Chapter Twenty Four

186 28 8
                                    

Sementara waktu, mereka memilih membatalkan perjalanan ke rumah orang tua Jisung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sementara waktu, mereka memilih membatalkan perjalanan ke rumah orang tua Jisung. Mereka memilih pulang bersama anak yang tadi mereka temui di kantor polisi.

Selama di perjalanan, Jihu berada dalam pelukan Jisung. Terlelap, mungkin masih lelah karena menunggu cukup lama di taman bermain sebelum dia di bawa oleh petugas. Ibu Jihu meninggalkannya karena terlilit oleh hutang.

"Sayang, apa polisi akan mencari eomma Jihu?" Tanya Jisung.

"Ya, polisi akan tetap mencarinya. Tapi sementara kita bisa merawat Jihu, sayang," jawab Felix hingga membuat Jisung menundukkan kepalanya. Melihat Jihu yang masih lelap dalam pelukannya.

Sejujurnya Jisung sedikit merasa sedih jika seandainya polisi dapat menemukan ibu Jihu. Tapi Jihu bukanlah anaknya, dia tidak berhak mengambil Jihu begitu saja tanpa ada proses hukum yang sah.

"Berapa lama, sayang?"

"Entahlah. Mereka harus memastikan jika Jihu memang sudah tidak bisa dirawat oleh keluarganya, baru setelah itu Jihu akan di antarkan ke panti. Nah, dari sana kita baru bisa mengurus surat adopsinya," kata Felix menjelaskan.

Jisung mengelus perlahan kepala Jihu dan memberikannya kecupan lalu berkata, "akan menyenangkan jika kita benar-benar menjadi orang tua untuk Jihu, tapi aku juga berharap semoga ibu Jihu masih ingin bersamanya."

Felix mengelus kepala Jisung dengan lembut, "ya aku juga, aku tidak mau Jihu merasakan apa yang aku rasakan meski akhirnya aku masih harus banyak bersyukur karena appa masih bersamaku," kata Felix.

Saat tiba di apartemen tempat mereka tinggal, Jisung membawa Jihu ke dalam kamar lamanya. Dia membaringkan anak itu perlahan lalu menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.

Rencananya Jisung ingin memasak untuk mereka, meski dia tidak tau apa yang Jihu sukai. Setidaknya dia berusaha menyenangkan hati anak yang sedang terluka itu. Namun, baru saja Jisung hendak keluar dari kamar, terdengar tangisan nyaring dari belakangnya. Jihu menangis karena melihat Jisung hendak pergi.

"Eomma.." panggilnya pada Jisung dengan air mata yang masih mengalir.

Jisung kembali berbalik lalu menurunkan tubuhnya untuk menggendong Jihu. Dia pun mengusap-usap punggung Jihu untuk menenangkan anak itu.

"Eomma, Jihu tidak akan nakal, eomma jangan pergi," kata Jihu sambil menangis.

Jisung menjadi iba karenanya. Dia pun menangis karena tangisan Jihu yang terasa menyesakkan dadanya, "eomma tidak akan pergi. Eomma akan sama Jihu terus," ucap Jisung berusaha menenangkannya.

"Sayang, kenapa Jihu menangis?" Tanya Felix yang baru memasuki kamar itu karena mendengar tangisan Jihu.

"Dia terbangun lalu bilang tidak mau aku meninggalkannya, sayang," jawab Jisung yang kini membawa Jihu kembali ke atas ranjang, namun kali ini dia ikut berbaring bersama Jihu.

Beautiful Liar [FelSung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang