Chapter 9 : Penaklukan Aeolus

275 43 1
                                    

| Ampuni kami, Putra Mahkota! |

1 tahun yang lalu (Di Istana raja Aeolus)

Terdapat seorang raja bersurai biru muda dan iris ungu mengkilap yang sedang bertekuk lutut di depan seorang remaja bersurai kuning yang sedang menghunuskan pedang di samping leher sang raja. Iris biru permata remaja itu menatap tajam raja di depannya. Di belakang sang raja terdapat keluarganya yang gemetar ketakutan, sedangkan di belakang sang remaja ada pasukan yang siap menyerang.

 Di belakang sang raja terdapat keluarganya yang gemetar ketakutan, sedangkan di belakang sang remaja ada pasukan yang siap menyerang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jadi apa yang akan kau lakukan, Raja Cesare?" tanya Anthanasius.

"Tolong ampuni saya, Putra Mahkota" mohon Raja Cesare.

"Ampun? Seorang pemberontak tidak akan diampuni," balas Anthanasius dengan tersenyum, "aku cukup kecewa... Kukira kau akan memohon ampun untuk keluarga mu yang tidak berdosa itu, sayang sekali... mereka harus terjerat oleh kesalahan yang kau perbuat"

Raja Cesare tidak bisa berkata apa-apa, sebenarnya yang dikatakan Anthanasius adalah kenyataan. Raja Cesare merencanakan pemberontakan secara diam-diam, bahkan keluarganya sama sekali tidak tahu.

"Ada kata-kata terakhir?" tanya Anthanasius.

Raja Cesare menoleh ke arah keluarganya yang sedang di sandera,

"Tolong maafkan aku, wahai istri dan anak-anak ku... Maafkan aku yang bodoh ini" ucapnya sambil menangis.

Keluarga Raja Cesare yang mendengar itu hanya bisa mengeluarkan air mata mereka.

"Baiklah, selamat tinggal... Sepertinya kau akan dikenang" ucap Anthanasius, setelah itu dia menghunuskan pedangnya ke arah leher sang raja dan itu memenggalnya.

Karena aksi itu, wajah Anthanasius terkena cipratan darah. Lalu, ia menoleh ke arah keluarga sang raja sambil tersenyum.

"Apa yang harus aku lakukan dengan kalian?" tanyanya sambil tersenyum dan berjalan ke arah mereka.

"Tolong ampuni keluarga saya!"

Sebelum Anthanasius sampai ke mereka, tiba-tiba seorang laki-laki dengan surai putih dan iris ungu berlari dan berlutut di depan Anthanasius.

"Ho... Apakah kalian ingin diampuni karena ketidaktahuan kalian mengenai pemberontakan?" tanya Anthanasius.

"Itu benar, saya memohon kemurahan hati anda, wahai Matahari Kecil Obelia" jawab laki-laki itu.

"Baiklah, tapi aku tidak bisa membebaskan kalian secara gratis," ucap Anthanasius sambil tersenyum, "aku menginginkan jaminan"

"Saya! Saya siap menjadi jaminan anda!" sahut laki-laki itu.

"Zayne! Apa maksudmu!" teriak seorang perempuan dengan surai biru muda dan iris ungu.

Anthanasius mengacuhkan perempuan itu, "Kau? Jaminan," Anthanasius terkekeh, "memangnya apa yang kau bisa berikan?"

I am the Rightful Heir! (TCF Fanfic)Where stories live. Discover now