1

16.7K 822 22
                                    

Sinar Rembulan. Nama yang di berikan Syahdu untuk anak perempuan satu-satunya. Anak yang lucu, periang, baik dan memiliki tata krama yang baik. Namun, mempunyai mulut yang tajam dalam berucap terhadap orang-orang yang menurutnya tidak baik.

Rembu panggilan dari orang-orang terdekatnya. Saat ini ia sudah menduduki sekolah menengah pertama. Rembu tinggal bersama Mama dan neneknya. Namun dua tahun yang lalu, nenek nya di panggil oleh yang maha kuasa meninggalkan ia dan Mamanya berdua saja di muka bumi ini.

Kerabat dari pihak Mamanya ada. Namun, ia tidak akrab dengan mereka. Rembu memilih untuk tidak punya kerabat karena ia dan Mamanya selalu saja di berangi oleh mereka. Rembu pun tidak tau apa masalahnya. Bertanya pun kepada Mamanya, jawaban selalu sama, tidak tahu.

Keluarga Papanya. Entahlah. Rembu tidak tahu satu pun. Bahkan untuk bertemu dengan Laki-laki yang ikut andil dalam menghadirkan dirinya ke dunia ini saja ia tidak pernah satu kali pun selama ia hidup ini.

Pernah bertanya kepada Mama. Namun, Mama selalu berkata Papa kerja jauh.

Namun Rembu tidak percaya. Sejauh-jauh apapun orang pergi bekerja, pasti ia akan pulang sekali dua kali menengok anak dan istrinya. Rembu juga pernah memergoki Mamanya menangis tengah malam sembari memeluk Foto laki-laki yang di sebut sebagai Papanya.

Rembu anak yang cerdas dan cepat tanggap. Sejak saat itu ia hampir tidak pernah lagi bertanya tentang Papanya. Biarlah takdir yang akan mempertemukan mereka. Rembu berharap takdir itu akan cepat datang kepadanya.

" Rembu bangun, Nak! Sudah pagi, nanti kamu terlambat sekolah."

Syahdu berteriak membangun anak nya dalam rumah kecil, hangat dan sederhana.

Pagi-Pagi Syahdu sudah sibuk di dapur memasak, membersihkan rumah, dan menyiapkan bekal untuk anaknya sekolah.

Dengan pakaian power of emak-emak ia sibuk berjalan mondar mandir. Bahkan daster yang di gunakannya pun sudah tampak lusuh dan sering di pakai, sering di cuci sehingga tampak pudar. Lihat, di ketiaknya pun juga sudah sobek, namun  tetap di pakai oleh Syahdu dengan sangat amat nyaman sekali menurutnya.

Tapi, jangan salah walaupun penampilan Syahdu buluk, namun ia mempunya wajah yang sangat ayu dan manis di pandang. Syahdu masih tampak muda. Kerutan di wajah nya pun juga tidak ada, berkat ia sering menggunakan masker herbal. Apalagi kalau sudah keluar dan sedikit berdandan. Rembu dan Syahdu tidak terlihat seperti Ibu dan anak. Mereka terlihat seperti dua orang perempuan yang bersahabat.

Syahdu pandai berdandan. Namun ia hanya menggunakan skill nya itu sesekali saja jika ada kegiatan atau acara. Ia tidak suka berdandan berlebihan jika hanya di rumah saja. Pun pergi ke toko bunga miliknya sendiri ia hanya berdandan ala kadarnya saja.

" Rembuuuuu!!"

Syahdu kembali berteriak memanggil nama anaknya. Bunyi gesekan benda mengisi area dapur.

" Punya anak perempuan satu tapi susah sekali di bangunkan. Heran aku. Tidurnya benar-benar kebo!"

Syahdu mengomel sembari mencuci tangannya yang langsung di lap dengan daster yang sedang di pakainya.

Syahdu segera menuju kamar Rembulan dan membuka pintu. Syahdu menghela nafas. Anaknya masih bergelung dalam selimut. Sedangkan jarum jam sudah menunjukkan pukul enam lewat.

Syahdu mendekat dan menyibak selimut yang menghangatkan tubuh anaknya.

" Rembu bangun!"  Ujar Syahdu keras. Anaknya kalau tidak di kerasin seperti ini tidak akan bangun-bangun.

Rembu pun terusik dan merasa kedinginan. Ia mencari-cari selimut dengan mata tertutup.

Syahdu semakin geregetan. Ia membawa tubuh anaknya duduk dia atas kasur.

MAHLIGAI SYAHDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang