|3|

106 17 0
                                    

Ini dimana?

Pertamakalinya aku tersadar dan berada dikengkungan pria berotot.

Tapi tunggu dulu. Siapa Pria ini? Kenapa tiba-tiba aku ada disini? Bukankah aku terjatuh dari gedung sekolah hingga kemungkinan saat itu aku meninggal. Apa aku masih hidup disini?

Pria itu tertidur dengan sangat pulas. Wajahnya yang tampan dan mempesona, kedua lengan nya yang kekar disertai perut six pack nya. Aku tidak tahu siapa pria ini? Mengapa bisa aku ada disini bersama dengan pria itu.

Sedang apa aku disini? Apa aku melakukan hal yang aneh-aneh kemarin malam. Tidak, apakah ini mimpi?

Mataku terus memfokuskan wajah pria tampan yang sedang tertidur itu.

Dia terbangun. Kedua matanya yang terpenjam kini terbuka secara perlahan, warna mata Hazel itu terbuka, aku jelas sangat terkejut ketika pria itu barusan saja bangun.

Matanya yang indah menatapku sekarang juga, tatapan lemah yang dikarenakan dia baru saja bangun tidur, “Helena..” panggilnya dengan suara lirih.

Dia juga mengetahui nama ku.

Aku hanya diam saja tidak menjawab. Mencoba mencerna tentang apa yang terjadi dengan kejadian barusan.

“kenapa kau diam saja sayang...”

Kata tambahan diakhir kalimat yang membuatku sukses merasa jijik, pasalnya siapa dia dan berani sekali ia menyebutkan kata 'sayang' yang jelas-jelas bukan orang dikenalnya.

Karena tak ada jawaban dari ku yang mana pria asing itu mengecup keningku. Posisi kami berdua berdekatan bahkan saling berpelukan. Ini jelas membuatku bertambah semakin jijik.

“masih lemas ya nak hmm... kalau Helena ingin tidur lagi tidak apa-apa. Ini kan hari Minggu” dia kembali mengecup tapi hanya dibagian pipi kanan, “papa mau masak dulu”

Setelah berkata begitu kemudian dia duduk sebentar diatas kasur untuk mengumpulkan setengah nyawanya yang tertinggal disana. Nafasnya naik turun, kedua netra Hazel terpenjam kembali sehingga ia pun berdiri meninggalkan ku sendirian di dalam kamar.

Apa jangan-jangan pria itu merupakan ayah ku disini. Dari awal memang sudah aneh dimana tiba-tiba ada disini hingga kemudian ia terbangun mulai bertanya menambahi kata sayang di akhir kalimat, senyumanya yang manis, dan mengecup kening dan pipi kanan.

Fakta yang seharusnya kusadari tadi adalah ketika aku beranjak dari tempat tidur dan mencari petunjuk mengapa bisa aku ada disini. Saat aku bercermin didepan lemari hal yang mengejutkan adalah dimana tubuhku yang mengecil. Aku ini tinggi, bahkan tinggi badanku hampir menyamai tinggi badan Mama tapi disini mengapa aku bisa menjadi kecil.

Kebetulan disebuah meja dengan tumpukan Map di setiap warna yang berbeda terdapat sebuah kalender bisa ku lihat. Tertulis bahwa tahun dari kalender tersebut adalah 2012.

Demi Tuhan. Ini dua belas tahun yang lalu. Aku tidak mengerti, apa aku ini kembali ke masalalu dimana pada saat aku masih kecil? Melihat postur tubuhku yang pendek dan kecil ketika mencoba bersuara terdapat perbedaan antara aku yang dulu dan juga aku yang sekarang.

Suara yang imut tanpa dibuat-buat, kembali dalam tubuh saat masih aku kecil. Keinginan yang ingin ku wujudkan dari dulu adalah kembali ke masa kecil. Kembali kemasa kecil namun menjadi anak dari orang lain.

Aku adalah anak dari pria itu. Pertamakali melihat wajahnya adalah saat ia masih dalam keadaan tertidur. Wajahnya yang tampan membuatku terpana akan ketampanan ayahku sendiri. Mengingat persis wajah pria itu dan kalau diperhatikan aku ini sedikit mirip dengan nya.

PAPA {HANEISHI}Where stories live. Discover now