KAKAK!!!

634 32 0
                                    

Suasana dingin membuat pemakaman terasa menyedihkan. Pemakaman Bibi telah selesai. Semua pelayat telah pergi. Tapi, Ryan dan Raka tetap berdiri di depan makam.

    “ Tuan? ” Aska menghampiri.

    Ryan dan Raka tak menyahut.

    “ Ini kami menemukan ini di kamar tempat Bibi dirawat, ” Aska menyerahkan kotak berwarna biru tua berpita emas.

     Ryan menerima kotak tersebut dan membukanya. Teryata, kotak tersebut berisi 2 kalung perak. Dan ada sepucuk surat. Raka yang membacanya.

Jika kalian telah membaca ini itu berarti Bibi tidak di samping kalian lagi. Bibi harus pergi. Ryan..
Kamu telah tumbuh seperti pria dewasa. Bibi sampai lupa bahwa kamu masih SMA. Kamu mirip sekali dengan ayahmu. Pasti dia bangga memiliki anak sepertimu.
Raka...
Walau Bibi belum lama merawatmu. Tapi, Bibi senang akan kedatanganmu. Membuat rumah penuh canda dan tawa. Memberi kenangan indah.
Bibi senang merawat kalian. Bibi sudah menganggap kalian anak Bibi.

Bibi.....

    Setelah membaca surat tersebut setetes air mata mendarat pada surat tersebut. Tetesan air mata tercampur dengan air hujan yang perlahan-lahan deras.

     “ Bibi... ” isak Ryan.

***

      Seminggu telah berlalu...

      “ Apakah kakak belum keluar dari kamar? ” Tanya Raka selesai sarapan.

     “ Belum, Tuan, ” jawab seorang pelayan.

     “ Ada apa dengan kakak? ” Batin Raka.

     Ya. Seminggu setelah pemakaman Bibi Ryan mengunci dirinya di kamar. Keluar pun hanya untuk mengambil makanan. Saat malam hari Ryan sudah tidur duluan tak ada kesempatan untuk bertanya bagi Raka.

     “ Tuan? Anda hari ini sebentar lagi ada jadwal meeting, ” ucap Vian membuyarkan lamunan Raka.

     “ Siapkan mobil! Aku akan ke sana, ” titah Aska.

     Vian membungkuk hormat lalu pergi. Sejak kakaknya berubah Raka lah memimpin perusahaan kakaknya.

      “ Aska? Tetap berjaga di depan kamar kakak! ” Titah Raka.

      “ Baik! ” Aska membungkuk hormat lalu pergi ke kamar Ryan di lantai atas.

      Malam harinya....

      “ Melelahkan. Ayo kita pulang, ” ajak Raka.

      “ Baik, Tuan, ” jawab Vian.

      Perjalanan pulang...

      “ Aku pulang! ” Teriak Raka senang. Seperti anak kecil. Langsung naik ke lantai atas.

      Vian hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah tuanya.

       “ Apa kakak keluar hari ini? ” Tanya Raka pada Aska.

       “ Belum, Tuan, ” jawab Aska.

      Raka langsung murung mendengar jawaban dari Aska. Raka langsung masuk kamar dan membersihkan diri.

       Keluar kamar mandi dia melihat kakaknya sedang tertidur pulas.

       “ Kakak pasti sedih, ” ucap Raka sedih.

       Karena, lelah. Raka memutuskan untuk segera tidur.

       “ Maafkan, Kakak, ” batin Ryan sedih melihat adeknya telah tertidur.

***

      “ Loh? Kakak dah bangun? ” Tanya Ryan. Melihat kasur Ryan kosong.

Vampires and Mafia BrothersWhere stories live. Discover now