04-Keluarga harmonis

31 10 0
                                    

Minal aidzin wal faidzin untuk yang beragama islam, mohon maaf lahir dan batin yaa maaf kalo aku ada salah mau yang disengaja atau gak disengaja

Dan kalo alurnya kurang nyambung semoga aja suka,,

HAPPY READING


Angin semilir malam ini menyapa dengan begitu indah diwajah seorang remaja perempuan. Dengan mata terpejam, ia menikmati angin yang menyapa wajah cantiknya. Remaja itu adalah Aza.

Aza bergumam, "Uhm, ademnya."

Tiba-tiba saja pintu rumahnya terbuka dari dalam, menampilkan seorang pria setengah baya serta seorang wanita setengah baya, dia Ayah dan Bundanya Aza. "Ngapain sendirian disini?" tanya Ayahnya dengan suara lembut.

"Eh, Ayah, ada Bunda juga," kaget Aza. "ngadem, Yah. Panas tau didalem," lanjutnya.

Ayahnya hanya mengangguk-angguk kepala sebagai respon. Kemudian, duduk disamping kiri Aza dan bertanya, "Gimana dengan sekolah kamu?"

"Biasa-biasa aja, Yah. Gak ada yang menarik. Oh, iya! Ayah mau denger cerita aku, gak?" belum sempat Ayahnya menjawab, sudah disela dahulu oleh Aza, "tadi, pas di kantin sekolah, aku gak sengaja ditabrak cowok dan kebetulan aku lagi bawa minuman pesenan aku sama temen-temen aku, kan. Nah, akhirnya minuman itu tumpah kena baju aku, jadi aku beli baju lagi di koperasi," cerocos Aza panjang lebar.

"Pantes aja Bunda liat di lemari gantung kamu, baju yang kamu pakai hari ini ada 2, taunya karena itu,"

"Iya, Bun. Dia juga ngasih pinjem almetnya ke aku, karena almet aku, aku simpen di loker kelas. Males pake almet hehehe," ucap Aza cengengesan.

Di lain tempat, ada satu keluarga yang sedang melaksanakan rutinitas makan malamnya. Satu meja yang dipenuhi lauk-pauk dan sayur-mayur, ditambah obrolan, candaan, serta kejahilan antara anak-anaknya. Kelihatan sekali, sedekat apa keluarga itu.

"Ihh, kakak!!" kesal Villa pada kak Reza, kakak keduanya. Villa mempunyai dua kakak laki-laki, yang pertama dipanggil kak Varo dan yang kedua kak Reza.

Kedua kakaknya tertawa senang karena berhasil menjahili adek satu-satunya itu. Dia tadi mengambil ayam goreng dari piring milik Villa. Terjadilah keributan kecil diruang makan antara kakak beradik itu.

"Reza, Varo, udah jangan diganggu adeknya itu. Seneng banget jahilin adeknya terus, heran Mama," ujar Mamanya Villa. Yang dimarahi hanya cengengesan saja.

"Tau, tiap hari pasti aja jahilin aku,"

"Sudah-sudah, sekarang kita lanjut makan saja," tegas Papanya Villa menengahi. Villa, Mama, Papa, dan kedua kakak laki-lakinya melanjutkan makan malamnya sampai selesai.

🌷

Disuatu rumah bertingkat, kedapatan seorang remaja perempuan dan Papanya mempeributkan siapa yang menang memainkan catur. Sang anak maupun Papanya tak ada mau mengalah kalau salah satunya ada yang menang. Beberapa menit kemudian, ternyata yang menang adalah sang anak. Terjadilah keributan kecil antara anak dan bapak.

"Udah lah, Papa itu kalah, apa salahnya sih terima kalo aku menang? tinggal beliin semua yang aku mau aja susah," ucap sang anak.

"Bukan gitu Jian, Papa tekor beliin semua yang kamu mau mah," balas sang Papa.

"Ya elah, Papa itu banyak duitnya. Padahal cuma skincare loh yang aku mau,"

Tanpa mereka sadari, wanita paruh baya datang ditengah-tengah Papa dan anak tersebut.

"Jian, Papa, kenapa sih kok ribut-ribut?" tanya wanita paruh baya itu, Mama Jian.

"Papa nih, Ma. Aku menang main catur, perjanjiannya tuh yang kalah beliin semua yang dimau pemenang, tapi Papa gak mau beliin yang aku mau," jawab Jian cepat.

"Bukan gitu Ma, Papa tekor beliin Jian ini itu," protesnya memelas.

Mama Jian terkekeh mendengarnya lalu menyahut, "udah gak apa-apa, itu kan udah perjanjian awal, Pa."

Papanya mengangguk membenarkan perkataan Mamanya, "ya sudah, Papa akuin Papa kalah, Jian yang menang. Dan seperti perjanjian awal, yang kalah turutin semua yang dimau pemenang."

"Jadi, Papa turutin semua yang aku mau, kan?"

"Iyaa," jawab Papa Jian seadanya.

Jian yang mendapat respon begitu dari Papanya berjingkrak-jingkrak kesenangan seperti anak kecil. Mama Papanya terkekeh melihatnya.

"Berarti besok pagi, kita ke mall, kan?" tanyanya yang hanya direspon anggukan kepala dan senyuman dari Papanya.

Di waktu yang bersamaan, Asya dan kedua orangtuanya kini sedang mengadakan makan malam disebuah restauran terkenal di daerah ibu kota.

Seorang waiter menghampiri mejanya sambil membawa troli yang berisi makanan dan minuman. Lalu, menyajikannya di meja keluarga Asya.

"Terimakasih," ujar Asya dan kedua orangtuanya berbarengan.

"Yuk, kita makan," ucap Ayah Asya.

"Eh, bentar dulu Yah," cegah Asya. "Asya mau foto makanannya dulu, hehehe," tambahnya cengengesan.

Ayahnya hanya pasrah mengikuti. Sementara, Asya memfoto makanan yang ada dimeja. Setelah mendapatkan beberapa foto, Asya, Mama dan Papanya memakan makanan yang dihidangkan hingga tandas.

"Eekkk," sendawa Asya. (Maaf, gatau tulisan sendawa)

"Asya, gak sopan ih,"

"Ya maaf Bun, gak sengaja kok," sesal Asya.

"Ada-ada aja," ucap Ayahnya sambil menggelengkan kepala. Sementara Asya menampilkan deretan giginya saja.

"Ya udah yuk, kita pulang," ajak Ayah Asya pada Istri juga anak semata wayangnya.

"Ayah gak lupa, kan? Sama janji Ayah bakal temenin Bunda sama Asya ke beauty shop?" tanya Bundanya memastikan.

Ayah Asya mengangguk sebagai respon, "iyaa, Ayah gak lupa kok, tenang ajaa."

"Alhamdulillah kalo gitu, ya udah ayok." Keluarga itu pun pergi meninggalkan restauran.

🌷

Terimakasih yang udah baca cerita aku guys maaf kalo alurnya kurang nyambung ya semoga aja sukaa, tungguin next chapternya yaa babaii🙌

A Story Between 4 Women Место, где живут истории. Откройте их для себя