06

808 94 8
                                    

"Permisi."

Perhatian siswa di kelas 12 Ipa 1 itu teralihkan pada Kinan. Mereka penasaran apa yang di lakukan oleh gadis itu di sini.

Jika di lihat dari bed yang di kenakan oleh Kinan, maka ia kelas satu. Tapi ada urusan apa anak kelas satu datang ke kelas mereka. Apa ada anak kelas mereka yang mencari masalah.

"Kenapa?" Tanya Romi sang ketua kelas. Ia menghampiri Kinan karena tidak sopan rasanya jika mereka bicara dengan jarak seperti itu.

"Maaf ganggu kak. Apa kak Nicolas nya ada?" Tanya Kinan hati hati. Rumornya Nicolas itu benci dengan perempuan.

"Nicolas Sanjana?" Tanya Romi memastikan. Kinan mengangguk yang membuat Romi semakin bingung.

"Nic, ada adik kelas nyariin lo nih." Terik Rama untuk memanggil Nicolas.

Nicolas yang mengetahui itu mengernyitkan dahinya. Siapa adik kelas yang berani mendatanginya seperti ini.

Jika itu Jesica maka tidak mungkin. Karena semua penghuni kelas ini tau jika yang mencarinya adalah Jesica, tidak perlu ijin seperti ini. Jesica akan langsung masuk dan bergelanyut di tangannya. Yang tentu saja membuatnya risih.

"Cepetan elah. Kasihan nih adik kelas udah berdiri lama." Kesal Romi saat melihat Nicolas sangat lamban. Pria itu bahkan belum berdiri dari kursinya.

Karena desakan Romi, akhirnya Nicolas bangkit untuk menemui Kinan. Ia juga penasaran hal apa yang membuat gadis itu menemuinya.

"Kenapa?" Tanya Nicolas saat sudah ada di depan Kinan. Ia mengingat gadis ini. Dia adalah gadis yang pernah ia katai bodoh saat di kantin. Jika tidak salah, saat dia di bully Jesica.

"Boleh bicara berdua sebentar? Ada hal yang ingin aku bicarain sama kakak." Ucap Kinan dengan tenang. Ia tidak merasa gugup atau terintimidasi sedikitpun oleh kakak kelasnya ini. Padahal Nicolas di kenal dengan siswa yang begitu dingin dan mampu membuat siapa saja tak berkutik.

"Soal cinta? Cihh, aku tidak punya waktu untuk hal tidak berguna seperti itu." Ejek Nicolas. Ia yakin jika gadis ini sama dengan gadis yang lain. Yang akan menyatakan cinta untuknya.

Sedangkan Kinan yang mendapat respon seperti itu langsung mendatarkan wajahnya. Apa apaan laki laki itu. Pede sekali dia.

Apa menurutnya dia tampan? Cih mimpi saja. Bagi Kinan wajah Nicolas tidak ada tampan tampannya. Bahkan jika di bandingkan dengan kodok di got depan sekolah juga masih tampan kodok itu.

"Jangan samakan aku dengan wanita lain kak. Aku kesini untuk membicarakan sesuatu yang berhubungan dengan masa lalu mu." Ucap Kinan. Ia masih berusaha menjaga kesopanannya.

Cukup waktu itu saja ia menunjukkan sisi liarnya. Tidak untuk kali ini.

"Masa lalu apa?"

"Alea Rashita."

Nicolas menegang begitu mendengar nama seseorang yang sudah lama ia lupakan. Bagaimana gadis itu tau tentang nama itu. Kenapa gadis itu ingin tau tantang wanita itu. Apa hubungannya mereka.

"Ikut aku." Nicolas mengajak Kinan untuk pergi ke tempat yang lebih sepi.

Ia tidak mungkin membicarakan hal ini di tempat yang ramai. Karena ia tau jika membicarakan wanita itu sama dengan membuka luka lamanya lagi.

Akhirnya mereka sampai di ruang musik. Nicolas memilih ruang ini karena ruang musik kedap suara. Cocok untuk di gunakan sebagai tempat membahas sesuatu yang bersifat pribadi seperti ini.

Tidak lupa juga Nicolas menutup pintunya. Lalu mengunci pintu itu agar tidak ada orang lain yang bisa memasuki ruangan ini.

"Apa hubunganmu dengan wanita itu." Tanya Nicolas pada Kinan.

"Dia ibu ku. Lebih tepatnya ibu tiri ku."

Nicolas menatap Kinan dengan begitu tajam. Urat urat nya terlihat menonjol menandakan bahwa pria itu marah.

"Jadi orang yang menghancurkan keluarga ku adalah ayahmu?" Ucap Nicolas dengan amarah yang tertuju pada Kinan.

Tapi amarah itu tidak cukup untuk membuat Kinan takut. Nicolas tidak ada apa apanya dengan sang bunda. Kinan pernah mengahadapi amarah Agatha. Dan itu jauh lebih besar daripada ini. Jadi kenapa ia harus takut dengan Nicolas yang tidak ada seujung kuku Agatha.

"Dan orang yang telah membuat bunda ku mati adalah ibu mu." Balas Kinan.

Nicolas terkejut mendengar ucapan itu. Ia tidak paham dengan situasinya. Gadis itu bilang jika Alea, ibunya telah menjadi ibu sambung gadis itu. Yang berarti ibunya telah menikah dengan ayah gadis itu. Benar kan.

Lalu, kenapa bisa ibunya justru membunuh bunda gadis itu. Jadi maksud gadis itu adalah ibunya bisa menikah dengan ayah gadis itu setelah membunuh bunda nya gadis itu. Benarkah?

"Kau tau kak, ayah selingkuh dengan Alea meskipun ayah masih menjadi suami bunda. Lebih dari lima belas tahun mereka selingkuh. Sampai akhirnya mereka memiliki seorang anak yang usianya satu tabun di atas ku. Gak cukup sampai di situ aja, mereka berdua bahkan dengan sengaja bunuh bunda ku. Sepuluh tahun yang lalu, mereka membunuh bunda."

Nicolas tercengang dengan fakta yang di ucapkan oleh Kinan. Ia tidak pernah menyangka jika ibunya melakukan hal gila seperti itu.

Ia akui jika ibu nya memang wanita yang gila. Ibunya dengan tega meninggalkan ayahnya saat usaha sang ayah mengalami kebangkrutan.

Tidak hanya itu, ibunya bahkan sudah berkali kali ketahuan selingkuh dengan pria lain. Entah pria hidung belang yang dia temui di club, atau kakek kakek juga pernah menjadi selingkuhan sang ibu.

Asalkan pria itu kaya, maka sang ibu mau mau saja menjadi selingkuhannya. Kegilaan lain dari sang ibu adalah, ia pernah menggugurkan kandungannya sendiri.

Dimana janin itu adalah anak sang ibu dengan selingkuhannya. Ia tau hal itu karena tidak sengaja mendengar ucapan orangtuanya saat mereka bertengkar.

Sejak saat itulah ia menjadi membenci perempuan. Trauma itu datang akibat pikirannya yang menganggap jika semua perempuan sama seperti ibunya.

"Aku sudah tidak punya hubungan apapun lagi dengan wanita itu." Ucap Nicolas tanpa berani menatap Kinan.

Entah kenapa ia jadi malu setelah mendengar kelakuan ibunya. Padahal yang melakukan itu ibunya, bukan dirinya.

"Tapi aku butuh bantuan mu kak."

"Bantuan apa?" Kinan sedikit menyunggingkan senyumnya saat Nicolas memberikan lampu hijau.

"Kasih tau semua info tentang Alea sama aku. Aku butuh semua info itu untuk mencari tau siapa anak Alea sama ayah."

Nicolas mengernyit. Untuk apa gadis itu ingin tau. "Untuk apa? Bukankah itu percuma saja buatmu. Bunda mu tidak akan hidup lagi meski kau tau siapa anak itu."

Kinan kembali melunturkan senyumnya. Memang tidak ada yang salah dengan ucapan Nicolas. Ia tau siapa anak itu atau tidak juga tidak merubah fakta jika bunda nya sudah mati.

Apapun yang akan ia lakukan nanti juga tidak akan merubah fakta itu. Tapi, ia ingin membalas dendam atas kematian bunda nya. Setidaknya hanya itu cara yang bisa ia lakukan untuk membuat sakit hatinya menghilang.

"Jika kau ingin balas dendam maka lupakanlah. Karena usahamu akan sia sia. Kau tidak akan mendapat apapun jika ingin meneruskan dendam itu. Bunda mu tidak akan hidup. Rasa sakit hatimu juga tidak akan benar benar hilang. Dan juga, jangan menjadi Alea kedua yang akan membunuh orang tidak bersalah hanya untuk mencapai tujuannya."

Nicolas melangkah pergi. Ia rasa tidak perlu untuk membantu gadis itu. Bukannya tidak prihatin, tapi ia tidak mau ada Nicolas lainnya setelah dia.

Ia ingin Kinan meluapkan dendam itu. Ia ingin Kinan hidup dengan damai tanpa perlu terbebani oleh masa lalu yang menyakitkan.

Cukup dia saja.

Namun, baru saja tangannya ingin membuka kunci, ucapan Kinan mampu menghentikan pergerakan tangannya.

"Mereka sudah mati. Bersama anak yang baru saja dilahirkan."


















.....

To Be Continue

Queen DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang