"Letak nggak sopan nya di mana? Lagian lo bukan orang lain melainkan istri gue."

"Nanti ada yang marah," kata Hazel.

"Siapa?"

"Suamiku, Jungkook."

"Hadeh halu mulu kerjaan lo." Elang menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Halu itu salah satu kegiatan yang harus dilakukan tahu, Kak. Andai aja dari halu bisa menghasilkan uang, mungkin aku udah jadi orang terkaya di bumi ini," ujar Hazel masih dengan kehaluan nya.

"Lo nggak perlu ngehalu supaya dapat banyak duit. Gue sendiri yang bakal kasih. Semua ATM gue bisa lo pakai buat beli apa aja." Elang mengeluarkan isi dompetnya dan memberikan tiga kartu ATM miliknya pada Hazel.

"Aku mana mau pegang ini semua, Kak. Udah simpan aja," tolaknya.

"Gue serius. Semua uang gue jadi uang lo juga. Untuk apa gue kerja dari pagi sampai malam kalau bukan buat lo?" ucapnya seraya menatap Hazel.

Ketiga kartu ATM itu Hazel liatin satu persatu. Selama mereka menikah memang Hazel sudah diberikan satu kartu ATM juga, namun Hazel menggunakannya untuk membeli hal yang penting-penting saja dan jarang menghambur-hamburkan uang.

"Udah nggak perlu mikir, nih ambil." Elang memberikan ketiga kartu ATM-nya ke tangan Hazel.

"Jangan semuanya Kak, aku ambil satu aja." Hazel mengembalikan dua kartu lainnya.

"Ya udah nanti saldo kartu itu bakal gue banyakin," ucap Elang.

***

Weekend kali ini Hazel tidak ada rencana untuk pergi keluar, jadi dia memutuskan di rumah saja. Dia tidak bersama Elang karena cowok itu sedang ada pertemuan.

Hazel menyandarkan tubuhnya di kepala kasur, tangannya bergerak mengusap-usap perutnya. Sorotan matanya tak sengaja melihat koper hitam yang masih ada di sudut ruangan. Waktu itu Hazel ingin membukanya, namun koper tersebut terkunci.

"Kira-kira masih kekunci gak ya?" gumam Hazel. Dia turun dari kasur hendak memeriksa koper.

"Eh—enggak kekunci lagi," ucapnya kesenangan.

Koper Hazel buka, dia menemukan beberapa pakaian Elang. Hazel mengeluarkan pakaian tersebut untuk dia susun ke dalam lemari. Saat mengambil pakaian paling akhir, Hazel menemukan sebuah amplop coklat berukuran besar.

"Apa ini?" tanpa pikir panjang Hazel langsung membuka amplop coklat itu.

Ada beberapa lembar foto Elang bersama seseorang. Hazel tidak bisa melihat wajah orang itu akibat wajahnya tertutupi oleh coretan.

"Kalau dari postur tubuhnya ini pasti cewek." Hazel menilai. Hazel kembali mengeluarkan isi dari dalam amplop, ternyata ada surat juga. Tapi lagi dan lagi isi surat tidak bisa dia baca lantaran semua tulisan ikut dicoret-coret.

"Kenapa semuanya pada dicoret begini ya?" gumam Hazel mengamati tulisan-tulisan ini. Hazel membalikkan surat dan menemukan sebuah nomor telepon di sana.

"Ada nomornya, kira-kira ini masih aktif gak ya? Aku coba chat deh. Tapi aku harus pakai nomor lain biar nggak ketahuan," monolog Hazel.

Kebetulan Hazel punya dua nomor, dan nomor satunya jarang dia gunakan. Jadi dia akan menggunakan nomor itu untuk menghubungi seseorang tersebut.

08338790***

[Hai?]

"Nomornya masih aktif ternyata. Yaudah aku tungguin balasannya deh," cicit Hazel. Beberapa menit kemudian chat nya pun dibalas.

Kak Elang: ELAZEL Where stories live. Discover now