4/4

177 28 1
                                    


Niana selesai mandi. Dia melihat orang tuanya sedang berbincang di balkon sembari berdiri. Karena mereka baru saja selesai makan dan tidak mungkin langsung rebahan saat ini.

"Jeffrey yang urus berkasnya. Aku yang antar foto Niana."

"Aku senang kamu menikah dengan pria baik. Pria yang tidak hanya mau kamu, tapi juga anakmu."

"Thank you, Jeffrey pasti senang mendengar itu."

Mereka terkekeh pelan. Membuat Niana tang sejak tadi menguping di belakang langsung mendekat. Lalu memeluk mereka di tengah-tengah.

"Besok jadinya ke mana? Malam ini serius kita hanya di kamar saja? Aku sudah punya KTP sekarang. Sudah legal masuk kelab."

Joanna dan Mega saling tatap. Dengan pupil yang membesar. Sebab terkejut tentu saja. Sebab Niana yang selama ini dianggap manis ternyata agak nakal.

"Ayo, lah! Katanya kalian bukan tiger parents? Aku penasaran sekali dengan isi kelab. Bukannya akan lebih aman kalau Mama dan Papa yang membawaku ke sana untuk yang pertama kalinya?"

"Niana, den———"

"Oke, tidak masalah. Kita berangkat sekarang!"

Mega terkejut saat mendengar ucapan Joanna. Sebab setahunya, wanita itu agak tradisional dan kurang suka hingar bingar dunia malam. Namun sekarang, dia justru dengan mudah mengiyakan.

"YEAY!!! I LOVE YOU, MA!"

Niana tampak begitu bahagia. Dia sangat senang karena akhirnya bisa mencentang salah satu bucket list terbesarnya. Yaitu dugem bersama orang tuanya.

Setibanya di kelab, Joanna dan Mega duduk di sofa yang sudah dipesan. Mereka tengah mengawasi Niana yang sedang berada di lantai dansa. Berjoget sesuai irama musik yang didengar dan sesekali melirik ke arah mereka.

"Dia terlihat senang sekali."

Joanna mengangguk kecil. Karena kebahagiaan Niana adalah prioritasnya saat ini. Mengingat dia sudah memutuskan untuk tidak memiliki anak lagi.

"Siapa? Suamimu?"

Tanya Mega saat ponsel Joanna bergetar. Membuat wanita itu lekas mengangkat ponselnya dari atas meja. Kemudian dicek ada apa.

"Iya, aku keluar sebentar."

Mega mengangguk singkat. Lalu kembali mengawasi Niana. Sebab anak itu mulai berkenalan dengan pria saat atensinya sedikit teralihkan.

Di luar, Joanna langsung menelepon Jeffrey. Sebab pria itu baru saja mengirim foto saat dirinya tengah berbaring dengan wajah pucat dan mata merah seperti sedang sakit.

"Kamu sakit?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kamu sakit?"

Tidak. Aku hanya bosan. Tidak ada kegiatan. Kata Rosa, Rion sibuk sekarang. Jadi mungkin, besok aku tidak bisa bertemu dia.

"Tapi wajahmu pucat dan matamu merah. Sudah makan?"

Sudah. Tunggu, kamu di mana sekarang? Itu kamu pakai baju Niana?

"Di luar kelab. Iya, pakai baju Niana. Dia tiba-tiba ingin masuk kelab karena sudah legal. Jadi aku dan Mega membawanya ke sana. Karena aku tidak bawa baju yang you know lah, jadinya aku pakai baju Niana."

Wah, pasti menyenangkan. Aku akan melakukan itu juga saat Rion sudah legal.

"Ya, kamu harus lakukan. Sekarang sedang apa? Kamu tidak ada teman yang bisa diajak keluar?

Tidak ada, sepertinya. Malas juga kalau harus chat mereka. Kalau aku menyusul, kira-kira kamu keberatan?

"Menyusul? Ke sini?"

Iya.

"Kalau aku tentu tidak. Tapi mungkin Niana akan kesal dan Mega akan merasa tidak nyaman."

Alright. Kalau begitu tidak apa-apa. Aku hanya tanya saja. Tidak ada niatan menyusul kalian.

"Sorry, Sayang. Aku janji minggu depan aku akan di rumah saja."

Alright. Have fun and see you soon!

Setelah telepon dimatikan, Joanna kembali memasuki kelab. Dia melihat Mega dan Niana yang bersiap pulang. Karena gadis itu mengaku pusing sebab musik terlalu kencang.

Tiga hari kemudian.

Hari ini hari senin. Joanna yang baru tiba jam empat tentu tidak bisa kembali tidur meski jam tujuh harus kerja. Karena dia hanya memiliki libur tiga hari saja.

"Papi di mana?"

Tanya Niana yang baru saja menuju ruang makan. Dia melihat dua mangkuk bubur ayam yang terlihat enak. Karena ibunya yang memasak.

"Di kamar. Papi sakit, tidak kerja hari ini. Nanti pulang sekolah langsung ke rumah, ya? Mama pulang sore soalnya."

"Iya. Sakit apa? Sudah ke dokter?"

"Sudah. Asam lambungnya naik. Mungkin gara-gara makannya tidak teratur sejak kita liburan. Ditambah stress karena pekerjaan."

"Ohhh, GWS untuk Papi."

Joanna terkekeh pelan. Lalu ikut sarapan bersama Niana. Karena Jeffrey sudah sarapan lebih awal. Sudah minum obat juga.

Selesai sarapan, Joanna kembali ke kamar untuk berpamitan. Bersama Niana juga. Karena dia harus salim dengan si ayah. Serta mengucapkan cepat sembuh juga.

"Cepat sembuh, Papi!"

"Thank you, Sayang!"

Niana mengangguk singkat. Lalu keluar kamar. Sebab dia tahu jika orang tuanya butuh berduaan sebentar.

"Aku pulang sore. Makan siang sudah aku siapkan di dapur. Camilan dan air minum sudah ada di sampingmu. Kalau ada apa-apa hubungi aku."

Joanna mengecup pipi Jeffrey. Membuat pria itu tersenyum kecil. Lalu membalas dengan kecupan di bibir.

"Thank, you."

Joanna mengangguk kecil. Lalu pamit pergi. Mengantar Niana Sekolah dan kerja dengan mobil Jeffrey. Sebab dia sudah pandai menyetir dan juga memiliki SIM.

Jeffrey memejamkan mata saat ini. Dia merasa bahagia sekali. Sebab telah diperhatikan seperti ini. Oleh wanita yang dicintai.

Namun saat akan memejamkan mata, ponsel Jeffrey berdering. Ada telepon masuk dari Ethan, temannya. dia mengatakan jika Rosa sedang mengalami kecelakaan lalu lintas saat mengantar Rion sekolah.

Tanpa pikir panjang, Jeffrey bangkit dari ranjang. Dia langsung meminta Joanna dan Niana turun saat itu juga. Sebab lokasi kecelakaan Rosa berlawanan arah dengan mereka.

"Rosa dan Rion kecelakaan! Kalian naik taksi saja!"

Joanna yang akan menghidupkan mesin terkejut. Sedangkan Niana bergegas turun. Hingga lupa jika buku gambarnya tertinggal di mobil itu.

Tbc...

NEW FAMILY [END]Where stories live. Discover now