan.
Raka yang cengegesan tak bersalah.
Setelah pertempuran mereka tak langsung pulang. Mereka harus mengevakuasi jasad-jasad perang tersebut. Pihak lawan 99% terbunuh oleh prajurit Ryan dan Raka. Prajurit Ryan? Yang tewas sekitar 5 orang.
Mereka mendirikan tenda yang tak jauh dari tempat pertarungan. Mereka merayakan kemenangan mereka dengan meriah.
“ Apa ada penyerangan di istana? ” Tanya Raka yang sedang diobati.
YOU ARE READING
Vampires and Mafia Brothers
Mystery / ThrillerRyan adalah pemilik perusahaan terbesar ke-3. Dia memilikinya waktu berumur 14 tahun. Tetapi, Ryan memiliki Markas Besar untuk kesenangannya. Hingga saat ini Ryan mencari kedua orang tuanya dan saudara kandung yang hilang. Raka. Adalah vampir yang...
Pertumpahan Darah
Start from the beginning