4

285 38 2
                                    

Welcome to BH.


"Jennie!!. "

Jisoo dengan cepat sampai di dapur. Usai mendengar teriakan dari wanita itu. Nafasnya sedikit terengah. Matanya membelalak dengan apa yang dilihat nya.

"Apa yang kamu lakukan di sana?. " Tanya nya.

Jennie tersenyum canggung. Malu aksi konyolnya berdiri diatas wastafel dengan sapu ditangannya. Dilihat oleh Jisoo.

"A-ada tikus masuk tadi. Aku takut. " Ia memporotkan bibir diakhir kalimat.

"Hah.. " Jisoo kirain apa. Iya sudah khawatir tadi.

"Dimana?. Sini biar aku yang gebuk sampai mati. " Ia mendekati Jennie, meminta sapu ditangannya.

"Sudah lupakan. Tikusnya sudah kabur. " Jennie mengangkat dagunya. Menunjuk ke arah jendela.

Jisoo paham. Lantas memeriksa keluar jendela. Memastikan tidak ada lagi tikus yang berkeliaran di kebun kecil, belakang kafe itu.

Gelap. Ia tidak bisa melihat apapun. Lantas menutup jendela kaca tersebut.

"Aman."

"Hmm." Jennie tau itu. Dan beranjak turun dari atas wastafel.

"Kkk... " Jisoo terkekeh kecil melihat nya. Kenapa Jennie lucu sekali kalo begini.

"Apa yang kau tertawakan?!. "Tanya Jennie kesal. Ia tau Jisoo pasti mengejeknya.

Jisoo hanya tersenyum menggeleng. Berusaha menahan kekehan kecilnya.

Hilang sudah image cool Jennie kalo begini. Ia segera beranjak, sebelum image nya semakin rusak ditertawakan Jisoo.

Sungguh sangat memalukan.

____

Hujan sudah reda.

Jisoo segera berpamitan pada Jennie untuk pulang. Sebelum nanti hujan lagi.

"Terimakasih untuk kopinya. "

"Hmm.. " Jennie mengangguk.

"Selamat malam. "

Melambaikan tangan pada Jennie, tak lupa senyum manisnya yang selalu terpancar. Jisoo melajukan motornya meninggalkan tempat kerja Jennie.

"Malam."

Usai memastikan kepergian Jisoo. Jennie kembali masuk kedalam. Bergegas membersihkan dan merapikan setiap sudut restoran, sebelum tutup. Ia juga ingin cepat-cepat pulang.

Cucian piring, meja dan kursi. Semua sudah bersih dan tertata rapi. Jennie memakai mantel panjangnya. Tak lupa mematikan semua lampu dan mengunci pintu. Sebelum meninggalkan restoran.

"Shhh.. Huhh... " Ia berdesis, merapatkan kedua tangannya ke dalam mantel. Udaranya sangat dingin.

Langkah kakinya semakin berat. Rasanya ingin membeku.

Ah, andai punya motor seperti Jisoo. Pasti menyenangkan, tidak perlu berjalan kaki saat pulang-pergi bekerja.

Langkah Jennie terhenti saat hendak menyebrangi jalan. Matanya membelalak, dengan nafas memburu.Mendadak hawa yang tadinya dingin. Kini mulai memanas.

Melihat sebuah mobil yang terhenti di lampu merah, tepat di depannya.

"Jeno?!. " Batinnya.

Ya, itu memang Jeno, mantan pacarnya.

Dari jendela mobil yang setengah terbuka itu. Bisa dilihat Jeno sedang tertawa bersama seorang wanita disamping nya. Bahkan beberapa kali Jeno mengecup bibir gadis itu. Hingga membuat nya tersipu malu. Lalu memukul bahu Jeno. Yang membuat pria itu semakin senang menggodanya.

BH-[Brain Heart]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang