15-16

5.5K 412 18
                                    

Double updatee gaesss.

Pada senang nggak nih??

Harusnya senang dong yaa!

Rembulan berjalan mendekati Sinta dan Seno dengan langkah yang di buat percaya diri. Aslinya ia sangat gugup bisa berdekatan begini sebenarnya dengan sosok laki-laki yang membuat nya hadir di dunia ini. Namun tiba-tiba percikan rasa benci itu kembali hadir saat mengingat kalau Laras anak Seno.

"Mba Sinta ada apa?" Rembulan menyilangkan tangan di dada. Ia sempat melirik Seno yang masih mengarahkan netra kepada nya.

"Bapak ini mau ketemu sama Mba Syahdu. Mba udah bilang kalau Mba Syahdu lagi nggak berada di sini."

Rembulan menyerong berdiri berhadapan dengan Seno. "Bapak ada kepentingan apa dengan pemilik toko ini?"

"Maaf saya tidak bisa memberitahu. Tapi, kalau boleh saya mau meminta nomor ponsel Syahdu."

"Nggak ada." Jawab Rembulan cepat. Seno pun menatap heran anak gadis di depan nya.

"Kamu teman nya Laras kan? Kita sempat ketemu kemaren."

"Bukan. Saya bukan teman nya. Tapi saya musuh nya." jawab Rembulan jengah.

Sudut bibir Seno tersungging dengan keberanian yang di perlihatkan oleh Rembulan.

"Ah begitu. Saya tidak menyangka kalau Laras ternyata punya musuh juga."

"Jelas. Karena anak Bapak itu seorang pembully."

Seno menghela nafas. Ia memang sudah tahu akan kenyataan tersebut. Dulu ia sering mendapat kabar kalau Laras sering berbuat ulah dan sering melakukan bullying. Tetapi ia tidak bisa berbuat banyak karena semua sudah di serahkan nya kepada Dinda.

"Bapak tahu?" Rembulan memicing. Seno pun mengangguk.

"Dan Bapak biarkan?" Rembulan menatap tidak percaya. Seno pun tersenyum kecil.

"Saya tidak pernah membiarkan yang nama nya bullying. Namun ada sesuatu yang tidak bisa saya jelaskan. Kalau begitu saya permisi. Saya akan datang kembali lain waktu."

"Tunggu!" ujar Rembulan lantang.

Seno pun membalik tubuh. "Bapak ada hubungan apa sama Bu Syahdu? Bapak teman nya?"

Seno pun tersenyum lembut. "Lebih dari itu."

Setelah nya Seno pun keluar dari  toko. Rembulan terdiam kaku di tempat nya masih menatap punggung Seno menghilang masuk ke dalam mobil sampai meninggalkan ruko ini.

Lama Rembulan menatap keluar padahal mobil Seno juga sudah pergi. Sinta pun mendadak bingung dan penasaran

"Rembulan,"

Yang di panggil pun tersentak kaget. "I...iya Mbak."

"Kamu kenapa? Kamu kenal sama Bapak tadi?"

Syahdu menatap Sinta dengan senyum lelah. "Mba, jangan bilang ke Mama kalau Bapak  tadi datang mencari nya ya."

"Lho kenapa?"

"Pokok nya jangan Mba. Udah itu aja. Aku ke atas dulu."

Sinta menatap bingung kepada Rembulan yang sudah menghilang di ujung tangga. Sinta pun mengangkat bahu nya.

"Heran." Lalu ia kembali melanjutkan pekerjaan nya yang tertunda.

Seno sudah berada di kantor nya. Ia terdiam di kursi memikirkan pertemuan dengan sosok remaja yang di temui nya di sekolah dan toko bunga milik Syahdu.

"Siapa anak itu ya. Kenapa aku merasa dekat sekali dengan nya. Kenapa aku mendadak ingin sekali memeluk nya. Kenapa keinginan itu ada begitu erat nya?"

Seno bergumam sembari memikirkan.

MAHLIGAI SYAHDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang