1/1

616 52 5
                                    

Matahari sudah tinggi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Matahari sudah tinggi. Namun gadis tujuh belas tahun ini baru selesai mandi. Dia agak panik karena tidak ada yang membangunkan tadi. Padahal biasanya, si ibu akan menggedor pintu setiap jam lima pagi. Namun saat ini, dia justru terbangun karena aroma gosong yang berasal dari lantai dasar rumah ini.

"Untung semalam sudah diseterika!"

Seru Niana. Gadis yang baru saja masuk kelas dua SMA. Dia bukan murid paling pintar, bukan pula murid paling bodoh di kelas. Dia ada di tengah-tengah. Karena belajar bukan passionnya.

"Mama! Kaos kaki putihku mana? Kok di lemari tidak ada?"

Teriak Niana saat menuruni tangga. Sebab dia agak panik juga. Takut dihukum saat upacara bendera. Jika dia tidak memakai atribut lengkap.

"Coba cari di laci atas rak sepatu! Kemarin Papi lihat ada di situ."

Tanpa pikir panjang Niana langsung menuju rak sepatu. Membuka laci dan menemukan puluhan kaos kaki berada di situ. Termasuk kaos kaki putih yang bersablon nama sekolah warna niru.

"Mama ini kebiasaan! Suka sekali dia mindah-mindah barang tanpa bilang!"

Niana menggerutu. Dia mulai menyiapkan koas kaki dan sepatu di depan pintu. Agar bisa langsung dipakai dan tidak terburu-buru.

"Mama di mana, Pi?"

Niana mendekati dapur. Melihat apa yang sedang dilakukan ayahnya saat itu. Sebab dia tampak sibuk padahal sudah memakai setelan kerja di hari itu.

"Wih, nugget lagi. Tadi ada bau gosong, apa yang gosong?"

"Sssttt! Jangan bilang Mama!"

Jeffrey menunjuk tempat sampah. Membuat Niana tertawa. Sebab di sana ada tiga potong dada ayam yang berwarna hitam legam. Padahal itu adalah ayam yang ibunya marinasi semalam dan sengaja akan dipakai untuk sarapan.

"Hahahah! Hayo loh! Aku tidak ikut-ikutan!"

Goda Niana pada ayahnya. Membuat Joanna yang baru saja turun dari tangga mulai penasaran akan apa yang sedang mereka bicarakan.

"Ada apa, nih? Ada masalah apa kali ini?"

"Mama tidak mencium sesuatu?"

Joanna mulai mendekati Jeffrey. Lalu mengendus punggung pria ini. Kemudian berpindah pada tempat sampah yang ada di samping kiri.

"Ya Tuhan! Bisa-bisanya! Kok bisa hitam legam seperti itu kamu apakan? Kamu cat, kah?"

"Hehehe, tadi aku tinggal untuk memanaskan mobil sebentar. Sorry, Sayang. Ini sudah aku gorengkan nugget ayam. Sama-sama protein juga."

Joanna menggeleng pelan. Lalu bersiap sarapan bersama Niana. Sedangkan Jeffrey mulai meletakkan nugget ayam yang baru saja matang di atas meja.

"Nanti jam sepuluh Mama jemput, untuk foto KTP. Papi sudah izin wali kelasmu kemarin."

NEW FAMILY [END]Where stories live. Discover now