Chapter Ten

416 54 8
                                    

Setibanya di dalam kamar penginapan, Felix mendorong Jisung ke atas ranjang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setibanya di dalam kamar penginapan, Felix mendorong Jisung ke atas ranjang. Mencumbui wajah Jisung lalu perlahan turun ke lehernya. Aroma Jisung sungguh membuat Felix tidak sabar ingin segera menjamahnya.

Sementara Jisung, ia sama sekali tidak menikmati perlakuan Felix. Berulang kali ia mencoba mendorong tubuh laki-laki itu. Hingga akhirnya kedua tangannya di kunci di atas kepalanya. Membuatnya pasrah dan kembali mengingat traumanya. Bulir air matanya pun berlinang dari pelupuk matanya.

Isakan kecil dari bibirnya akhirnya hentikan perbuatan Felix yang mencoba menurunkan celananya. Laki-laki itu menatap Jisung yang terlihat telah berkeringat begitu banyak dan masih menangis di depannya.

"Ji.. maaf, aku sshh sial!" Felix beranjak dari tubuh Jisung dan turun dari atas ranjang. Mencoba menuntaskan hasratnya tanpa melibatkan Jisung.

Mendengar erangan Felix, Jisung turut beranjak dari ranjang. Ia mengusap air matanya lalu duduk di sebelah Felix. Mengusap keringat yang membanjiri dahi laki-laki yang tengah merasakan sakit karena obat perangsang.

"Pergi, Ji. Sshh.. aku akan melakukannya sendiri," ujar Felix sembari menarik wajahnya dari Jisung.

"Aku bantu, ya?" Jisung berpindah ke depan Felix lalu menundukkan tubuhnya. Menyingkirkan tangan Felix dan menggantinya dengan mulut kecilnya.

Tanpa terasa waktu telah menunjukkan pukul satu dini hari. Felix terjaga setelah tadi dibantu oleh Jisung menuntaskan hasratnya. Ia menoleh ke arah Jisung yang telah tertidur disampingnya.

Melihat keringat yang cukup banyak serta wajah mengerut Jisung dalam tidurnya, membuat Felix perlahan mendekati laki-laki itu. Dengan sangat hati-hati ia usap peluh di dahi Jisung. Namun siempunya justru membuka kedua matanya.

"Kau mimpi buruk, Jisung?" Jisung menganggukkan kepalanya.

"Eum, aku bermimpi tentang masa laluku," jawab Jisung.

"Apa itu terjadi karena aku?" Mendengar ucapan Felix, Jisung menundukkan kepalanya dan mengangguk pelan.

"Maaf. Aku pikir karena kita pernah melakukannya, kau tidak akan sampai seperti itu," ucap Felix sembari perlahan mengelus pipi Jisung. Perlakuan Felix membuat Jisung membeku, pertama kalinya ia diperlakukan begitu lembut oleh seseorang selain ibunya.

"B-bukan salahmu. Seharusnya aku sudah harus menyembuhkan traumaku."

"Kau pasti sangat ketakutan dan kesakitan karena masa lalumu sampai bersembunyi lewat wajahku, kan?" Perlahan bulir air mata Jisung mengalir lagi. Dan Felix segera mengusapnya lagi dengan lembut. Laki-laki itu akhirnya memeluk Jisung dan membiarkannya menangis di pelukannya. Tidak hanya sampai disana, Felix pun mencoba menenangkannya dengan menepuk-nepuk pelan punggung Jisung.

Setelah merasa sedikit tenang, ia melonggarkan pelukannya. Jisung menatap wajah Felix lalu perlahan mendekatkan wajahnya ke hadapan laki-laki itu. Sebuah kecupan lembut di sebelah bibir Felix ia labuhkan.

Beautiful Liar [FelSung]Where stories live. Discover now