bab 10

403 37 3
                                    

happy reading


Naya memejamkan mata menahan debaran aneh yang berasal dari jantungnya. Bukan perasaan yang di rasakan oleh seseorang yang sedang jatuh cinta, tetapi perasaan takut dan was-was karena Langit begitu dekat dengannya.

Apalagi saat mendengar ucapan Langit tadi. Membuatnya berteriak? Apa pria itu seorang psikopat yang akan menyiksa targetnya sampai membuatnya berteriak? Apa dengan cara menggoreskan pisau? Atau mencambuk? Naya benar-benar berpikir jika salah satu bayangan tentang Langit di dalam pikirannya akan menjadi nyata.

Di belakang Naya, Langit tersenyum kemenangan melihat gerak-gerik perempuan itu yang tegang. Bahkan Langit merasakan Naya bernapas begitu cepat, ia bisa mengetahui karena lengannya masih berada di perut rata Naya.

Langit menggerakkan tangannya yang melilit perut Naya ke arah rambut Naya yang hampir menutupi wajah gadis itu, ia ambil helaian rambut Naya untuk di bawah ke belakang telinga.

"Jangan!"

Reflek yang buruk. Naya pikir Langit akan mencekiknya atau melakukan hal buruk terhadapnya makanya ia sampai sedikit berteriak mengucapkan kata itu. Tapi kenyataannya salah, dirinya sedikit malu.

Lagi-lagi Langit tersenyum di belakang Naya. Pria itu memutar tubuh Naya agar menghadap ke arahnya, Naya tidak melawan karena tindakan Langit terlampau tiba-tiba. Kini mereka berdua saling berhadapan menatap satu sama lain di satu ranjang yang sama.

Naya menelan ludah kasar saat bersitatap dengan mata biru laut milik Langit, ia sungguh was-was jika kejadian buruk akan menimpanya.

"Calm baby."

Melihat ketenangan Langit membuat Naya sedikit lega. "Y-ya, kamu mau apa." Walaupun sedikit lega namun tidak bisa dipungkiri lagi jika gugup masih menerpanya.

"Torture you."

Dengan gerakan cepat, Naya membuat jarak dengan Langit. Naya seperti sedang terancam, ia menatap Langit waspada namun melihat ketenangan Langit membuat Naya merasa dipermainkan.

Langit terkekeh sejenak. "I am just kidding. Kemari lah."

"Mau kamu apa sih." Naya sudah tidak tahan, masa bodoh dengan pemikiran akan Langit yang menyiksanya, ia hanya kesal dengan pria itu yang membodohinya.

Langit tidak memperdulikan ucapan Naya, ia malah menarik tubuh Naya agar mendekat ke arahnya. Lagi-lagi Naya tidak bisa melawan karena tindakan Langit yang tiba-tiba.

Langit memeluk tubuh Naya erat, wajah perempuan itu ia benamkan di dadanya. Langit masih memberikan ruang agar Naya bisa bernapas.

Naya tidak tahu harus berbuat apa, sudah beberapa kali ia menolak, jika sekarang ia menolak lagi pasti Langit akan marah besar. Apalagi sekarang ia berada di daerah kekuasaan Langit. Itu yang membuatnya harus tetap waspada.

"Aku ingin tidur." Ucap Langit kemudian memejamkan matanya.

Mau tidak mau Naya juga ikut terlelap, ia memejamkan matanya mengikuti Langit yang sudah berada di alam bawah sadarnya.

•••

Jam sudah menunjukkan pukul 07.40 p.m. dan Langit masih berada di kamar Naya, pria itu mengerjap-ngerjapkan matanya. Pemandangan yang pertama kali dilihat adalah wajah perempuan yang menjadi istrinya.

Changed feelingsOnde histórias criam vida. Descubra agora