Darya melihat penampilannya sendiri. Ternyata dia seberantakan itu. Darya pun mengambil pakaian lengkap dari dalam lemari, kemudian dia masuk ke dalam kamar mandi.

"Darya udah semakin nekat. Gue harus cari cara supaya Darya enggak pergi dari apartemen," monolognya.

"Apa gue kunci dari luar aja, ya? Kayaknya ini ide yang bagus, gue juga nggak bakal biarin Darya megang akses keluar masuk apartemen," lanjutnya.

Fino berjalan cepat keluar apartemen. Dia sudah mengunci apartemen dan dipastikan Darya tidak akan bisa keluar.

Langkah selanjutnya, Fino akan menemui Elang. Dia harus memberitahukan soal ini pada cowok itu.

Fino masuk ke dalam mobil dan langsung tancap gas menuju kantor Elang.

Sesampainya di kantor Elang, Fino segera menghampiri pihak resepsionis.

"Ada yang bisa saya bantu?"

"Elang nya ada?" tanya Fino.

"Pak Elang di ruangannya. Apa anda sudah membuat janji?"

"Belum, tapi ada yang ingin saya sampaikan ke Elang, ini penting sekali."

"Baik, tunggu sebentar ya." Resepsionis itu tampak menghubungi seseorang, sepertinya Elang.

"Silahkan ke lantai sembilan, ruangan Pak Elang ada paling ujung," ucap si resepsionis.

"Terima kasih," balas Fino. Dia pun berjalan menuju arahan dari resepsionis.

"Lantai lima paling ujung. Kayaknya yang itu," gumam Fino, melihat pintu di ujung sana.

Baru hendak pergi ke sana tiba-tiba saja seseorang baru keluar dari ruangan itu.

"Eh— ngapain lo di sini?" Frank sangat kaget mendapati Fino ada di sini.

"Gue mau ketemu Elang. Dia di dalam, kan?"

"Iya ada, lo langsung masuk aja. Btw, mau bahas apaan lo? Jangan bilang Darya?" tebak Frank.

"Iya soal Darya."

"Hadeh, mending jangan sih karena Elang paling malas ngebahas tuh perempuan." Fino memperingati.

"Justru kalau enggak gue bahas, rumah tangga dia bisa berantakan gara-gara Darya."

"Anjir, yang bener lo?! Si Darya ngapain emang nya?" Frank jadi sangat kepo.

"Kalau lo mau tahu mending ikut gue aja ke dalam," ajak Fino.

"Oke gas."

Mereka masuk ke ruangan Elang bersamaan. Elang yang awalnya tidak tahu siapa orang yang akan bertemu dengannya pun sedikit kaget setelah mengetahuinya.

"Ada urusan apa lo ke sini?" Elang langsung melempar pertanyaan.

"Ini soal Darya, Lang."

"Ck, mending lo pergi sekarang," usir Elang.

"Lo dengerin dulu penjelasan si Fino, Lang." Frank nimbrung.

"Bener, gue datang ke sini buat tujuan baik, Lang," sambung Fino.

"Buru cerita, gue nggak punya banyak waktu."

Fino duduk di kursi depan Elang. Dia mulai menceritakan kejadian yang menimpa Darya hingga perkataan Darya yang ingin meminta pertanggung jawaban dari Elang.

"Cewek gila!" umpat Elang setelah mendengar cerita Fino.

"Gue lihat-lihat Darya bakal nekat banget supaya bisa bareng lo lagi," ucap Fino.

"Lo nggak bisa bawa si Darya balik ke Australia aja?" tanya Frank.

"Gimana caranya? Dia aja enggak ada niatan buat balik sebelum dapat maaf dari Elang."

"Duh, susah kalau gini mah," cicit Frank.

"Tapi lo tenang aja, Lang, gue bakal berusaha mantau gerak-gerik Darya. Semisal ada yang mencurigakan gue bakal langsung hubungi lo," ujar Fino.

Elang mengangguk pelan.

"Kalau gitu gue balik dulu," pamit Fino.

"Thanks buat infonya," ucap Elang.

***

Hazel menahan rasa kantuknya sejak satu jam lalu. Besok pagi dia ada ujian dan malam ini dia harus mempelajari yang sekiranya masuk ke ujian nanti.

Beberapa kali Hazel menguap dan mengusap air matanya yang berkaca-kaca akibat menahan kantuk.

Hazel menoleh ke pintu kamar, Elang masuk dengan membawa gelas di tangannya.

"Kalau nggak kuat jangan dipaksa," kata Elang, menaruh gelas yang dibawanya di atas meja belajar Hazel.

"Ini buat aku, Kak?"

"Hm, lo belum minum susu, kan, tadi?" tebaknya.

"Lupa hehe. Makasih ya, Kak."

"Sama-sama. Ini udah jam sepuluh, lo nggak mau tidur aja?"

"Aku masih pengen belajar, Kak."

"Yaudah, gue temenin sampai selesai." Elang menarik kursi satunya mendekat ke Hazel.

"Aku mau tanya deh sama Kakak. Tadi waktu pulang kerja kenapa muka Kakak kusut banget? Gara-gara kerjaan pasti."

"Hm," jawabnya singkat, karena jujur dia tidak ingin menceritakan hal tersebut pada Hazel.

"Berat banget pasti, Kakak nggak mau cerita?"

"Kalau gue cerita sekarang yang ada lo enggak bisa jawab ujian besok. udah lanjut belajar aja," suruh Elang.

"Hampir lupa hehe." Hazel pun kembali memfokuskan dirinya pada buku pelajarannya.

Elang terdiam seraya memikirkan cara agar Darya berhenti mengganggu nya dan Hazel.

"Apa gue ajak ketemuan lagi? Kali ini gue harus tanganin dengan kepala dingin supaya kata-kata gue masuk ke otak tuh cewek," gumam Elang.

"Hah–kenapa Kak? Kakak mau ketemu sama siapa?" Hazel mendengar samar-samar.

"Bukan siapa-siapa, lo salah dengar doang."

"Oh kirain," cicit Hazel.

***

Makasih udah VOTE part ini, loveeeee😘

Semoga pas ketemuan nanti si Elang enggak terbuai dengan Darya😌

Maap kalo typo banyak 🙏🏻

4k komen untuk next 👉🏻

Sekian terima Jungkook 💍

Kak Elang: ELAZEL Where stories live. Discover now