7/7

163 29 0
                                    

Lima bulan kemudian.

Joanna menyiapkan baju ganti Jeffrey setiap pagi. Karena dia hanya akan pulang saat pagi. Sarapan juga tidak sama sekali. Karena tidak ada waktu. Mengingat dia harus mengantar Rion sekolah terlebih dahulu.

"Ma, aku berangkat sekarang."

"Iya, Sayang. Hati-hati!"

Selama lima bulan ini Niana selalu berangkat dan pulang sekolah naik ojek online. Dia juga hampir tidak pernah bertemu Jeffrey selama lima bulan ini. Sebab pria itu hanya di rumah untuk ganti. Saat libur juga dia selalu istirahat di rumah sang mantan istri. Karena sekalian mengawasi Rion belajar dan menemani bermain.

"Ma?"

"Iya, Sayang?"

"Kalau dipikir-pikir, Papi ini agak menyebalkan juga. Dia hanya menganggap kita sebagai terminal saja. Sedangkan rumahnya ada di sana. Aku lelah melihat Mama yang terus menyiapkan bajunya dan membuat bekal sarapan juga. Ya Tuhan! Benar-benar menyebalkan. Rion itu sudah besar! Sebentar lagi masuk SMA! Bisa-bisa masih diantar jemput seperti anak TK!"

"Niana..."

"Kenapa? Aku benar, kan? Jujur saja, selama lima bulan ini Mama diam karena menjaga perasaannya, kan? Tapi apa dia menjaga perasaan kita? Perasaan Mama? Setiap malam Mama pasti gelisah. Selalu bertanya-tanya dia sedang apa. Apakah sudah makan? Sudah tidur, kah? Atau justru dia sedang berduaan dengan mantan istrinya yang tukang selingkuh———"

"Papi minta maaf."

Niana langsung menolehkan kepala. Menatap Jeffrey yang sudah berada di belakangnya. Karena seperti biasa dia hanya akan datang saat pagi saja.

"Maaf Papi tidak akan merubah apa-apa!"

Seru Niana sebelum pergi. Dia benar-benar kesal pada Jeffrey. Karena telah membuat ibunya sedih.

"Sayang, aku minta maaf."

"Its okay, aku tidak apa-apa. Niana sedang datang bulan. Dia lebih sensitif dari biasanya. Ini baju gantimu. Aku turun."

Setibanya di dapur, Joanna menangis sembari mencuci piring. Sebab apa yang dikatakan anaknya tadi benar sekali. Bahwa dia kerap merasa sedih di malam hari. Karena ditinggal selama lima bulan lebih.

Joanna terlalu takut untuk menegur Jeffrey. Karena apa yang dilakukan adalah demi Rion, anak kandungnya sendiri. Anak laki-laki yang tentu akan menjadi penerus keluarga pria ini. Tidak heran jika dia begitu diperlakukan secara hati-hati. Karena dia tidak hanya harus diantar dan dijemput setiap hari. Namun makanan, jam belajar dan istrihat juga diperhatikan sekali.

"Aku sudah siap."

Joanna bergegas mencuci tangan. Lalu menyeka air mata dengan lengan kemeja. Sebab dia tidak ingin ketahuan sedang menangis sekarang.

"Besok aku akan tidur di rumah. Rosa sudah bisa berjalan. Tapi Rion ingin aku menginap nanti malam."

"It's okay!"

Jeffrey melirik Joanna yang mulai duduk di kursi penumpang. Dia diam saja. Tidak seperti biasa yang kerap bertanya akan berbagai kegiatannya di rumah Rosa.

Tbc...

NEW FAMILY [END]Where stories live. Discover now