3/3

189 32 1
                                    


Hari jum'at tiba. Jeffrey mengantar istri dan anaknya ke bandara. Di sana dia juga bertemu Mega. Karena mereka memang janjian di sana. Padahal Mega juga bisa saja menjemput di rumah.

"Thank you, Jeff! Ayo!"

Jeffrey mengangguk singkat. Lalu melambaikan tangan pada anak dan istrinya. Karena pesawat mereka sudah tiba.

"Lucu sekali."

Jeffrey tersenyum kecil. Dia merasa cemburu saat ini. Namun tidak mungkin dia melarang karena pasti akan membuat Niana sedih.

Sebelum benar-benar pergi, Jeffrey melihat Joanna yang menoleh sembari melambaikan tangan sebelum berbelok ke arah kiri. Membuat Jeffrey ikut melambaikan tangan saat ini. Sembari tersenyum getir karena merasa sedih.

Joanna dan Jeffrey baru menikah tujuh tahun. Namun mereka sudah lama mengenal bahkan saat Niana masih berumur lima tahun. Saat Mega terjerat kasus penipuan dan terancam akan dipenjara selama empat tahun.

Jeffrey dan Joanna saling mengenal dari sana. Saat Joanna yang butuh pengacara untuk suaminya mendatangi firma hukum yang ada di depan toko tempatnya bekerja.

Saat itu baru ada beberapa pekerja saja, sehingga Joanna berkesempatan berbicara langsung dengan si pemilik firma saat pertama kali datang. Iya, Jeffrey pemiliknya. Karena dibantu oleh orang tua sebagai sponsornya.

Jeffrey yang memang pernah beberapa kali berpapasan dengan Joanna di kafe samping kantor tentu iba. Dia bahkan memegang sendiri kasus Mega. Serta saat perceraian juga. Karena Mega yang memang terbukti bersalah harus dihukum sesuai tuntutan.

Joanna jelas kecewa. Karena tidak menyangka jika suaminya telah menipu orang. Merugikan orang dan memberikan uang haram setiap bulan.

Sejak saat itu mereka mulai dekat. Karena mereka sama-sama orang tua tunggal. Mengingat Jeffrey dan Rosa sudah bercerai terlebih dahulu dari Joanna. Sehingga tidak akan ada yang dirugikan dalam hubungan mereka.

Bertahun-tahun mereka dekat. Hingga akhirnya menikah. Setalah sama-sama yakin untuk menghabiskan sisa hidup bersama.

"Tidak apa-apa! Hanya tiga hari saja!"

Jeffrey pulang dalam perasaan hampa. Karena dia jelas akan merasa kesepian. Sebab di rumah tidak ada siapa-siapa.

"Nanti sore aku ke rumah Rosa. Sekarang aku tidur saja."

Setengah jam kemudian Jeffrey tiba di rumah. Dia langsung tidur di ruang tengah. Sembari menonton film aksi yang akhirnya menonton dirinya.

TENG.... TENG...

Jeffrey terbangun saat mendengar bel berbunyi kencang. Dia melihat jam dinding yang ayng ternyata sudah menunjukkan waktu pukul enam. padahal dia tidur sekitar jam sembilan.

"Mama? Kenapa tiba-tiba datang? Ada apa?"

Jeffrey terkejut saya melihat ibunya datang. Wanita bernama Jessica itu membawa banyak makanan. Karena dia baru saja pulang dari Singapura untuk menghadiri acara pernikahan anak temannya.

"Mama bawa makanan. Rion dan Rosa sudah Mama bagi. Ini untuk kamu dan———kok sepi? Di mana Joanna? Niana?"

"Ke Bali. Baru saja berangkat tadi pagi."

"Berdua saja? Ada acara apa? Kenapa kamu tidak diajak?"

Tanya Jessica penasaran. Membuat Jeffrey bingung ingin berkata apa. Sebab ibunya belum tahu jika Joanna dan Niana sering liburan bersama Mega. Bertiga saja. Untuk quality time bersama. Sama seperti dia saat dengan Rion dan Rosa.

"Jangan bilang dengan mantan suaminya? Iya?"

Jeffrey mengangguk singkat. Membuat Jessica mulai memegangi dada. Sebab dia jelas tidak suka jika hal ini dilakukan.

"Ya Tuhan, Jeffrey! Kenapa kamu izinkan? Kenapa kamu tidak ikut saja? Ini bahaya! Kamu tdiak takut mereka ada apa-apa?"

"Ma, jangan berlebihan. Aku dan Rosa juga sering liburan bersama. Kalau aku melarang, Joanna berhak melarangku juga. Sedangkan Rio suka jalan-jalan."

"Tapi ini berbeda, Jeffrey! Mereka berpisah bukan karena ada masalah besar seperti perselingkuhan atau hal fatal yang lain! Tapi karena dia terbukti pernah melakukan penipuan seperti yang kamu bilang! Bisa saja mereka masih ada perasaan dan akhirnya———ah! Mama tidak bisa membayangkan!"

"Penipuan masalah besar bagi Joanna. Kalau tidak, kenapa dia mau berpisah? Sudah, lah. Mama tenang saja. Semuanya akan baik-baik saja. Mereka selalu pesan satu kamar supaya bisa tidur bertiga. Supaya———"

"Supaya ada anak yang mengawasi, iya? Sama seperti apa yang kamu lakukan saat liburan dengan Rion dan Rosa? Jeffrey, Mama percaya tidak akan ada apa-apa jika itu kamu dan Rosa. Tapi tidak dengan Joanna dan mantan suaminya! Kalian benar-benar gila!"

Jessica langsung pergi dari sana. Dia pulang karena merasa sakit kepala. Membuat Jeffrey hanya bungkam dan mengantar sampai gerbang.

Jeffrey kembali masuk rumah. Lalu melakukan panggilan video dengan Joanna. Karena ingin tahu dia sedang apa. Sebab hatinya agak mengganjal juga setelah mendapat omelan ibunya.

"Halo? Sayang, sedang apa? Di hotel, ya?"

Tanya Jeffrey saat panggilan video diangkat. Dia melihat Joanna sedang duduk di tepi ranjang. Sembari membersihkan wajah dengan kapas.

Sedang bersih-bersih. Kita baru pulang dari pantai. Kamu masih di rumah? Tidak jadi ke rumah Rosa? Rion bagaimana?

"Besok pagi saja aku ke sana. Aku ketiduran, baru bangun ini. Kalian mau makan malam di mana? Mama tadi datang, aku dibawakan banyak makanan."

Wah, enak tuh! Pesan gofood. Capek seharian di luar. Niana sedang ambil di bawah.

"Jadi kalian berdua saja di kamar? Mega sedang apa?"

Iya. Mandi dia.

Joanna mulai meletakkan ponsel di atas meja. Sebab dia akan membongkar koper yang ada di samping meja. Hingga layar menampilkan Mega yang keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit pinggang.

Hal itu jelas membuat Jeffrey merasa terbakar. Dia cemburu sekarang. Hingga berniat menyusul ke Bali saat ini juga.

Tbc...

NEW FAMILY [END]Where stories live. Discover now