Bab 9 : Semua Ini Karena Kamu, Aluna!

34 4 0
                                    

===================================

"Kenapa rasa benci ini harus jatuh pada Kak Aluna?"

-Alula Elmira Januarta-

===================================


~Happy Reading~

|

|

|

|

=

Helena terbangun di tengah sekerumunan orang, tapi tempat itu adalah ruang rawat Aluna. Sebenarnya apa yang terjadi? Helena terbangun dan mulai menatap mereka dengan jeli, ternyata sekerumunan orang itu adalah Dokter dan kelima perawatnya.

"Ada apa Dok? Kenapa Dokter datang sepagi ini?" Tanya Helena memastikan.

"Saya minta maaf Bu, jika kehadiran saya mengagetkan Ibu... tadi-"

"Tadi apa Dok? Bicara jangan patah-patah Dok," bentak Helena.

"Tadi pasien mengalami kejang," jawab Dokter itu sembari memeriksa keadaan Aluna kembali.

"Kejang? Apa yang menyebabkan putri saya seperti itu Dok?" Tanya Helena dengan raut wajah panik.

"Saya juga tidak tahu pasti Bu, syukurlah keadaan pasien saat ini baik-baik saja... besok pasien sudah dibolehkan pulang." Dokter itu pamit lalu pergi dari ruang rawat Aluna.

Helena mengelus dan merapikan rambut Aluna yang sedikit berantakan sambil berkata, "Maafkan Mama Aluna."

Alula masuk ke dalam ruangan Aluna dan menghampiri Helena.

"Mama sudah bangun, ini Alula sudah bawakan sarapan," ucap Alula sambil menyodorkan plastik yang berisi sarapan.

"Letakkan disana saja Alula, Mama ga selera makan," balas Helena.

"Tapi Ma, dari kemarin Mama belum ada makan... nanti Mama bisa sakit," usul Alula.

"Mama bilang tidak Alula, dan kamu, kenapa disaat Kakakmu mengalami kejang Kamu tidak membangunkan Mama?" Tanya Helena sambil memelototi Alula.

"A-nu, Alula tidak mau mengganggu waktu tidur Mama... Mama sudah 2 hari tidak tidur, Alula tidak mau Mama jatuh sakit," jawab Alula sambil menundukkan kepalanya.

"Ck,... untung kondisi Kakakmu saat ini baik-baik saja, jika tadi ada yang terjadi dengan Kakak Kamu, Kamu yang akan Mama salahkan," pinta Helena menaikkan nada bicaranya.

"Maaf Ma..." Alula pergi meninggalkan ruangan rawat Aluna.

Ketika Alula sudah pergi, Aluna siuman dan memegang tangan Helena yang dingin.

"Ma, Mama sudah makan?" Hal yang pertama kali Aluna tanyakan setelah siuman yang dibalas gelengan oleh Helena.

"Ma, makan ya? Kalau Mama tidak makan Mama bisa jatuh sakit, nanti ga ada yang lindungi Aluna dari amukan Papa," ucapannya dibalas Helena dengan senyuman tipisnya dan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Iya sayang, ini Mama makan." Helena segera mengambil bungkusan sarapan tadi dan langsung melahapnya.

Tiba-tiba Alula masuk dan mengejutkan Aluna dan Helena, dia masuk dengan tergesah-gesah.

1000/1Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt