7

264 28 4
                                    

WELCOME TO BH




"Bagaimana keadaanmu?."

Tanya Jisoo, yang sudah duduk di tepi ranjang.

Jennie yang masih berbaring, mengangguk lemah. "Sudah lebih baik dari kemarin. "

Sepulang kerja, Jisoo sengaja mampir untuk menjenguk Jennie. Sebab wanita itu lagi-lagi tak membalas pesan nya. Membuat Jisoo khawatir.

Ia menempelkan punggung tangannya di kening Jennie. Lalu membandingkan nya dengan suhu di dahinya.

Sama.

"Uhukk... Uhukk... " Demamnya memang sudah turun. Namun batuk yang masih tersisa. Membuat tenggorokan Jennie benar-benar tidak nyaman.

Jisoo tidak tega melihat nya. Ia sangat paham rasanya. Setiap kali hendak tertidur. Batuk itu pasti mengganggu. Yang membuatnya harus terjaga cukup lama.

Terbukti dari garis hitam yang terlihat dibawah kantung mata Jennie.

"Sudah makan, minum obat?. " Jisoo bertanya lagi. Jennie menggeleng, manyun.

"Ga enak buat makan. Obatnya juga pahit, aku tidak suka. "

"Namanya juga obat, pasti pahit. Yang manis kan cuma aku. " Jisoo sedikit bercanda. Membuat Jennie terkekeh dibuatnya.

"Kkkk... " Ternyata Jisoo orangnya suka kepedean. Lucu sekali.

"Ayo makan sedikit. " Jisoo mengeluarkan sebuah foam berisi bubur. Dari kantong plastik hitam, diatas nakas, yang ia bawa.

"Nggak ah, nanti saja. " Jennie menggeleng, mengerucutkan bibirnya. Ia benar-benar tidak berselera untuk makan.

"Udah jangan nanti nanti. Kamu harus makan Jen. "

"Nggak enak makan Soo... " Jennie mulai merengek. Namun Jisoo tetap membujuk nya.

"Dikit dikit Jen, biar perut kamu gak kosong. Ya?. "

Jennie menggeleng keras, menutup mulutnya dengan kedua tangan. Kali ini ia benar-benar terlihat seperti anak kecil yang sedang memberontak. Membuat Jisoo gemas melihat nya.

"Sedikit saja, habis itu minum obat. Biar cepat sembuh. "

Jennie tetap menggeleng. Kian rapat menutup mulutnya.

Jisoo menghela nafas. Mencoba tetap sabar menghadapi Jennie. Jika itu adalah sahabat nya, pasti sudah ia jitak dahinya dari tadi.

Mengingat dirinya sangat ringan tangan pada temannya.

Kalo kata Bona, love language Jisoo itu physical attack. Sebab dirinya sering dipukul tanpa sebab. Meski bercanda, tetap saja Bona terkadang merasa sakit. Serasa di kdrt teman sendiri.

"Ayolah, makan sedikit saja ya?. Kamu mau sakit terus emang?. " Bujuk nya lagi dengan suara lembut.

Lagi, Jennie menggeleng. Ia tidak mau sakit, tidak enak. Tapi memaksakan diri untuk makan juga tidak enak.

"Makanya ayo makan dikit-dikit ya?. "

Dengan terpaksa, akhirnya Jennie mengangguk setuju. Lalu bangun, duduk bersandar.

"Aaa... " Jisoo hendak menyuapi Jennie. Namun lengannya ditahan oleh wanita itu.

"Aku bisa makan sendiri Soo. "

"Aku tau, tapi kali ini biar aku suapi. "

"Emm.. " Jennie tidak menolak. Lantas membuka mulutnya. Mulai mengunyah buburnya perlahan. Mulutnya masih terasa pahit. Kerutan diwajahnya ,menjelaskan kalo dia  kesulitan untuk mencerna makanan nya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 07 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

BH-[Brain Heart]Where stories live. Discover now