Sing menghela napas. Meski dia heran dengan sikap posesif Leo, namun bagaimana pun Sing adalah seorang kakak yang juga menyayangi adiknya, sehingga ia pun memilih untuk mengalah dan memahami adiknya.

"Oke, baiklah, kalau begitu kita pulang sekarang," ucap Sing akhirnya.

"Sing!" Namun tiba-tiba Zayyan menahan tangan Sing yang baru saja hendak mengemudikan mobilnya.

"Apa, chagi?"

"Sebelum pulang, kita selfie pakai kamera ponsel kita aja yuk!" Ucap Zayyan demi mengobati kekecewaan Sing. Meskipun tadi mereka juga sudah beberapa kali berselfie bersama saat masih berada di area sungai Han.

Akhirnya mereka berdua pun berselfie lagi di dalam mobil dengan pose-pose mesra. Ada pose di mana Sing memeluk Zayyan dari belakang, ada pose saat Sing mencium pipi Zayyan, dan juga ada pose di mana Zayyan yang mencium pipi Sing.

Setelah puas berselfie ria, akhirnya mereka berdua pun memutuskan untuk kembali pulang.

***

Di kediaman keluarga Kim...

"Beomsoo-yaa, kenapa kau tidak mau di rawat di rumah sakit saja, di sana kan peralatannya jauh lebih lengkap ketimbang di rumah?" Tanya Hyunsik.

"Aku tidak betah kalau harus tinggal di rumah sakit dalam waktu lama, makanya aku lebih memilih untuk dirawat di rumah saja. Lagi pula setiap tiga hari sekali, selalu ada dokter yang mengontrol kondisi kesehatanku. Dan setiap pagi juga ada suster yang akan datang merawatku dan mengganti cairan infusku jika sudah habis. Jadi aku tak perlu khawatir," terang Beomsoo.

"Tapi jika terjadi sesuatu, maaf...maksudku jika tiba-tiba kau mengalami kritis, maka kau harus menempuh perjalanan dulu ke rumah sakit dan itu akan memakan waktu, sementara kau harus segera ditangani dengan peralatan yang lengkap. Bukankah itu bisa berbahaya untukmu?"

Beomsoo tampak menghela napas. "Aku bahkan tak pernah memikirkan hal itu, Hyunsik. Lagi pula aku juga tidak perduli, jika saat itu datang, dan jika aku tak selamat di dalam perjalanan ke rumah sakit, aku sudah pasrah. Dari pada aku hidup hanya menjadi beban bagi kedua orang tuaku, maka lebih baik jika aku pergi."

"Beomsoo-yaa!!" Sentak Hyunsik kesal. Ia tak mau Beomsoo terus mengucapkan kata-kata yang penuh keputus asaan seperti itu.

"Mianhae," lirih Beomsoo. Ia mengerti perasaan Hyunsik yang sangat mengkhawatirkannya.

"Berhentilah berkata seperti itu. Pokoknya kau harus sembuh, dan aku yakin kau akan sembuh," Hyunsik menggenggam erat sebelah tangan Beomsoo dengan mata berkaca-kaca.

"Hyunsik-ie, apakah...Dohyun tahu kalau kau datang mengunjungiku ke mari?" Tanya Beomsoo kemudian.

Hyunsik menggeleng cepat, dan segera menghapus air matanya yang sempat jatuh di pipi putihnya itu. "Tidak, dia tidak tahu. Aku sengaja tidak memberitahunya."

"Syukurlah," timpal Beomsoo lega. "Aku tahu, Dohyun pasti tidak suka jika tahu kau berada di sini bersamaku."

"Iya, kau benar, maka dari itulah aku tidak memberitahunya."

"Hyunsik-ie, apa kau tahu apa penyebab Dohyun tidak suka jika kau dekat denganku?"

Hyunsik terdiam, meski ia tahu penyebabnya, namun ia tidak yakin dengan perkiraannya sendiri.

"Hyunsik-ie, terkadang aku merasa heran, meskipun kau dan Dohyun sejak kecil sering tidak akur, tapi mengapa sampai sekarang justru kau dan dialah yang lebih sering bertemu ketimbang dengan diriku?"

"Itu kan karena apartemen kami dekat, dan seperti yang kau tahu bahwa kami tetanggaan. Maka dari itulah kami jadi sering bertemu."

"Tapi kurasa bukan itu alasannya. Kau dan Dohyun sering bertemu, karena ada sesuatu di antara kalian."

Sweet Friend (Xodiac SingZay)Where stories live. Discover now