10/10

289 40 0
                                    


Satu bulan kemudian.

Joanna sedang makan siang bersama Niana. Karena anak itu sedang main di Bandung bersama Yena dan Intan. Sekaligus ingin melepas rindu dengan ibunya. Karena selama satu bulan ini Joanna tidak pernah pulang.

"Bagaimana rasanya tinggal dengan Papa selama satu bulan?"

"Not bad. Papa bisa masak dan bersih-bersih juga. Tapi kadang berisik. Suka main game dia. Mentang-mentang bisnisnya bisa tetap jalan meksi dia tidak kerja."

"Papa kerja, setiap hari dia monitor restoran lewat CCTV yang dipasang."

"Iya, sih. Tidak heran kalau layar PCnya besar. Supaya bisa dipakai main game juga."

Joanna dan Niana tertawa. Karena membayangkan bagaikan Mega yang tinggi besar masih sangat suka bermain game berjam-jam. Bahkan kerap berteriak heboh juga.

"Kemarin aku pulang, Ma. Mau ambil baju diantar Papa. Aku lihat Papi masak sendirian. Jadi Papa bantu dan kita makan malam bersama jadinya."

Joanna mengangguk saja. Seolah tidak penasaran akan apa yang Jeffrey lakukan. Padahal mereka sudah tidak saling jumpa selama satu bulan. Karena Joanna selalu mengaku sibuk saat diminta pulang.

Jeffrey juga tidak bisa berkunjung karena Joanna melarang. Sebab Joanna memang tinggal di mess karyawan yang tutup setiap jam sembilan. Sedang dia selesai kerja setiap jam setengah sembilan. Sehingga dia sudah terlalu lelah untuk menemui Jeffrey meski hanya sebentar.

Mengingat Joanna tidak memiliki hari libur. Ya, memang dihitung lembur. Namun ada beberapa pekerjaan yang dilakukan dengan sukarela. Sebab dia memang sangat berdedikasi dalam pekerjaan.

"Intan dan Yena sudah selesai potong rambut. Aku pergi sekarang, ya, Ma? Love you, Mama!"

"Dah, Sayang! Have fun, ya?"

Niana mengangguk cepat. Dia lekas menyebrang jalan. Guna menemui dua temannya. Sedangkan Joanna kembali ke tempat kerja. Sebab dia izin makan siang di luar. Karena biasanya dia makan di tempat kerja. Sebab ada yang membelikan.

10. 30 PM

Joanna sudah tiba di depan rumah. Dia menatap Jeffrey yang sudah menunggu di teras. Sebab dia sudah mengirim pesan saat akan dalam perjalanan pulang.

Sebenarnya Jeffrey berniat menjemput. Namun Joanna menolak karena Jeffrey pasti lelah tentu. Sebab dia harus melakukan berjalan enam jam jika tidak menunggu.

"Sudah makan?"

Tanya Jeffrey setelah mengambil alih koper Joanna. Lalu dibawa masuk rumah. Sebab dia tahu jika isinya agak berat.

"Sudah, tadi di jalan. Kamu?"

"Sudah juga. Aku beli iga bakar di tempat kesukaanmu. Kalau lapar, nanti aku siapkan untuk kamu."

"Thank you."

Jeffrey langsung membongkar koper Joanna di belakang. Di tempat cuci baju tentu saja. Sebab itu sudah menjadi ritual keluarga mereka jika pulang berpergian. Yaitu mencuci seluruh pakaian yang dibawa pulang. Mau itu kotor atau tidak. Karena bagi Joanna itu sama. Sama-sama kotor jika sudah masuk satu koper saja.

Setelah mesin cuci berbunyi, Jeffrey ke kamar sembari membawa koper tadi. Dia melihat Joanna yang baru saja selesai mandi. Dengan rambut basah yang digulung handuk putih.

"Kamu beli parfum baru?"

"Iya, untuk kamu. Aku ke mall dengan Rion kemarin. Aku melihat itu dan ingat kamu. Bagaimana? Suka baunya?"

Tanya Jeffrey sembari mendekat. Dia juga mulai memeluk Joanna dari belakang. Saat wanita itu menyemprotkan parfum ke tangan.

"Suka. Baunya segar. Thank you."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 22 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

NEW FAMILY [END]Where stories live. Discover now