Jealous

758 56 17
                                    

Beware!

Adegan 18+

🔞

Tinggalkan kalau gasuka!

Aku peringatin sekali lagi, ada adegan yang tidak patut buat ditiru!

Silakan tinggalkan kalau gasuka‼️

Silakan tinggalkan kalau gasuka‼️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Mel! Mel! Argh!"

Pamela terus membuka perlahan kancing Raden dengan senyuman jailnya, bahkan gadis itu tidak sadar bahwa ia sudah berada di atas Raden yang tengah berbaring.

Hingga pandangan keduanya pun bertemu, Raden kini bisa melihat dengan jelas bola mata jernih berwarna cokelat itu.

Perlahan, tangannya menggapai pipi Pamela dan mengusap bawah matanya pelan. "Ternyata itu lo, ingatan-ingatan yang tiba-tiba muncul itu ternyata lo. Kenapa gue bisa ngelupain lo, Shura?"

Pamela menggeleng dan membalas tatapan Raden dengan dalam. "Just Pamela, oke? Namaku di sini adalah Pamela," jawab sang gadis lirih.

Raden hanya mengangguk, ia kembali menangkup pipi Pamela, kini membawa wajah gadis itu mendekat hingga ujung hidung keduanya bersentuhan. "Mata yang gak pernah berubah dari dulu, ternyata punya lo."

"Argh!"

Raden kembali mengerang kesakitan hingga membuat Pamela khawatir.

"Are you okay? Need some help? Jangan terlalu memaksa buat mengingat semuanya, Raden."

Raden menaikkan alisnya mendengar ucapan Pamela, ia pun baru sadar ternyata ada ingatan masa lalu yang hilang. Kenapa ia bisa melupakan masa lalu tentang Shura? Sebenarnya ada apa?

"Kenapa gue bisa lupa sama lo?"

Pamela tidak menjawab, gadis itu mengusap kening Raden yang berkeringat, memijatnya pelan agar rasa sakit itu hilang.

Setelah beberapa menit ruangan itu diisi keheningan, akhirnya Pamela menjawab dengan lirih, "Suatu saat nanti kamu pasti tau, jangan terlalu dipaksakan."

"Raden, please take care. Jangan sakit lagi, aku sedih." Pamela kembali berbisik lirih.

Pandangan keduanya bertemu, kini bukan Raden yang memulai, tetapi Pamela yang mulai mendekatkan wajahnya hingga ia bisa mengecup bibir Raden pelan dan berbisik dengan lembut meskipun bibir keduanya masih menempel, "Semuanya yang pertama, gak ada lelaki lain, Raden. Hanya kamu."

Raden langsung menahan tengkuk Pamela dan kembali menyatukan bibir keduanya, rasa hangat dari bibir Raden membuat Pamela semakin dimabuk kepayang.

Wanginya, serta deru napasnya yang mulai tak teratur hingga jari tangan Raden yang mengusap pipinya benar-benar membuat Pamela kehilangan akal, hingga tanpa sadar gadis itu memperdalam ciuman dengan melibatkan lidah.

RoommateWhere stories live. Discover now