(38.) Permintaan Berubah

41.1K 4.3K 5.4K
                                    

Harga penulis melalui feedback berupa vote serta comment

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harga penulis melalui feedback berupa vote serta comment. Jika ingin ceritanya lekas terus di updated, jangan lupa tembuskan targetnya, xixixi. WARN! ADA SEKITAR 1000+ KATA, SEMOGA TIDAK BOSAN.


Diharapkan jangan siders. Karena satu bintangmu itu sangat berharga untuk menghargai waktu, energi, dan tenaga penulis🖤🖤🖤

TARGET--3 RIBU VOTE DAN 5 RIBU COMMENT UNTUK NEXT?!

ABSENN DULUU, PAKEE BAJUU WARNAA APAA KALIANN BERBUKAA TADII?!🌝
•••••••••••

HAWOO PASREMOYY SEMUAA😻MAAF YAA ADA KETERLAMBATANN, SEMOGA KALIAN MASIH SETIA MENANTI KELANJUTAN KISAH AGASKAR ZEYA YA....🥹🩷
••••••••••••••••

"Mungkin kita terlalu sama-sama egois untuk bertahan, karena mungkinkah hubungan ini seharusnya sudah berakhir sebelum meledaknya permasalahan?"
"Arazey Henessy Elthea-
••••••••••••••

"Kamu punya tugas dari saya yang harus diselesaikan, saya tahu kamu menyukai cucu saya."

"M-maksudnya? Cucu anda yang mana, ya? Saya beneran nggak ngerti," sahut Irish tersenyum canggung.

Wanita berumur senja itu pun menyunggingkan senyum miring, menatap sendu ke arah Irish. "Tidak mungkin kamu tidak tahu siapa yang saya maksud, jika sekarang kamu hanya menyukai satu laki-laki."

Irish pun terdiam, ia mencoba mencerna kata-kata yang didengarnya barusan. Gadis itu berucap apa adanya, karena ia memang tidak mengenal wanita berumur itu. Namun, untuk lelaki yang ia suka?

Siapa lagi jika bukan Agaskar?

Pandangan Irish langsung tegak lurus pada wanita tersebut dengan respon yang sedikit tercengang dan bertanya-tanya. "A-Agaskar?!"

Senyum wanita itu pun kembali terurai, ia kemudian mengulurkan tangan lebih dulu pada Irish. "Saya Enza, Oma nya Agaskar."

DAMN! Irish meneguk salivanya kasar, antara terkejut dan masih dirundung rasa syok bukan main. Ia menatap uluran tangan dan wajah Enza secara bergantian. Sampai akhirnya Irish pun membalas uluran tangan tersebut.

"Saya Irish." Jawaban yang singkat, padat, dan tepat. Tentunya karena Enza sudah mengetahui hal itu sebelumnya.

"Ikut saya, untuk membicarakan suatu hal penting jika kamu ingin bernasib baik kedepannya," ujar Enza menyarankan, ia pergi lebih dulu menuju mobil.

Semulanya Irish ragu untuk mengikuti, apalagi jam mata kuliahnya sebentar lagi akan segera dimulai. Irish meneliti jam yang terpasang di pergelangan tangannya, sangat nanggung apalagi jalan kaki ke fakultas butuh waktu.

Akan tetapi ia sendiri sudah terlanjur penasaran dengan maksud dan tujuan Oma Enza menghampirinya untuk apa? Hingga Irish pun memutuskan untuk mengikuti dan masuk ke dalam mobil.

AGASKAR 2 [[ ASKARAZEY ]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang