04. Busy

1K 215 42
                                    

Selamat membaca♡.

𓃠

Setelah matahari terbit, suasana meja makan di rumah mewah ini sangat hening, tidak ada yang mengeluarkan suara sama sekali.

Aryan meletakkan piring yang berisi ayam goreng ke atas meja, matanya memandang mereka yang diam-diaman. Pria yang sekarang sudah berumur itu menghela nafas, ia tahu kenapa wajah mereka suram hari ini.

"Maaf membuat menunggu," ucap seseorang membuat mereka mengalihkan perhatian ke sang empu.

Terlihat wanita cantik yang memakai pakaian formal, namun tampak elegant dan bersinar.

"Kenapa belum ada yang makan?" tanya Jennie kepada mereka yang termenung memandangnya.

"Kita nungguin Mommy," jawab si bungsu, Lorenzo.

Jennie sontak tersenyum mendengarnya. "Kalian menunggu Mommy? Manisnya, ayo makan."

Mereka mulai menyantap makanan dengan tenang, Jennie mengulum bibir menatap makanan miliknya.

Kapan terakhir kali ia dan keluarganya makan pagi bersama seperti ini? Jennie jadi rindu.

Biasanya, beberapa dari suaminya yang tidak bisa karena alasan ada meeting atau berkas-berkas menumpuk. Kalau dirinya, Jennie pernah tidak pulang ke rumah karena sibuk mengerjakan pesanan klien di butik. Untuk meluangkan waktu saja tidak bisa, ia sudah seperti workaholic.

Selesai sarapan, kini mereka berkumpul di ruang tamu.

"Terima kasih Bibi Ren," kata Jennie tersenyum kepada kepala pelayan di rumahnya.

Kemudian, Jennie mendekati keluarganya yang telah menunggu. "Kalian udah mau berangkat sekolah?"

"Iya, Mom."

Mendengar jawaban serempak dari putranya, Jennie menganggukkan kepala. "Belajar yang rajin, jangan nakal di sana."

"Mommy sendiri berangkat ke butik sekarang?" tanya Kaiser ragu.

Jennie yang sedang mengancingkan kemeja Arga lantas menoleh. "Iya, malam ini Mommy enggak bisa pulang."

"Nginap lagi?" tanya Deo memeluk Jennie dari belakang.

Jennie mengangguk, membiarkan tangan Deo yang mengusap pinggangnya. "Maaf, mungkin dua hari aku nginap."

"Jangan terlalu sibuk dengan pekerjaan, kesehatan kamu lebih penting," ucap Abi memandang serius manik indah Jennie.

"Aku mau antar Mommy," ujar Miguel dengan tatapan berbinar.

"Kamu 'kan sekolah," sahut Alister membuat Miguel cemberut.

"Nggak apa-apa, nanti pulang Mommy bawakan hadiah." Jennie menepuk kepala Miguel, menghibur putranya yang terlihat sedih.

"Aku juga mau," timpal Lorenzo dan Akira secara bersamaan.

Kaiser mengusap tengkuknya, malu ingin meminta hadiah juga.

"Iya, Mommy bawa hadiah buat kalian semua," jawab Jennie tersenyum manis.

"Mau di antar jam berapa, sayang?" tanya Vernan mengancing kemejanya.

"Enggak usah, Gaskar yang antar aku. Ya udah, aku pergi dulu ya. Jangan bertengkar, akur-akur selama Mommy enggak ada," ujar Jennie kepada putranya yang langsung diangguki oleh mereka.

Melihat Jennie pergi bersama sang supir bernama Gaskar, Miguel dan Lorenzo berpandangan penuh arti.

"Kasihan, dua hari nggak dapat jatah," celetuk Miguel.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 13 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Our Wives Belong Together (S2) Where stories live. Discover now