Pertempuran Sengit

391 20 0
                                    

Ryan mengeluarkan pistolnya dari jasnya. Sedangkan Raka mengeluarkan kuda-kuda. Ryan dan Raka merengsek maju untuk memulai pertempuran itu. Para anggota Ryan dan Raka melihat bosnya maju mereka juga ikut maju.

      Suara tembakan saling bersahut-sahutan dari anggota Ryan. Sedangkan suara pukulan mendominasi suara tembakan. Revan yang melihat pertempuran kakaknya sedikit terpukau sekaligus merinding.

       Anggota Max seperti tak ada habisnya. Revan pernah mendengar anggota Max bisa berjumlah Ratusan Juta orang. Dilihat dari jumlahnya anggota kakak-kakaknya kalah jumlah dari anggota Max.

       Varo menendang perut habis-habisan lawannya hingga tumbang. Lawan yang ditendang Varo masih bisa bangkit.

       “ Sial! Kenapa mereka nggak nyerah juga! ” Gumam Varo.

       Zefan berkali-kali menarik pelatuknya. Hingga mengenai titik vital milik lawannya. Tapi, musuh terus berdatangan.

       “ Anjirr!! Musuhnya nggak ada habisnya!! Kapan selesainya!! ” Gumam Zefan.

       Rei terus memukul kepala lawannya hingga tak bisa bangkit. Musuh terus saja merengsek maju.

       “ Brengsek!! Kapan selesainya!!! Sialan!! Aku dah capek!!!! ” Kesal Rei.

      Sedangkan bos besar saling berhadapan. Untuk beradu kekuatan.

      “ Gue pastiin lo akan berhenti bernafas, ” geram Raka.

      “ Baiklah. Jika kau bisa, ” tantang Max.

      Ryan dan Raka saling berhadapan. Lalu mengangguk kepala bersama. Setelah itu Raka merengsek maju dengan tangan kosong.

       Bugh!!

       Max jatuh akibat pukulan di perutnya. Membuat Max meringis kesakitan.

        Bugh!!

       “ Sepertinya hidungmu patah, ” Max mendekati Raka yang terkapar.

       Brukk!!!

       Ryan mendorong Max dengan kencang agar tak mendekati adeknya.

       “ Awas aja, lo deketin adek gue! Gue bisa kapan saja narik ni pelatuk! ” Ancam Ryan.

      “ Lo abang yang baik. Lindungi adeknya. Tapi, gue nggak akan takut dengan ancaman seperti itu, ” Max tersenyum sinis.

       Max langsung melesat kencang dan menyerang Ryan. Ryan membalas dan menghindari pukulan Max.

       “ Jago juga, lo, ” Max berhenti melakukan aktivitasnya.

       Ryan langsung menyingkirkan darah dari hidungnya.

       “ Aku tak akan memberikanmu ruang, ” Ryan berlari kencang untuk memberinya pukulan.

       Brukk!!

       “ Arghhhh!! ” Max meringis kesakitan karena pukulan itu membuat Max terdorong hingga ke tembok.

      Raka mendekati kakaknya yang berhasil memukul Max dengan kencang.

       “ Pukulan kakak luar biasa, ” puji Raka.

       “ Kakak lama tak melakukan ini. Lihatlah dia terbangun, ” Ryan bersiap.

       Raka melakukan kuda-kuda.

       “ Boleh juga, lo, ” Max mengelap darah di bibirnya.

       Mereka bertiga maju bersamaan. Mereka sama-sama menerima pukulan dan tendangan. Kemungkinan mereka sama-sama patah tulang. Mereka sama-sama kelelahan. Tapi, mereka harus tetap berdiri.

Vampires and Mafia BrothersWhere stories live. Discover now